20 Semakin Lelah Dan Panjang

Emosiku memenuhi pikiranku, aku ingin sekali menyelamatkan Rui dan gadis itu, mataku semakin lelah karena banyak sekali kerjaan yang harus selesai

"Kokonoi, rambutmu memanjang tuh" ucap Shuna dengan menghampiriku yang sedang duduk sendirian dibangku kapal

"Apakah, kamu sedang stres?" tanya Shuna sembari duduk disebelahku

"Kamu perempuan peka ya?" ucapku dengan tersenyum dan melihat awan

"Tehe" tiba tiba langit mengeluarkan hujan, dan tiba tiba aku merasa mual dan pusing

"Kamu tidak apa apa?" tanya Shuna dengan khawatir

"Aku baik baik saja" aku pun beranjak berdiri untuk menuju ke dalam

"Tujuan pemberhentian sudah didepan" ucap komandan perang kita sekaligus komandan aliansi, karena hujan, dia berpikir untuk istirahat di pulau terlantar itu, aku pun menoleh ke arah pulau terlantar itu

Wajahku sudah basah kuyup, aku pun mengucir rambutku agar tidak berantakan aku pun menoleh kebelakang dan melihat burung berterbangan disaat hujan

"Apakah itu kau, ayah.. ibu..." aku tak tau kenapa tiba tiba sangat merindukan mereka

"Ini aku, anak yang ingin menjadi pahlawan" Ucapku dengan berbisik sedih sembari mengangkat tanganku menuju awan dan menggegamnya

"Kamu sedang apa Kokonoi" ucap seseorang di belakangku ternyata orang itu adalah Raja Kerajaan SeaWater

"Aku hanya sedikit mabuk laut" jawabku dengan lemas

"Kenapa kamu ga mabuk?"

"Aku sudah terbiasa berlayar" jawab Raja itu dengan tersenyum

"Sebentar lagi sampai kok, tenang aja" ucap dia dengan memukul punggungku

"Iyaa" jawabku dengan gemetaran

Aku pun terjatuh dan pingsan karena mabuk laut, dan aku terbangun dalam sebuah dunia yang gelap gulita, dan ada cahaya merah memancar diujung sana, dan ada penampakan kota yang hancur, bahkan aku melihat seorang gadis yang sedang berada di cahaya itu, aku pun mendekatinya

"Selamatkan aku" ucap dia sembari berbalik ke arahku dengan meneteskan air matanya

"Huaaarrrggghh" teriaku dengan terkejut dari mimpiku, semua orang pun penasaran denganku

"Kapalnya berhenti?" tanyaku dengan kebingungan

"Kita sudah sampai pelabuhan" ucap Shuna yang sedang duduk di pintu ruangan ku tertidur

"Duuh, kamu ko bisa pingsan" ucap Mia dengan membawakan teh padaku

"Dimana Penyihir Perak?" tanyaku dengan lemas

"Oh dia disini" ternyata dia tidur di sebelahku

"Kamu harus banyak istirahat, lagipula di pelabuhan sini gaada musuh, toh kalau ada, kan ada Shuna" ucap Mia dengan meledeku

"Yaudah iya"

"Guru~" desah Penyihir Perak yang mengigau, aku pun tersenyum padanya dan mengelus kepalanya

"Kamu, sudah sangat membantuku, Nobara" ucapku dengan mengelus kepalanya

"Guru yang perhatian" Ledek Shuna padaku

"Cieee"

"Hah, kenapa?" tanyaku dengan wajah kesal

"Gaada" jawab Mia dengan tertawa bersama Shuna

"Tch"

"Guru~ apakah kita bisa menyelamatkan Rui" tanya dia dengan mengigau

"Pasti bisa, tekadku tak akan hilang dengan begitu saja" jawabku dengan tersenyum

"Huaa sudah sadar toh"

"Ko bisa pingsan?"

