18 Perang 300 Tahun

Aku pun langsung terbang dengan cepat menuju arahnya dan melemparnya keatas, dia hanya teriak ketakutan, aku pun melemparkan pedang Shuna ke arah punggungnya, lalu aku menebas kakinya dan memotong telinga nya dan menendangnya kebawah dengan sangat cepat, tanah yang menjadi tumpuan pun hancur

"Selamat tinggal!" ucapku dengan mengarahkan tanganku padanya, lalu dari tanganku, aku mengeluarkan kilatan petir dan cahaya, cahaya itu pun menembus kepalanya lalu melempar tubuhnya ke udara dan melahap nya melalui portal yang aku ciptakan untuk mendapatkan kekuatannya

"Akhirnya" ucapku dengan melihat ke awab

"Kokonoi?" tanya Shuna dengan terkejut padaku

"Aku akhirnya bisa mengendalikan kekuatan amarahku, aku akan menamainya Dark Infinite"

"Baguslah kalau begitu" jawab Shuna dengan memegang perutnya

"Kini serahkan semua prajurit musuh padaku, Shuna" ucapku dengan tersenyum pada Shuna

"Bola matamu, jadi hijau ya?"

"Hmph, itu tidak penting, yang paling penting adalah, Kebahagiaan!" jawabku dengan terbang menuju para prajurit musuh

"Waktunya menyaksikan kelincahan" ucapku dengan terbang menuju pasukan musuh mereka semua telah siap berhadapan denganku

"Explosion" mereka semua pun meledak karena aku menyalurkan listriku melalui hujan yang belum reda hingga saat ini, umumnya petir akan menyalur kepada air dan yang ada disekitar air akan terkena efeknya, air adalah konduktor listrikku

"Sudah selesai"

Semua orang pun tercengang dengan kekuatanku

"Kokonoi, sepertinya kamu tidak butuh pasukan sebanyak ini kan?" tanya komandan perang dengan meledeku

"Hehe, untuk menakut nakuti" jawabku dengan tersenyum pada dia, kami semua pun tertawa bersama dan mengobrol ngobrol

"Hoh, hujan sudah reda, tugasku sebagai payung sudah selesai, Shuna, aku datang tepat waktu bukan?"

"Walaupun aku payung, aku tetap ingin melindungimu, Shuna" mendengar perkataanku, wajah Shuna pun memerah

"Hmph, mau mampir ke kerajaanku ga kamu? lagipula kamu blm pernah mampir kan?"

"Boleh"

Aku pun menyetujui ajakkan Shuna dan keliling Kerajaan Gereja Timur, aku pun terkejut bahkan di dunia fantasi ini ada pemandian air panas, campur pula

"T-tunggu Shuna, ada pemandian air panas?" tanyaku dengan mengode

"Kamu mau?, ayok kita masuk"

"Hueeh, benarkah?" tanyaku dengan terkejut

"Iya"

Kami pun masuk ke pemandian itu, aku bergegas melepas pakaianku dan masuk ke pemandianya, tak lama Shuna datang dengan menutupi tubuh bagian depanya dengan anduk

aku merasakan wajahku memanas karena melihat kulit putih Shuna yang sangat indah dan mulus, aku ingin menyentuh pahanya dan menciumnya, namun aku tidak berani, padahal pundaknya sangat putih dan licin, apalagi ketiaknya, membuatku sangat tergoda di pemandian ini, wajah dia sedikit berbeda saat dia tidak di kucir 2

"Kenapa Kokonoi?" tanya Shuna dengan muka polosnya

"Anu, kamu terlihat sangat sexy" ucapku dengan malu malu, tiba tiba wajah Shuna pun memerah dan dia buru buru masuk ke bak pemandian air panas ini dan melepas handuknya, aku sangat canggung di posisi seperti ini, tiba tiba Shuna berdiri menuju Shower

"Hei, Kokonoi, tolong bersihkan punggungku" dengan tanpa ragu dia mengucapkan itu, aku pun terkejut

"G-gila kamu ya?!"

"Aku serius, kalo ga, aku bisa sendiri" jawab dia dengan muka polosnya

"B-baiklah" ucapku dengan keluar dari bak mandi dan menuju Shuna

"Cepatlah!" keluh dia dengan wajah polosnya

"Baiklah!" aku pun mulai membersihkan punggung Shuna, betapa halusnya punggung wanita, aku bahkan ingin menjilat punggungnya, muka konyolnya sangat lucu

"Punggungmu mau ku bersihkan?" Tanya Shuna padaku

"Aku bisa sendiri!" jawabku dengan jual mahal

"Omong-Omong, seperti apa gadis itu"

"Dia berponi, rambutnya se lehernya dan matanya sangat lentik"

