1 Chapter 1 : Why can't i be happy?

****

Bintang yang berkelap-kelip menghiasi langit malam, cahaya bulan yang menyinari malam yang gelap , dan lampu-lampu yang menyinari sudut-sudut kota. Bagaimana bisa seindah ini?

Yang ku rasakan sekarang adalah ketenangan dan kebebasan yang sudah lama tidak ku rasakan , akhirnya aku dapat merasakan kebebasan ini.

Tetapi mengapa aku tetap saja tidak dapat merasakan kebahagiaan? Meskipun aku sudah menemukan kebebasan ini.... Aku sudah tidak tahan lagi!!!

Dari atas gedung ini terlihat keindahan kota yang dihiasi cahaya lampu pada malam hari ini . Aku melangkahkan kakiku dan melewati pagar pembatas gedung tanpa keraguan sedikitpun...

Saat aku berusia 5 tahun , semua kebahagiaan telah di renggut paksa dariku. Semenjak Mama,Papa, dan Kakak meninggal , kehidupanku perlahan mulai berubah. Aku tidak bisa merasakan kebahagiaan lagi..

Semenjak mereka meninggal kan ku , aku di urus oleh keluarga bibiku.

Bibiku selalu menyalahkanku atas kematian keluargaku, ia selalu berkata "Dasar anak tidak tahu diri, andai saja kau tidak pernah lahir , mungkin...mereka tidak akan meninggal" ia berkata seperti itu sambil menamparku dengan sangat keras.

Semua keluarnganya juga berperilaku kasar padaku. Saat aku berusia 10 tahun mereka memaksaku untuk bekerja sementara mereka hanya bersantai di rumah .

Tidak hanya keluarga bibiku yang memperlakukanku dengan kasar , tetapi semua teman sekelasku juga sama saja .

Tetapi aku sudah terbiasa dengan perlakuan mereka , kata-kata kasar , ejekan-ejekan yang mereka lontarkan kepadaku , tatapan tajam yang mereka perlihatkan padaku. Bahkan orang yang aku suka , ia juga mempunyai tatapan yang sangat tajam kepadaku, seakan ia sangat membenciku...

Tatapan yang sangat tajam mereka itu membuatku sangat muak dan membuatku mempunyai rasa takut yang sangat luar biasa dengan tatapan tajam seseorang .

