7 kemarahan dewa

Aku pun mengeluarkan petir dari awan itu dan menyambar ke penduduk kerajaan, mereka berlari terbirit birit, dan tiba tiba ada seorang bocah yang melihatku dengan tatapan sangat benci karena orang tuanya telah dibunuh didepan matanya

"Tak akan kumaafkan, kubunuh, pasti aku akan membunuhmu!!" teriak bocah itu dengan sangat benci kepadaku, aku pun membiarkanya hidup dalam penderitaan, semua pasukan berbaris di depan istana, mereka semua melihat ku dengan tatapan sangat benci kepadaku, sekitar ada 50.000 prajurit yang berbaris menghadapku, sedangkan aku baru membunub sekitar 10. 000 orang

"Kalian?" ucapku dengan terkesan karena mereka masih memiliki tekad

"Rasakanlah kemarahan Dewa" ucapku dengan tatapan serius

"Apollo, Deafening Sound!" teriaku dengan mengeluarkan suara yang memekakan dan membuat 50.000 prajurit itu tumbang,raja pun mendatangiku dengan berlutut dan menangis meminta ampun

"Kami, tidak menjajah, kami hanya ingin berkunjung kesana" ucap raja itu kepadaku

"Kenapa kau membunuh wargaku?" tanyaku dengan tatapan membunuh

"Kami, hanya ingin meminta berbicara dengan raja, namun wargamu tidak mau memberi tahu keberadaan raja karena mereka manusia manusia lemah jadi kami membunuh-"

"Bukankah kalian manusia juga?!" tanyaku memotong ucapan palsu raja itu

"Seorang Dewi saja mau menjadi bawahanku, sedangkan manusia bertingkah seperti Langit hanya karena gelar Raja" ucapku dengan memalingkan badanku dari mereka, tiba tiba ada seorang anak yang berlari ke arahku dengan membawa pisau, dan anak itu berhasil menusuku tepat organ vitalku, aku pun terjatuh kesakitan, raja itu terlihat senang

"Bagus nakk... kau membunuh kuman ini" teriak raja itu dengan memeluk anak itu, raja itu pun menendang-nendang tubuhka, dan aku hanya bereaksi kesakitan, raja itu tertawa puas dan menghinaku

"Kau pikir aku bertingkah songong karena gelar raja? tidak, karena aku adalah manusia paling sempurna" ucap raja itu dengan songongnya

"Tuan raja, apakah aku boleh membunuhnya" ucap bocah itu dengan mengambil pisau yang tergancap di perutku

"Silahkan anak muda" raja itu mempersilahkan anak itu untuk membunuku, namun saat anak itu akan menusuku, aku memindahkan raja itu berada ditempatku saat aku terbaring, dan raja itu pun tertusuk, dan menjerit kesakitan, lalu aku memukul tengkuk anak itu hingga ia pingsan

Aku pun tiba dikerajaanku dengan membawa sandera, mereka memuji mujiku dan bertepuk tangan, terutama semua muridku, aku merasa senang akhirnya aku bisa berguna untuk dunia, aku menuju rumah sakit untuk menjenguk Mia, dan pada saat aku memasuki ruangan Mia tiba tiba aku dilempar Bola api, siapa lagi kalo bukan Penyihir Perak, dia melempar bola api dengan menjerit ketakutan

"Woi bodoh!ini dirumah sakit!" ucapku dengan muka kesalku

"Eh kukira kamu hantu" ucap penyihir perak dengan wajah konyolnya

"Ada apa ini.. tolong jelaskan padaku Mia" ucapku dengan cemberut, Mia pun tertawa kecil

"Aku barusan ceritain cerita horor dirumah sakit, Nobara terlihat sangat ketakutan saat mendengar langkah kaki menuju ruanganku" jelas Mia padaku dengan tertawa kecil

"Duuh, Rui kamu ga takut?" aku menanyakan keadaan Rui

"D-dia membeku?!" teriak kami bertiga(Nobara, Mia, Kokonoi) aku pun bergegas memangkunya, dia pun tertidur

avataravatar
Next chapter