Shirogane Amma

"Dia adalah alasan terjadinya perang 300 tahun ini, karena semua orang ingin mengambil kekuatanya" jelas Shuna dengan ekspresi datar khasnya

"Kini, aliansi kita telah menjadi musuh dunia, kita harus memperluas kekuasaan kita dan melindungi satu sama lain, aku akan keringkan badanku dulu" ucapku dengan beranjak bediri dan menuju ruangan ganti, aku pun mengambil handuk dan mengeringkan rambutku yang memanjang gara gara energi negatifku semakin meningkat, aku pun memandang diriku di cermin

Aku melihat mataku yang semakin menghitam karena kelelahan, aku pun bergegas mengenakan pakaianku dan menuju keluar pemandian, dan mengadakan rapat

"Shuna?" tanyaku dengan terkejut karena ada suara langkah kaki di atasku, tiba tiba

DUAARRR!!!

"Tccchh" tiba tiba ada ledakan dari atas aku pun langsung menghindari ledakan itu

"Arrggh" aku mengeluarkan pedangku

"Siapa kau!" tanyaku dengan kesal

"Kau yang telah membunuh temanku bukan?aku adalah pemimpin Kerajaan Stavia, teman dari orang yang kaubunuh!kini posisimu sudah menjadi musuh dunia" jelas dia dengan kesal

"Oh orang lemah itu?"tanyaku dengan meledeknya, tiba tiba dia langsung menyerangku, aku dapat menghindari serangab seranganya, namun aku terkena tebasan pedangnya tepat di tanganku, tangan kiriku pun terputus

"Tch, baiklah jika kau meminta" aku berpikir untuk membawanya pergi dari kawasan Gereja Timur, aku pun terbang ke atas yang membuat atap hancur dan dia pun mengejarku

"Kau mau kabur hah?!" teriak dia dengan melempar bola api

"Explosion!" tubuh dia pun meledak

"Arrgghhh, b-bagaimana bisa!" teriak dia dengan kesakitan

"Disaat kau menebas tanganku, darahku berceceran dimana mana, dan kau terkena tetesan darahku, dan membuat darahku mengering, dan menempel" jelasku dengan sombong

"Kauuuu!!!!"

"Metatron!" aku pun menusukan cahaya dan melewati kepala musuhku dan membuatnya mati

"Sudah selesai?"

"Akhirnya bisa istirahat"

"Kokonoi, apa yang terjadi?" Tanya Shuna dengan berlari menujuku

"Tidak ada apa apa, Omong-Omong aliansi kita mana?"

"Mereka sedang perjalanan menuju kerajaan mereka masing masing"

"Oh, oke, kalau begitu aku juga akan pulang"

"Hati hati"

Aku pun berjalan menuju kerajaanku dengan memegang rambutku yang semakin panjang, apakah karena Aura Negatif yang membuat rambutku panjang? entahlah, oiya, bukanya ini dunia game? kenapa aku tidak memperoleh misi, aku juga menjadi guru di sebuah Akademi, besok aku akan melatih muridku agar mampu mengendalikan Mana dan Energy

Note: Mana: energi untuk mengeluarkan sihi Energy: energi untuk kekuatan fisik dan kelincahan

Tak terasa aku sudah sampai di pintu gerbang kerajaanku, aku pun bergegas menuju Apartemenku, aku pun sampai di kamarku lalu aku bergegas melepas pakaianku ku yang basah karena orang yang menyerangku, aku menuju kedepan lemari yang memiliki cermin dikamarku dan meregenerasikan tanganku yang putus,perlahan tanganku tumbuh,setelah tanganku tumbuh, aku menatap diriku sendiri di cermin sembari berkata

Note: maaf gabisa gambar muka biar sama terus, hehe, juga sulit gambar muka kecil

"Rambutku basah, dan menanjang, apakah harus kupotong?" tak lama pintu Apartemenku terbuka dan ternyata itu Mia

"Kokonoi, besok kamu jadwalnya kelasnya Rui oke?"

"Iya" jawabku dengan mengenakan pakaianku, pagi hari pun tiba, aku sedang berjalan menuju Akademi dan mengajar muridku, aku masih penasaran, kemana para pemberontak itu, disaat aku sampai dikelasku, tiba tiba se ember air jatuh dari atas, semua muridku pun tertawa

"Kalian?! ide siapa ini?!" tanyaku dengan kesal

"Itu ide Nobara!" teriak semua murid disana

"Hueh, kalian ga asik" ucap Penyihir Perak dengan cemberut

"Huaah, aku akan mengajar kalian, jadi diam ok?" seluruh muridku pun menjawab aku mulai menulis dipapan tulis dan disitu tertulis

KALIAN BELAJAR SENDIRI, AKU CAPE

avataravatar
Next chapter