Untuk mencegah ketakutanku itu, aku selalu membawa pil penenang di manapun aku berada dan menghabiskan waktuku untuk membaca di perpustakaan sekolah.

~~~~

Aku mempunyai seekor teman kecil yang menemaniku saat sedang sedih, dan saat ketakutanku menyerang , teman kecil itu adalah Yena.

Yena adalah anjing kecil yang di buang oleh majikannya saat hujan yang sangat deras dulu. Saat itu aku dapat merasakan perasaan Yena yang di buang oleh majikannya sendiri .

Dan tanpa berfikir panjang aku menyelamatkannya dan merawatnya. Saat itu dari wajahnya ia terlihat sangat ketakutan bahkan ia terlihat sangat sangat sedih. Tetapi sekarang anjing kecil itu sudah tumbuh menjadi anjing yang periang , dan selalu bersemangat, Meskipun tetap sama saja aku masih tidak dapat merasakan kebahagiian , tetapi setidaknya aku mempunyai teman kecil yang menemaniku sekarang.

Hari ini adalah hari yang sangat berat dari biasanya , semua orang di kelasku , orang yang kusukai , bahkan ibu guru yang biasanya membelaku karena ia tahu bagaimana memperlakuan dan menyalahkanku atas segala hal yang terjadi. Tapi sekarang ia juga sama seperti yang lain , ia jadi menyalahkanku atas barang hilang di kelasku , bahkan ia berbicara padaku dengan tatapan yang sanagat tajam dan berkata.

Guru : "Amelia , mengakulah dan ibu akan memaafkanmu!!".

Aku tidak tau apa yang terjadi padanya sehingga ia berubah seperti itu. Bahkan aku tidak mempercayai apa yang ku dengar barusan.

Amelia : "bahkan ibu juga lebih mempercayai mereka, dibandingkan denganku".

Dan saat itu juga ketakutanku akhirnya menyerangku , aku tidak dapat menahannya lebih lama lagi. Aku berlari keluar kelas , dan tanpa ku sadari kakiku membawaku kembali ke rumah.

Aku tidak tahu mengapa, tetapi pikiranku mengarah ke Yena, apakah sesuatu yang buruk terjadi padanya? Saat sampai ke halaman belakang aku menemukan Yena .

Anjing yang biasanya selalu menyambut kepulanganku , kini ia tergeletak bersimbah darah, bersamaan dengan kayu tebangan paman yang menimpanya.

Saat aku memegang dadanya , jantungnya tidak berdetak lagi , saat aku memegang hidungnya ia tidak bernapas lagi. Rasa nya aku sangat hancur , aku menangis sangat kuat saat itu juga .

Paman yang melihatku menangis ia terlihat sangat terganggu dan berkata.

Paman : "Hey, kau terlalu berisik... Bahkan hanya karena masalah kecil seperti ini saja kau menangis dengan sangat keras".

Aku tidak terlalu memperdulikan perkataannya sama sekali . Mendengar keributan yang di buat oleh paman , bibi pun keluar dengan wajahnya yang terlihat marah dan terganggu.

Bibi : "kenapa berisik sekali sih?? Ada keributan apa di sini?"...

Aku tidak terlalu mendengarkan dan memperdulikan percakapan mereka karena saat itu pikiranku hanya berfokus kepada Yena....Tetapi ada perkataan yang keluar dari mulut mereka yang membuat ku sangat hancur...

Paman : "Dasar anjing bodoh padahal sudah ku suruh pergi , tapi dia masih saja mengikutiku , tanggung sendiri kan akibatnya karena tidak mendengarkan perkataan ku!!"

Bibi : " Benar. Mau di lihat bagaimanapun dia memang mirip dengan majikannya , memang pantas untuk di buang dan memang pantas untuk mati!!! ".

Mendengar perkataan mereka itu... Membuatku sangat marah, perasaanku hancur dan aku tidak dapat berfikir jernih lagi. Tanpa berfikir panjang aku menghapus air mataku dan berdiri.

Amelia : " Sudah cukup!! Kalian boleh menghinaku tapi jangan menghina Yena ku , kalian benar-benar sangat berhati dingin!!! kalian bahkan tidak merasa bersalah sedikitpun!!"....

Saat itu setelah mendengar perkataanku bibi terlihat sangat marah dan kemudian ia menamparku dengan sangat keras di pipiku .

Bibi : " Dasar anak tidak tahu diri , kau lupa siapa yang membesarkanmu? Berani sekali kau membentak paman dan bibimu ini?! Seharusnya kau bersyukur aku tidak mengirim mu masuk ke panti asuhan!! Kau lupa? Kau lah yang menyebabkan keluargamu meninggal!!"

Rasanya hati ku sudah sangat hancur sekarang.

Amelia : " Mengapa?...Mengapa kau selalu menyalahkanku atas kematian mereka?"

Bibi : " mengapa? Kau tanya mengapa?? Bukannya sudah jelas kau lah yang menyebabkan mereka meninggal , kalau saja waktu itu kau tidak bersikeras ingin pergi mengunjungi makam nenekmu , mungkin hal ini tidak akan terjadi!!! "

Amelia : (air mataku tidak bisa ku bendung lagi) kau benar bibi ,ini semua salahku dan seandainya saja aku tidak di lahirkan di dunia ini , maka mereka tidak akan meninggal...

Aku tidak tahan lagi... saat itu juga aku berlari pergi meninggalkan mereka , kakiku berlari tanpa tujuan sama sekali , aku tidak mempunyai teman untuk ku datangi rumahnya dan mengutarakan isi hatiku.

Saat itu aku sangat ingin pergi jauh dari rumah itu dan tidak ingin kembali lagi.

Apakah aku pernah membuat kesalahan yang sangat besar saat aku masih kecil dulu? Dan apakah kesalahan itu yang membuatku kehilangan kebahagiaan?

Air mataku tidak dapat ku hentikan dan mata ku terasa sangat sakit sekali.

Amelia : (Mama , papa , kakak , aku sangat merindukan kalian. Apakah kalian juga merindukanku? apakah kalian bahagia di sana? Sangat banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepada kalian saat aku bertemu kalian nanti. Aku sudah tidak tahan lagi!! Aku akan menyusul kalian , tunggulah aku disana , mama, papa, kakak)

*****

End of this chapter!!

Penasaran gimana kelanjutannya?? Tunggu next chapternya ya guys 😊😊 thanks for read it...

avataravatar
Next chapter