1 BAB 1 : Tentang Aku Dan Kamu

Aku dan Kamu ibarat langit dengan bumi, meski begitu jauh perbedaan antara kita berdua akan tetapi kita saling membutuhkan dan terikat satu sama lain. Tak ada di dunia ini yang hanya membutuhkan langit tak ada pula yang hanya membutuhkan bumi tanpa adanya langit. Di dalam dunia ini tak ada yang mampu hidup sendiri, sudah hukum alam bahwa manusia di dunia ini hidup berdampingan dan saling membantu satu sama lain. Sama seperti aku pada saat ini. Sangat membutuhkan kehadiran nya walaupun tanpa ada status yang pasti.

Aku Fildza, Saat ini umur ku tak remaja lagi. Saat ini usia ku cukup matang untuk mengenal apa arti cinta yang sesungguhnya. Ya, saat ini diriku menginjak usia 34 Tahun. Mungkin banyak yang berpikir wanita seusia ku sudah harus menikah bahkan mempunyai anak. Akan tetapi tidak bagiku. Usia ku saat ini saat yang tepat untuk mencapai puncak karir agar bisa menuai hasil yang bagus saat kita lansia nanti. Dan aku sudah hampir mencapai nya. Saat ini aku bekerja di salah satu perusahaan Start up terbesar dengan posisi sebagai COO ( Chief Operating Officer ) atau biasa disebut Wakil direktur / direktur operasional. Aku termasuk wanita karir yang workaholic ( gila kerja ) karena aku termasuk orang yang perfeksionis dan sedikit introvert. Aku menyukai beragam macam olahraga tetapi yang rutin aku lakukan adalah joging.

Dan aku mempunyai seorang sahabat, dari aku menginjak sekolah dasar bahkan sampai sekolah menengah atas kami selalu bersama. Teman ku ini bernama Tito. Aku dan Tito bagaikan tokoh kartun Tom & Jerry, Kami berdua selalu saja meributkan hal - hal kecil kata orang kami berdua bagaikan langit dan bumi, Walaupun terkadang kami bertengkar tak butuh waktu lama kami akan berbaikan lagi dan cepat juga kami bertengkar kembali entah itu dimulai dari ku atau dari Dia. Persahabatan kami sudah cukup lama bisa dibilang sudah belasan tahun lamanya. Hanya ada satu kesamaan kami yaitu sampai sekarang kami masih berstatus lajang. Tito bekerja di salah satu perusahaan swasta, ia memiliki posisi sebagai manajer di perusahaan tersebut. Banyak wanita yang selalu ingin menjadi kekasih nya namun Dia menolak nya. Awalnya ku pikir dia adalah penyuka sesama jenis karena sudah begitu banyak wanita yang dibuat patah hati oleh dirinya. Namun ternyata tidak seperti itu melainkan ia hanya terlalu pemilih.

Tito cukup terkenal pada saat kami masih sama - sama menginjak usia remaja. Bagaimana tidak, postur tubuh yang gagah serta sedikit berotot dan wajah nya yang mulus seperti tokoh di komik manga dan potongan rambut yang begitu pas di wajahnya siapa yang tidak tergoda dengan nya. Maklum Tito termasuk keturunan korea - indonesia bahkan ia nampak tidak beda jauh dengan idol korea. Selain itu Tito termasuk anak yang cerdas pada saat itu Oleh karena itu ia selalu berprestasi bahkan ia peringkat ke 3 dari satu sekolah. bagi dia itu adalah peringkat terendah nya. Tito memang luar biasa, itulah yang membuat ia di idola kan waktu kami masih di sekolah yang sama.

Walaupun dulu kami tidak satu kampus tapi kami sering nongkrong bareng dan terkadang kami menghabiskan waktu dirumah ku atau dirumah Tito. Teman - teman yang lain yang mengetahui hubungan kami selalu saja menyuruh kami untuk berkencan saja, akan tetapi kami menolak mentah - mentah. Ada pepatah mengatakan bahwa Pria dan Wanita tak akan pernah bisa bersahabat dekat. Pasti salah satu ada yang memendam perasaan entah itu dari pria nya atau dari wanita nya.

