17 Hujan Yang Tak Kunjung Berhenti

"Hoh, hujan, yaudah aku balik ke kerajaanku dulu ya, ni payung" ucap Shuna dengan memberi payung padaku

"Makasih"

"Aku pulang dulu, daa" ucap dia membelakangiku dengan melambai

Shuna pun sudah pergi meninggalkanku, aku pun memikirkan cara untuk bisa menghancurkan kerajaan iblis, aku merasa bahwa diriku sedang hampa saat ini, sembari mengulurkan tangan ke arah hujan dan berpikir

"Apa yang harus aku lakukan sebagai orang terpilih?"

Note: Maaf itu jarinya ada 6 ga fokus gafokus gambarnya

"Gadis yang malang, mungkin dia adalah

alasan dari terjadinya perang selama 300 tahun ini, karena ingin merebut kekuatanya"

"betapa malangnya dia menjadi incaran"

Aku pun berbisik pada diriku sendiri dengan menengok ke atas dan melamun

"aku harus tau cara untuk merubah dunia dengan mengakhiri rantai kebencian yang menjadi awal mula peperangan, meskipun dengan saling menghancurkan, aku akan meraih kebahagiaan untuk gadis yang menginginkan kebebasan" hujan pun semakin deras

"Ah, hujanya deras, aku pulang saja, juga nanti bajuku basah"

Aku pun berjalan menuju Apartemenku dan menghindari air, walaupun sebagian punggungku sudah terkena air, aku sangat membenci baju yang basah karena air

"Huaaah, aku akan langsung mandi sampai san-" tiba tiba ada yang menyiramku dari samping

"Hahaha, halo guru!" teriak Penyihir Perak dengan menggunakan sihir airnya padaku

"Hueeh, guru terlihat kesal" ucap Rui yang ada dibelakangnya

"Kalian"

"Aku tuh gasuka basaaahhh! sini kaliaaann!!!" teriaku dengan mengejar mereka berdua, mereka berdua pun berlari kegirangan akupun juga sedikit merasa senang

"Guru ayo kejar kami"

"Ayolah guru"

"Tch kalian, aku pasti akan menangkap kalia-" akupun terpleset dan terjatuh di sebuah tanah berlumpur

"Aduh aduh"

"Guru!" teriak Penyihir Perak dengan terkejut

"Kok suara jatuhnya kaya gitu"ucap Rui dengan curiga

"Aduh, ada apa ini-" tiba tiba aku tak sengaja menemukan pintu ruang bawah tanah

"What what, padahal sebelumnya gaada kan?"

"Mungkin disembunyikan oleh pemerintah disini" jelas Rui padaku

"G-guru, kamu gapapa kan?"

"Iya, aku baik baik saja, aku tinggal membuk-"

"Aaaaaarrhhhhh" aku pun terjatuh di ruang bawah tanah itu

"Guru!" teriak kedua muridku dengan khawatir

"Aku baik baik saja, ternyata isi ruang bawah tanahnya kosong, sudah tidak ada apa apa" ucapku dengan keluar dari pintu itu

"Aku mau pulang dulu, kalian jangab hujan hujanan kelamaan ok"

"Oke guru" ucap mereka berdua dengan senang, aku pun berjalan menuju Apartemenku dan memikirkan tentang anggota aliansiku

"Kerajaan apa aja ya? Starfall, Gereja Timur, Stardust,Starsand, Seawater, kalo ga salah sih, sampai Apartmen aku akan langsung berbaring"

Aku pun menoleh ke atas, dimana aku melihat segerombolan burung lari dari arah timur, aku pun langsung menyadari sesuatu dan berlari menuju dinding untuk melihat dari kejauhan, ternyata pasukan Gereja Timur sedang berperang melawan pasukan Kerajaan lain, aku bergegas menuju raja untuk mengumpulkan aliansu untuk membantu Gereja Timur, sang raja pun dengan cepat menghubungi kerajaan aliansi kita, 200 pasukan Stardust, 600 pasukan Starsand, 1200 pasukan Seawater, dan 300 pasukan dari kerajaanku sudah berkumpul dan menuju Gereja Timur dengan kuda yang cepat, sesampainya disana aku melihat Shuna sedang bertarung sangat lincah dan sedikit kelelahan, Komandan Pasukan pun dengan bergegas mengarahkan pasukanya ke arah Shuna dan berbaris didepan Shuna, aku bergegas turun dari kudaku dan menuju arah Shuna yang terjongkok di belakang kami

"Shuna, kamu baik baik saja?"

"Cuma sedikit luka tusuk, jumlah mereka sangat banyak" ucap Shuna dengan terengah-engah

"Emang, dari kerajaan mana mereka?"

"Entahlah, dia tiba tiba langsung mengeluarkan Haniel di tengah kota"

"Malaikat Haniel?"

