37 Melanjutkan takdir tl

POV AILEE

Setting : dinpintu depan bandara international Bangkok, Bey melepaskan pekukan nya, Ailee terlihat bigug dan matanya menatap arah tak jelas, gadis itu melamun

-

-

-

Aku mencoba menata ulang pikiran ku, apa yang sebenarnya harus ku lakukan, terbayang wajah orang orang terdekat ku silih berganti, senyum kecil Bey, tawa riang Kak Reo, suara canda tawa kedua orangtua yang sangat menanti acara pernikahan kakak tertua ku.

Lalu melintas wajah kaku yang tadi kulihat, wajah sendu dengan beban berat, wajah polos anak kecil itu, wajah wanita yang bersama Mario, wajah wajah penuh beban dan luka.

Bagaimana ini Ailee, apa yang sedang aku lakukan , bisik hati ku ragu.

Dengan kesadaran yang mengambang, aku terus mengikuti mobil yang membawa Mario, mobil itu memasuki rumah sakit besar Bangkok. Dadaku seperti bergemuruh, aku menepuk pundak supir taxi ku, mengisyaratkan supaya berhenti, aku melihat punggung mereka yang menjauh memasuki lobby rumah sakit, aku cuma bisa diam.

Aku tidak tahu harus bagaimana, haruskah aku memberi tahu Bey? lalu dia akan memilih Mario dan meninggalkan Reo? hatinya yang lembut pasti akan tergoncang saat tahu keadaan Mario, aku yakin itu .

Haruskah sku memberi tahu Reo?

Pada akhirnya semua ku simpan sendiri, aku tidak tahu harus bagaimana saat mengetahui semua ini. Aku akan mencari jalan lain, sku tidak ingin semua berantakan, aku harus menjaga semuanya, supaya baik baik saja.

Aku menghubungi rumah sakit itu, menanyakan keasaan pasien bernama Mario, entah apa yang sebenarnya terjadi, saat ini Mario sedang dalam masa pemulihan dan terapi rutin .

Aku juga akan mencari tahu dimana mereka tinggal, siapa saja orang orang itu. Semua ini aku lakukan untuk semuanya, agar semua baik baik saja.

" Ailee .. Hey!! "

Aku kehilangan kesadaran sejenak, tepukan tangan Bey menyadarkan ku. Kami sedang di airport saat ini.

" Kenapa Ailee ? Kamu ada masalah ? " Aku menatap Bey sejenak, mengukir senyum dan menggelengkan kepala

" enggak ko Bey , lancar semuanya yaa.. " Peluk ku hangat, mengantar kepulangan Bey ke Indonesia.

" Kamu yakin bisa sendiri ? Aku khawatir, Reo juga pasti khawatir " aku menggeleng cepat, menyahut kalimat Bey, aku memilih lebih lama tinggal di Bangkok sementara Bey akan pulang terlebih dahulu .

Maafkan aku Bey, aku berbohong di belakangmu tapi Aku ingin semua nya baik baik saja, aku ingin kamu dan kakak ku bahagia, tentang Mario? entah apa yang akan aku lakukan, aku tidak ingin mengecewakan semuanya

**** ****

POV BEY

Setting : Bey keluar dari pesawat bersiap menaiki eskalator bandara, dia segera menyalakan ponselnya dan menanti pesan masuk, cuaca yang tak jauh berbeda dengan Bangkok, matahari bersinar cerah

-

-

-

Aku menatap langit biru yang cerah, hari ini aku pulang ke Indonesia, meninggalkan Ailee yang masih menyisahkan project pemotretan tambahannya, anak manja itu apa bisa ? tapi Aku harus pulang, sebentar lagi acara pernikahan mu akan dilaksanakan dan aku juga merindukan mu, ah sebentar saja sudah membuat rindu ini menumpuk, bagaimana mungkin ada orang yang berkata cinta tapi berpisah tanpa batas waktu, entahlah ! terdengar mustahil bagi ku

Aku menatap layar ponsel sekali lagi

I miss you

kalimat yang singkat tapi membuat dada ku bergetar, aku membayangkan senyum hangat Reo yang akan menyambut ku, aku tidak sabar ingin melihat mu

Ini pertama kali bagi ku dan Reo terpisah jarak yang lumayan lama, ini hanya Bangkok-Jakarta tapi kenapa rasanya sangat jauh terpisah. Ternyata kehadiran Reo yang setiap saat di samping mu terasa amat sangat berarti. betul kata orang, semua terasa setelah tidak ada dan aku tidak ingin itu terjadi.