Memang terkadang aku menganggap Tito sangat tampan, tetapi setelah melihat tingkah laku nya aku langsung merubah pikiran ku 180 derajat. Tingkah konyol nya membuat ku terkadang ilfeel dan akhirnya membuat kami berdua bertengkar. Ada satu kesamaan ku dengan Tito yaitu terlalu pemilih. Setiap kami berdua di jodoh kan oleh teman kami yang lain nya kami selalu saja gagal. Lama kelamaan kami jadi lah seperti sekarang, tetap melajang. Saat ini kami hanya sibuk mengejar karir pekerjaan kami.

Ada satu kenangan yang terjadi antara aku dan Tito pada saat kami masih sama - sama duduk di bangku kuliah. Menurut kami itu adalah kenangan manis yang tak mungkin bisa dilupakan begitu saja. Kebetulan kenangan itu terjadi pas di hari valentine. Kalian tahu kan hari valentine seperti apa, hari dimana banyak kaula muda-mudi yang kasmaran, mereka saling memberi coklat atau bunga bahkan hadiah yang lainnya. Hari valentine identik dengan hal - hal yang berbau asmara. Bagi pria atau wanita yang melajang hari valentine terasa seperti hari biasa saja. sama hal nya dengan ku atau Tito.

Saat itu tanggal 14 februari 1999. Dimana banyak sekali yang merayakan hari valentine, bahkan toko - toko banyak di desain dengan warna merah bahkan ada yang pink. Kala itu toko yang menjual bunga dan coklat sangat laris diserbu orang - orang. Aku yang pada saat itu sedang berjalan - jalan sendiri di suatu pusat perbelanjaan merasa sangat risih melihat banyak sekali orang - orang yang membawa pasangan mereka. Hanya segelintiran orang saja yang ku lihat sedang berjalan sendirian termasuk aku didalam nya. Kebetulan saat itu hari sudah mulai sore, Kemudian ku putuskan untuk menelepon Tito dan mengajak nya menonton film di bioskop tempat aku berada sekarang. Tito menerima tawaran ku dan bergegas menyusul ku. Aku memutuskan untuk memesan tiket menonton terlebih dahulu, setelah kulihat film nya ternyata semuanya bergenre romance alias romantis. Aku hanya bisa menghela napas saat itu. Akhirnya aku memilih film yang di bintangi oleh Julia Roberts yang judulnya " My Best Friend's Wedding ". Aku hanya asal memesan pada saat itu. Tak lupa aku juga memesan satu berondong jagung asin serta satu minuman soda ukuran besar.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Tito datang menemui ku. Tito sempat sedikit kaget dan tertawa, ia tidak menyangka bahwa aku mengajak nya menonton film romantis. Aku menyuruh nya menutup mulutnya dan menarik nya masuk ke dalam theater bioskop. Tak lama kami duduk film nya diputar.

" Hei yang benar saja, kenapa hanya ada satu minuman dan satu makanan disini?. " Bisik Tito

" Nih kamu mau? " Kata Fildza menyodorkan popcorn nya.

" ish ish. pelit! " balas Tito sambil menarik popcorn Fildza

" Ck,,, Ambil ambil. " Kata Clara sambil melirik ke arah Tito

Selama film diputar Fildza sangat fokus menonton sedangkan Tito asik dengan berondong jagung nya sambil sesekali melirik ke arah Fildza. Fildza tak menyangka bahwa film nya sebagus itu. Tiba - tiba Tito menggenggam tangan Fildza, Fildza sangat kaget bukan main. Pandangan Fildza tertuju pada Tito, Tito memandang balik ke arah Fildza. Seketika wajah Fildza memerah dan mereka sama - sama terpaku terdiam dan saling pandang. Fildza ter-sadar dan segera melepaskan tangan nya sedangkan Tito hanya tersenyum. Film pun telah selesai diputar, mereka berdua masih duduk di posisi nya masing - masing menunggu orang - orang yang lain keluar terlebih dahulu.

