16 Number Fourteen

"Kaylaaa!! Aaaahhkkk.. akhirnya lu masuk kuliah," teriak Rasya berjalan memeluk tubuh Kayla yang berbalut celana jeans longgar dan kemeja bahan jatuh berwarna nude kebesaran.

Benar-benar terlihat cupu tapi mau bagaimana lagi.

Ini pakaian yang mas suami berikan sebelum pergi kebandara menuju surabaya tadinya mas Yasa memaksa agar Kayla ikut. Sayang, ujian menghalangi mereka untuk sawadikap skidipapap.

Eh, tapi kalau dipikir-pikir. Sudah hampir dua minggu mas suami tidak meminta jatahnya seperti biasa. Yasa hanya berhenti sampai foreplay, setelahnya dia hanya menyelesaikan sendiri semuanya.

Kayla juga bingung, soalnya setelah seminggu lebih keluar dari rumah sakit. Kayla berhenti mens, kemudian keramnya juga sudah hilang hanya saja ketika dia check up. Dokter menyarankan untuk jangan ada hubungan badan sampai seminggu, tapi sudah hampir dua minggu dan suaminya sekarang malahan pergi keluar kota tanpa dirinya.

Sesuatu yang tidak mungkin, sebab Yasa setelahnya meminta Kayla datang dihari libur kuliahnya. Karena Yasa akan melakukan penelitian selama tiga minggu disana.

Baru saja Kayla digiring Rasya untuk duduk dikursi antar dirinya dan Bella, kosma kelasnya yang bernama Ojan dan paling julid jika perihal Kayla yang gendutpun nyeletuk.

"Kai, abis sakit dua minggu Situ kok makin bulat macam ikan buntal." kemudian suara tawa terdengar dari barisan laki-laki dan beberapa perempuan kelasnya yang mendengar.

Ojan tertawa culas menatap Kayla yang masa bodo, hanya mencebik selain Rasya yang sudah panas dikursi.

"Heh! Papan penggilesan, lu gak usah ngatain orang!!."

"Tau dih, parah di Ojan mah... Gak boleh gitu, papan selancar." Kata salah satu teman kelas Kayla berambut gulali.

Salah satu penyuka kpop itu, selalu bergaya nyentrik dan berbeda dari yang lain. Tapi dia tetap manis dan tau batasan jika di dalam kelas tentang hal yang dia gemari itu.

"Dih, masalah amat. Gue canda doang kali."

"Candaan lo cringe, bosquee!!"Balas Bella sambil memasukkan tangan ke kantung hoodie kebangsaannya.

Ojan belum tau saja, kalau Kayla itu tidak gendut. Lemaknya tersimpan dibagian tertentu yang hanya dia dan suaminya yang tau.

Kalau Ojan sampai tau dan melihat sendiri sudah pasti berdarah hidung sekaligus babak belur sama mas suami karena berani melihat tubuh molek nan semok istrinya. Itu milik Yasa, jangan sekali-kali lihat apalagi pegang.

Harus sopan dan jaga etika. Kalau bisa diservis akhlaknya, Rasya siap terima kok.

Sedang di kota lain, Yasa tengah fokus dalam rapat sebelum survei kembali. Bersama empat mahasiswa lainnya dia berdiskusi tentang segala masalah yang ada dikota surabaya yang akan mereka ambil sebagai judul penelitian.

Yasa memberikan masukan pada keempat mahasiswanya dalam melakukan penelitian, melalui wawancara orang-orang pribumi asli surabaya.

"Tapi pak, kadang mereka malah gak menjawab pertanyan kita. Seringnya jadi curhat dan memakan waktu," kata salah satu mahasiswanya mengeluh.

"Kalau sudah begitu, kamu ijin pamit secara sopan. Katakan kalau mau melanjutkan pencarian, mereka pahamnya jika kita ini semacam kkn. Maka iyakan saja seperti bahasa mereka agar paham, karena penelitian atau riset masih awam di telinga mereka."Jelasnya sambil melihat jurnal referensi yang dia print.

.

.

Kayla: Mas udah makan?

Kayla menunggu balasan pesan sambil menyuapkan sate ayam beserta lontongnya, dia tengah menanyai kabar suaminya. Dia cukup khawatir sama bayi besarnya, apa mas suami makan teratur? apa mas suami tidur teratur dan apa mas suami minum obatnya dengan benar.

Uh, apalagi memikirkan jika ada empat mahasiswa yang dua diantaranya wanita yang lumayan cantik. Tinggi, putih dan manis. Sudah seperti lambang kecantikan versi orang Indonesia kebanyakan.

Kayla jadi gelisah, galau, merana, memikirkannya pemirsa.

Kayla: Massss!!:(

Kayla: Mas ganteng. Mas suami.

Kayla: Suamiku masih bernapas gak sih:'((

Kayla: Akhir pekan aku gak jadi ke Surabaya!!

Kayla: TITIK!! Pake K bukan T

Kayla taruh ponselnya kesal kedalam tas setelah dia membuat settign ponsel menjadi silent, biarkan jika nanti suaminya menelpon. Pikiran seorang wanita seperti Kayla jadi bercabang kemana-mana, gimana kalau misalkan mahasiswa ini merayu suaminya.

Bukan, bukan berarti Kayla tidak mempercayai mas suami, ya kali suami bucin begitu bisa mendua. Cuman, Kayla tidak dapat mempercayai mahasiswa kakak tingkatnya ini.

Ka Sunny ini pernah tersandung isu jika dia menembak mas suami, walau tidak ada konfirmasi. Dan suaminya juga ketika ditanya menjawab tidak pernah ada yang mengakui cinta. Kayla tetap gelisah, kawan. Ini intuisi seorang istri saja, bukan suudzon.

"Kenapa dah? bete banget muka."Tanya Bella yang tengah menikmati soto lamongan miliknya.

Kantin kampus sedang ramai-ramainya, tapi memang selalu ramai sih. Kayla suka malas datang ke kantin jika tidak diajak oleh Bella dan Rasya yang tebar pesona mencari mangsa, siapa tau dapet orang kokay buat membelikan dia skincare.

Rasya itu pecinta skincare banget, Kayla tidak akan banyak tau jika Rasya tidak sering mengajaknya untuk shopping skincare maupun make up.

.

.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK UNTUK MENDUKUNG CERITAKU^^

KALIAN BISA MEMBERIKAN POWERSTONE PADAKU^^

TERIMA KASIH BANYAKKK

.

Plagiat silakan angkat kaki kalian dari cerita saya!!!

√ Hak cipta cerita ini di lindungi oleh undang-undang!!

Ini karya asli saya. Jadi jika ada tulisan yang sama seperti ini. Berarti dia mengambil cerita saya.!!!

Sebab ini berasal dari otak dan pikiran saya!!!

Tolong katakan atau hubungi saya jika ada cerita yang sama persis seperti cerita saya. Karena, walau saya penulis baru. Saya tetap menulis cerita dari pikiran saya yang rumit tanpa mau susah-susah plagiat karya orang.

[karena saya masih mampu membuat karya sendiri]

avataravatar
Next chapter