" Reo, aku merindukan mu " ucapku berbisik menatap foto calon suami ku di layar ponsel.

Aku menggeser galeri ponsel, foto-foto ku selama di Bangkok dan foto bersama Ailee di apartment, aku menatap raut wajah Ailee, wajahnya berbeda saat pertama kali kami tiba disana, biasanya dia bergaya centil dan ceria, mungkin Ailee lelah, pikir ku.

Sebenarnya sedikit mengganggu pikiran ku, gadis itu tiba tiba mau di tinggal di Bangkok sendiri, padahal anak manja itu berusaha keras merayu ku menemaninya di sana sebelumnya, pada akhirnya dia tetap tinggal sendiri juga. Entahlah, mungkin dia sedang belajar mandiri, akhir akhir ini Ailee juga sering bepergian sendiri.

" sayang, kamu di mana? Aku di depan terminal Z yaa.. "

Aku mempercepat tarikan koper, saat mendengar suara riang Reo, tangannya mengayun ayun memberi tanda pada ku. Aku berlari menghampiri Reo, aku benar benar merindukannya

Kami berpelukan erat, dia mencium kening ku, aaah hangat tubuhnya, wangi nya seperti sudah lama tidak aku rasakan.

" Hey, banyak orang.. " bisik ku malu, Reo menatap sekeliling, beberapa pasang mata menatap ke arah kami, dan beberapa wanita muda menatap wajah kekasih ku, aah pesonanya memang tidak pernah pudar, senyum lebarnya sungguh renyah, itu membuatku sedikit kesal.

Reo manggandeng tangan ku memasuki mobil.

" Sayang kamu cantik sekali, abis liburan auranya beda.. " puji Reo

" Apa sih " sahut ku malu

" Beneran sayang, Bey ku tambah cantiiik " serunya sambil mencubit pipi ku pelan

" Ah kamu tuh yang nambah keren, sampe cewek cewek pada salting " Reo membalas celoteh ku dengan tertawa, itu membuat ku cemberut, dia sengaja membuat ku cemburu

Tangan kirinya mengelus rambut depan ku, wajahnya mendekati wajah ku, senyumnya perlahan mengembang.

" Aku kangen kamu sayang ... " bisiknya sambil mengedipkan mata, menggoda

Aaah, tingkahnya menyebalkan, membuat jantung ku berdetak tak menentu, aku menatap wajah Reo yang serius menatap jalanan, aku sangat bersyukur bisa bersama dengan mu

" Ailee memberikan ini, katanya untuk kakak ku tercinta.. " aku merogoh sesuatu dari tas tangan ku

Reo melirik kotak kecil di tangan ku.

" Apa itu ? " Aku mengangkat bahu, tidak tau apa yang diberikan Ailee untuk kakaknya.

" gadis itu benar benar! masa dia benaran stay sendiri di sana, Dia pikir dia bisa apa, anak manja, cengeng .... bla ... bla... "

Aku sepertinya melakukan kesalahan dengan menyebut nama Ailee, sepanjang jalan Reo terus ngoceh panjang kali lebar tanpa ujung, sampai telinga ku merasa lelah, begitu juga dengan tubuh ku, ku meninggalkan Reo yang masih berceloteh dengan merajut mimpi, anggap saja nina bobo

Perjalanan yang terhambat macet ditambah omelan panjang Reo membahas Ailee seperti nada nada nina bobo untukku, aku tertidir pulas tanpa peduli dengan kekasih ku yang kesal karena tingkah adikmya

Tapi.. dalam hati ku sedikit bertanya tanya, ada sesuatu yang Ailee sembunyikan, dia sangat berbeda saat ketibaan dan keesokan harinya, awal tiba di sana Ailee penuh keceriaan, tapi saat berpisah gadis itu lebih banyak melamun

" Hoaaamm.. " aku menguap dan menahan mulut dengan telapak tangan ku

" kamu ngantuk sayang, yaudah bobo dulu, nanti aku pesan kopi ya " ujar Reo menghentikan omelannya, aku mengangguk cepat sebelum kembali bersandar nyaman

" terima kasih sayang "

avataravatar
Next chapter