3 Number One

Hari kedua setelah libur semester Kayla masih dengan berat badan yang menurutnya ideal, tapi beberapa orang bilang dia kelebihan berat badan.

Kasarnya mereka bilang, kalau Kayla gendutan. Tidak liat kalau Kayla setelah libur semester terlihat lebih bahagia dari sebelum libur. UAS benar-benar menyita pikiran dan emosi Kayla, apalagi dirumah ada babon besar yang selalu cari perhatian jika diabaikan olehnya.

Tapi Kayla senang. Karena akhirnya dia liburan ke tempat yang dia pengin sambangi, walau harus mendapat sakit pinggang. Tapi setimpal dengan apa yang ia dapat. Menghabiskan uang kekasihnya untuk belanja dan jalan-jalan ke tempat street food di Yogyakarta.

"Sekarang Mata kuliah Pak Yasa, kan?." Tanya teman pertama Kayla, Bella.

"Eh, dosennya ganteng anjir!."Timpal teman di kursi kanannya, Rasya.

"Sok tau banget lu." Balas Bella tidak percaya.

Dengan penuh emosi dan kepercayaan tingkat tinggi, Rasya menjawab lagi.

"Ih beneran kampret! Gue tau dari kating jurusan ekonomi. Gila sih, jomblo lagi!!."

"Itu kan kata kating, mana tau pas aslinya malah buriq." jawab Bella masih tidak percaya.

"Serah lu lah. Susah ngomong sama kepala batu kek lo, emosi iya yang ada."

Pada akhirnya, Rasya menyerah menjelaskan dengan wajah jengkel dia mengalah. Susah kalau teman kelas keras kepala dan bar-bar kaya Bella buat di kasih tau gosip yang baru 'katanya'.

Kalau mau menggosip dengan Bella harus valid dan menggunakan daftar isi serta surat keterangan, pasti dia mau percaya dengan cepat. Repot.

Kalau tidak, yang ada kena sembur kitanya jadi emosi karena berusaha membuat Bella percaya.

Kayla yang sedang baca buku online hanya memperhatikan, dia malas menjawabi. Biarlah mereka saja, mohon maaf, Kayla kan sudah punya kekasih.

Mas Admaja: Kamu pergi tanpa bangunin aku?.

Kayla: Makannya. Kalau istri kompromi itu diturutin, bukan malah adu jotos bibir!! Pokoknya aku nggak mau ya, hubungan kita ketahuan gara-gara kamu nurunin aku diarea kampus. Jadi aku duluan, masku sayang.

Mas Admaja: 🤧

"Kosma mana nih? Ojan, pak Yasa bakal masuk kelas kagak? Info dong."

"Masuk bre, tapi telat katanya. Gue baru dapet balesan whatsappnya."

"Bra bre bra bre, udah kek sobat ambyar aja lu. But, thanks infonya."Jawab Rasya.

Sampai kemudian seorang laki-laki berkemeja biru kotak-kotak dengan celana bahan hitam yang memperlihatkan kaki jenjang sempurna, juga suara beratnya ketika salam membuat hati hawa tenang ke alam baka, eh.

"Astagfirullah!! dewa Yunani dari mana ini?." April si penyuka mitologi langsung bersuara sambil memegang dadanya dramatis.

"Dahlah, inimah. Kita yang tidak good looking akan hilang dari pandangan kalau dosennya seperfect dan se se lainnya." Ujar salah satu teman cowok di kelas Kayla.

Yang mana, Kayla malah duduk tidak nyaman, karena, Kok, iya dosennya ganteng abis. Karismanya itu loh. Bikin anak perawan gelisah dikursi.

"Untuk sekarang kita perkenalan lebih dulu ya. Atau kalian yang tanya-tanya ke saya deh," Vokalnya mengudara, ketika beliau berdiri memasukkan tangannya kedalam saku.

Makin ganteng saja kadarnya, kalau cowok good looking masukin tangan ke saku celana.

"Gue bilang juga, pak Yasa itu ganteng mematikan. Gantengnya bikin insecure!." Bisik Rasya kepada Bella yang memandang ke depan tanpa berkedip.

Mendengar pak Yasa meminta anak kelas Kayla untuk bertanya, para kaum hawa yang paling agresif ya bun. Bagian kaum adam hanya menimpali dengan guyonan, kecuali ketika pak Yasa mengaku jika dia pernah ikut turnamen game.

Kaum adam yang paling semangat dan kaum hawa hanya menyoraki karena tidak paham. Sampai salah satu suara dari Ojan, menginterupsi kebisingan kelas dan semuanya hening.

"Bapak jomblo atau udah ada pacar?."Pertanyaan yang sangat ingin di tanyakan namun masih di tahan oleh anak kelas, terima kasih pada Ojan yang sudah berani bertanya untuk menjawab rasa ingin tahu mereka pada status sang dosen ganteng.

Anak kelas langsung diam menunggu jawaban, menanti apakah benar pak Yasa masih jomblo seperti yang dikabarkan oleh para kating.

Pak Yasa tertawa tidak menjawab, malah melempar jawabannya.

"Menurut kalian gimana? saya masih lajang atau sudah menikah?."

"Pertanyaan sulit pak," Jawab Rasya.

"Mau bilang udah nikah, tapi saya gak rela. Bilang masih lajang, tapi saya juga bukan pacar bapak." Kayla menjawab dengan senyum merekah dibibirnya.

"Halah!! Tutup panci! Kalau ngayal jangan suka ketinggian, jatuhnya sakit. Akhirannya malu-maluin." Kata Randu, teman sekelas Kayla yang suka sekali mengganggunya.

Kemudian sorakan terdengar menyoraki Kayla, tapi masa bodo. Mereka saja tidak tau kenyataannya.

"Sudah-sudah. I am married, guys. Saya sudah menikah." Jawab pak Yasa sambil mengangkat kelima jarinya dan memperlihatkan jari manis yang tersemat cincin.

avataravatar
Next chapter