"Iya, dia tiba tiba mengeluarkan bola yang panas, lalu meledakanya"

"Namun, aku belum berhasil mengejarnya, dia ada di belakang pasukan yang berhadapan dengan kita" jelas Shuna dengan memegang perutnya yang tertusuk

"Tch, 2300 pasukan kita melawan 3000 pasukan musuh, pasukan Gereja Timur dimana?" ucapku dengan kesal

"Mereka sedang beristirahat di goa bawah tanah, aku mengalihkan perhatian mereka" jawab Shuna

"Baiklah, waktunya beraksi" ucapku dengan percaya diri

"Akan ku balaskan dendamu, Shuna!" ucapku dengan kesal kepada pasukan musuh dan langsung terbang ke arah mereka, dengan rambutku yang acak acakan karena hujan dan amarahku, aku yakin aku bisa melawan pasukan mereka dengan mudah

"Rasakanlah kemarahan dewa" ucapku dengan mengangkat tanganku ke atas dan membuat awan, dan awan itu menurunkan anak panah yang panas, semua pasukan musuh pun berlindung, namun ada sebagian juga yang terkena panahku, aku pun semakin tak terkendali dan semakin banyak membuat awan itu, semua pasukan dari aliansiku ketakutan oleh gilanya amarahku, begitu juga komandan perang yang hanya meminta seluruh pasukan untuk mundur

"Kalian akan kubunuh semua!" teriaku dengan menyambarkan petir, akupun mulai tertawa lepas dan sangat kencang

"Kini kalian akan membayarnya-" tiba tiba dari belakang Shuna memeluku dan berkata

"Tenanglah, Kokonoi, semuanya baik baik saja" entah kenapa ucapan Shuna membuatku tenang

"Maaf, aku membuatmu mengalami hal ini, Kokonoi, aku akan selalu bersamamu" aku pun mulai sadar dan menoleh ke arah Shuna dengan tersenyum

"Sh-shuna,mesra mesraanya nanti dulu, kita lagi perang hehe" ucapku dengan wajah konyolku, tak lama Shuna pun melepaskan pelukanya dan menjatuhkanku

"Aduh, sakit-" tak sadar aku jatuh di tengah tengah kawanan pasukan musuh

"Hueehh?!" teriaku dengan terkejut

"Hiaaaaarrrrrrghhhhhh, Metatron!" ucapku dengan mengeluarkan cahaya dari tubuhku

"Oi Shuna, lempar pedangmu" teriaku dengan membelakangi Shuna yang sedang melayang aku pun bersemangat dan tersenyum lebar

"Baiklah, tangkap!" ucap dia dengan melemparkan pedangnya ke arahku

"Oke waktunya kita-" bagian tumpul pedang Shuna pun mengenai kepalaku

"Uaargh" aku pun terjatuh

"Tch, sial" aku langsung bergegas mengambil pedang Shuna dan menuju kawanan musuh

"Waktunya menyaksikan kelincahan" ucapku dengan sangat bersemangat dan percaya diri

"Hujan ini akan membasahi usus kalian"Aku pun dengan gesit menebas nebas musuh yang ada didepanku, begitu pula Shuna yang membanting musuhnya dengan sangat mudah dan melempar salah satu musuh ke musuh lainya, aku pun menoleh pada Shuna dan tersenyum

"Dia sangat hebat, aku tidak akan kalah!" aku pun lanjut menebas musuh yang berada didepanku hingga tak tersisa

"Hahaha, bunuh semuanya" teriaku dengan gembira

"D-dia monster!" teriak salah satu prajurit musuh

"Yuhuu!" teriaku dengan bahagia

"Shuna! ayo kita selesaikan ini" ucapku dengan menoleh ke belakang

"Ayo, kita selesai- aaaahhh-" tiba tiba Shuna terkena sihir api, Shuna pun terpental

"Tchh, Shuna!!"

"Hahaha, sangat menarik, Itsuka Kokonoi" ucap orang itu dengab tertawa jahat padaku

"Kau?!" aku pun langsung menyadari orang itu, dia adalah orang yang iri padaku saat dia mengetahui bahwa aku adalah teman dekat Mia(kepala sekolah)

"Kau jangan jangan!"

"Benar, aku adalah orang dibalik semua masalahmu, kini, aku sudah memfitnah teman temanmu sebagai musuh dunia" jawab dia dengan bangganya

"Haha, kau tak akan bisa mengalahkanku,Kokonoi!"

"Jika kau berkata sekali lagi, kau akan mati" jawabku dengan kesal

"Kau juga tak akan bisa membalaskan dendam ibumu yang dibunuh oleh perampok bukan?" aku pun semakin kesal padanya

"Darimana kau tau?"

"Aku memasuki ingatan mu dan kini aku tau titik lemahmu"

"Ayahmu sangat lemah, dia tidak bisa melindungi keluarganya"

"Sudah kubilang jangan berkata lagi"

"Bahkan, kau hanyalah bocah naif-" aku memotong pembicaraannya dengan melempar pisau pada mulutnya, dia pun kesakitan

"Jangan harap kau akan mati dengan tenang" ucapku dengan mengeluarkan kekuatan kegelapanku yang disebut DarkSide

avataravatar
Next chapter