Kenapa jantung ku berdegup sangat kencang tadi, dan kenapa tadi Tito tiba - tiba memegang tanganku, Ah mungkin dia ingin mengerjai ku saja. Tapi kalau ternyata ada sesuatu gimana ,,, aduh bagaimana ini ,, Ah gak tau lah. Aku harus menanyai nya nanti. Fildza terus menerus berbicara dalam hati nya.

Disisi lain Tito hanya diam saja sambil sesekali melirik ke arah Fildza. Sebagian orang sudah keluar dari bioskop tersebut lalu mereka kemudian bangkit dari tempat duduk nya dan menyusul yg lain keluar juga.

Setelah keluar dari bioskop aku tak ada keberanian untuk bertanya kepada Tito. Aku hanya bisa terdiam dan sesekali terbayang - bayang soal kejadian didalam bioskop tadi. Kemudian ku lihat Tito menghampiri sebuah toko yang menjual berbagai macam jenis coklat. Dia membeli sebuah coklat dengan isian kacang mede lalu memberikan nya kepada ku sambil tersenyum. Seketika aku tersenyum dan wajah ku merah merona sehingga aku tersipu malu. Kemudian aku tersadar dari lamunan ku dan menatap Tito sambil berkata,

" Tunggu! pertama kamu memegang tangan ku tiba - tiba, kedua kamu memberikan ku coklat. Ini pasti mau ngerjain aku lagi kan!? ngaku deh. " Kata ku sambil memandang curiga ke arah Tito.

" Hahaha ... Ciee ... malu tuh. kok mukanya jadi merah sih? " kata Tito sambil menggoda dan tertawa serta berlari menjauhi Fildza

" Sial. sudah ku duga. kemari kamu! jangan lari! " sahut ku sambil berlari mengejar Tito dan hendak melayangkan tinju ku padanya.

Tito berhenti tiba - tiba kemudian aku tertabrak punggung nya yang sangat keras.

" Duuuk,, " Bunyi benturan antara kepalaku dan punggung belakang Tito.

Tito kemudian berbalik ke arah ku dan memegang tangan ku yang sedang menggosok - gosok kening ku yang sakit.

" Sorry sorry. sakit ya? " kata Tito sambil memegang tangan fildza

" Gak tau ah. kesel aku. " sahut ku sambil menepis tangan tito dan meninggalkan nya

" Tunggu Za! Sorry. " kata Tito lagi meminta maaf sambil mengejar Fildza

Aku sedikit merajuk saat itu. Akhirnya Tito mengantar ku pulang. kemudian aku langsung turun dari mobilnya tanpa pamit. Sepanjang jalan karena aku sangat kesal aku diam saja sambil sesekali mengusap kening ku yang sakit. Tito hanya melirik sesekali dan mengucapkan maaf namun aku tetap diam saja. Saat aku hendak masuk ke dalam rumah, tiba - tiba Tito menarik tangan ku dan aku ter-hempas kepelukan Tito, kemudian dia mengarahkan wajah nya di hadapan ku, kami saling berpandangan. Perlahan wajah Tito mendekati wajah ku sambil sedikit demi sedikit di miringkan serta ia menutup matanya dan kemudian bibir nya mencium bibir ku. Aku sangat kaget sampai - sampai tubuhku lemas seketika dan tak bisa berbuat apa - apa. Sentuhan Tangan Tito yang begitu lembut di wajah ku membuat ku ter-hanyut dalam suasana romantis itu. Mata ku yang awalnya terbuka kini terpejam dengan sendirinya saking menghayatinya. Sentuhan yang begitu lembut antara bibir ku dan Tito membuat ku semakin terbawa suasana. Bahkan bibir kami saling menggigit dengan lembut. Tito begitu lihai berciuman sehingga aku hanya mengikutinya saja. Setelah beberapa detik dengan perlahan - lahan Tito melepaskan tangannya dari wajah ku dan menyudahi nya, lalu kami saling pandang dan wajah kami berdua sama sama merah merona.

avataravatar
Next chapter