"Belum terbiasa naik kapal tuh, si Kokonoi "

"Aku bawa apel nih"

"Jangan lupa minum air bening campur madu ni" Semua raja berbondong-bondong masuk ke ruangan aku berbaring dan mereka sangt bahagia karena aku sudah siuman

"Ayo Kokonoi, semangat! kita mau perang" ucap jenderal perang dengan menyemangatiku

"B-baru masuk langsung bilang perang?!" tanyaku dengan wajah konyolku

"Huehehehe" dia pun tertawa

"Besok kita sampai di Kerajaan Amenasia, kita beristirahat disini dulu, sembari menjelajahi kerajaan ini, bawa terompet dan pedang, jika ada ancaman kalian bisa gunakan pedang untuk melawan, dan terompet untuk memanggil kawan" jelas komandan perang

"Ga sia sia kami menunjukmu" ucapku dengan bangga, dia pun tersenyum padaku

"Oke!Waktunya penjelajahan"

1 raja dikawal pasukanya masing masing

1 Raja Seawater membawa pasukan 800

1 Raja Stardust membawa pasukan 1100

1 Raja Starsand membawa pasukan 1000

1 Raja Gereja Timur membawa pasukan 900 dengan Katananya

1 Raja Starfall membawa pasukan 2000 karena putri rajanya diculik, aku juga sudah mengutus murid muridku untuk melindungi kerajaan, dan aku juga menaruh 3 kloningku di Kerajaanku

"Kita berpencar, dan kembali lagi disini dalam 60 menit, jika salah satu regu ada yang tidak kembali, kita harus mencarinya" jelas Komandan Perang kami dengan serius

"Aku, Shuna, Mia,dan Penyihir Perak berempat saja, kami akan menuju pusat kota" ucapku dengan mengacungkan tangan

"Baiklah, kuserahkan padamu"

Kami pun mulai berpencar dan menjelajahi, ternyata kerajaan ini memiliki pertanian yang subur, gunung yang indah, dan sungai yang bersih, bahkan penduduknya juga banyak, ketika hujan susah reda,langit senja mewarnai suasana kerajaan ini

"Hei, Mia, omong omong, bocah yang dulu sangat membenciku, pada saat aku menghancurkan kerajaanya gimana ya?"

"Dia dipenjara bukan?kalo gasalah"

"Ouh..."

"Guru.. ada cumi cumi bakar!" ucap dia dengan sangat senang

"Kamu mau? yaudah sanah pilih"

"Yeyyyy" Penyihir Perak pun langsung menuju kedai itu dan membeli satu, penjualnya sangat senang karena ada yang membeli

"Kamu asal kerajaan mana nak.."

"Aku dari Starfall" tiba tiba penjual itu menjatuhkan cumi cuminya ke tanah, dan tatapanya berubah

"Kerajaan iblis!" teriak dia dengan sangat keras, tiba tiba aku melihat sebuah meriam mengarah ke arah Penyihir Perak, aku pun bergegas melindunginya, dengan memukul amunisi meriam itu, aku dari kejauhan mendengar suara kuda yang semakin mendekat dan benar, pasukan kerajaan ini mengepung kita ber empat

"Mia, Nobara, larilah, aku bisa mengatasi ini bersama Shuna"

"Tapi guru~" ucap Penyihir Perak drngan khawatir padaku

"Kamu boleh menyerang lewat atas, tpi pake sihir ya sayang" ucapku dengan tersenyum pada Penyihir Perak, wajah Penyihir Perak pun memerah

"Cepat, bawa dia terbang, Mia!"

"Baiklaah, Zadakiel!" tiba tiba Mia mengeluarkan Zadakiel dan menumbuhkan sayap dari punggungya dan terbang ke atas kerajaan

"Ayo beraksi, Shuna" tiba tiba Shuna langsung berlari menuju kawanan pasukan itu

"Serang Iblis itu!" teriak mereka

"Hancurkan Starfall!"

"Bunuh orang Starfall!"

"Starfall kerajaan rusak!"

Aku pun sangat kesal mendengar ocehan mereka, tak sadar perutku tertusuk oleh salah satu pedang dari pasukan itu

"Kan, orang Starfall lemah!"

Aku pun kesakitan hingga berlutut mereka meledeku dan menertawakanku, emang mereka siapa, dengan amarah yang menggebu gebu, aku tak sadar masuk kedalam mode Dark Infinite, aku mengeluarkan pisau kecil yang melengkung dan melemparnya, dan memakainya seperti boomerang sebagian pasukan terkena seranganku, kini aku menggila dengan pisau itu, ada warga yang terkena seranganku, aku pun menurunkan hujan dan badai,aku hanya tersenyum mendengar ocehan mereka yang menganggapku lemah

Rambutku yang tadi terikat, kini jadi berantakan

"Siapa selanjutnya?"

avataravatar
Next chapter