1 Hari semua di mulai

note : Mon maaf banyak typo, tolong bantu komen paragraf ya ka.....

baca juga..

1. bukan salah jodoh

2. bukan cinta yang salah

3. antara CINTA atau UANG

4. my playboy boyfriend

5. aku kamu dan masa itu (tamat dan tulisannya penuh kekhilafan)

bantu simpan di lab kalian, dan lemparkan dukungan kalian..

menulis adalah sedikit curahan hati dalam mengarungi hidup saat mendengar banyak cerita dari kiri kanan..

bisa komentar dan beri saran atau curhat juga boleh..

Ig : @ayun_8947

****

tokoh wanita bernama Bey..

tokoh pria bernama Mario..

Banyak sekali kekurangan, bab seperti ini sampai ke bab 50 kesana perkembangan nulisku sudah banyak berubah, semoga kalian mau tetap lanjut baca dan tidak kecewa.

------------------------

POV BEY

setting 

di depan sebuah gedung tidak bisa dikatakan mewah ataupun sederhana. Sebenarnya bangunan ini masih terbilang klasik dan lumayan juga. Hanya saja kurang perawatan. Cat nya sudah pudar. Pagar tingginya berwarna hitam dengan karat dibeberapa tempat.

Hari semua di mulai dari sini

Cuaca hari ini terasa hangat menerpa kemeja putih ku. Aku menikmati mentari yang juga menghangatkan perasaan ku di pagi ini.

Ini adalah hari pertama kali aku akan tinggal di luar rumah dan sangat.. rasanya seperti ada perasaan yang luar biasa. Meninggalkan orang tua yang selalu memanjakan dan mempersiapkan kebutuhan ku. Bisa jadi ini awal menuju kedewasaan. Begitulah kami menyebutnya. Maksudnya aku dan teman sekolah ku. Dina dan Willa, kami bertiga akan merasakan fase baru dalam kehidupan. ( lebay )

Cukup lama aku terpaku menatap bangunan yang cat nya sudah sedikit memudar. Aku tak percaya sebagai anak remaja akhirnya bisa merasakan tidur di luar rumah. Dan yang lebih menyenangkan lagi aku akan tinggal bersama teman dekat ku. Kami akan menghabiskan waktu bersama dari pagi hingga ke pagi lagi

KOST CAMPURAN

Aku sendiri masih tidak yakin jika hari ini aku bisa tinggal di kost-an ini. Aku tidak percaya bisa tidur di luar selain kamar ku

" ya ampun.. ini beneran ga sih ? " teriak hati ku masih enggan percaya

" Bey buruan sih !! " Dina menarik tas punggung ku lumayan memakai tenaga. Tarikkannya memaksa tubuhku untuk melangkah masuk ke dalam pagar rumah yang cukup tinggi. Kami mulai menelusuri lorong yang sedikit gelap. Lampunya menyala temaram. Dimana di kiri dan kanan berjejer kamar dengan pintu yang sudah di susun berdasarkan nomer nomer nya.

Aku mengikuti perlahan langkah Willa dan Dina yang lebih dulu melangkah masuk

" Bey buruan, ko lu malah bengong sih ? " teriak Willa tak sabar

Kami menemukan kamar yang cocok dengan nomer di kunci yang Dina pegang. Dengan wajah saling menatap sesaat akhirnya tangan Dina memutar kunci dan.. Kami bertiga bersiap membuka daun pintu. Menyaksikan seperti apa kamar yang akan menjadi rumah sementara kami.

Ukurannya yang tak terlalu luas ataupun sempit. Dengan ranjang yang terpisah dan sofa di tengah berikut televisi berukuran sedang. Ruangan ini terlihat nyaman sangat berbeda dari tampilan luar nya.

Aku, Dina dan Willa memutuskan suit untuk menentukan pilihan ranjang dan kami cukup sportif dengan hasilnya.

Aku mendaratkan diri di sisi ranjang pilihan ku

" rasanya jauh dari rumah membuat dada ku berdebar " bisik dalam hati ku senang

Sebagai anak semata wayang yang penuh kasih sayang di izinkan ngekost tuh amaze banget. Aku tak pernah berpikir di usia remaja bisa merasakan juga hidup bebas seperti ini.

Sebenarnya ini bukan berarti aku benar-benar di bebaskan seperti cerita teman -teman ku dimana saat kost pacarnya tuh bisa bolak-balik masuk dan duduk bahkan

sstt...

bahkan tidur di kamar mereka, oke skip !

Aku sering mendengar cerita macam begitu sebelumnya. Maklum banyak kejadian ajaib sebagai remaja ibukota.

Selama tiga bulan ini aku akan mencoba menjadi anak kosan. Bukan hanya sendirian, di sini aku bersama Dina dan Willa. Kami sengaja pilih kosan yang 'bebas' hahaha.. (ketawa setan) untuk proyek kerja lapangan kami.

Jika tidak karena tugas sekolah seperti ini. Orangtua kami tidak akan mengijinkan. Menjadi siswi SMK itu sesuatu sekali, karena di sekolah ku 95% murid wanita dan 5% murid pria tulang lunak. So kami, aku, Dina dan Willa sangat penasaran seperti apa jadi anak yang bisa tinggal di luar dan bisa bertemu lawan jenis (harapan).

" Bayangin dong kalo kita bisa ketemu cowok ganteng, dan punya pacar ! "

" yaaa ampuuunn.... "

" gilaaaa... gilaaa... !! "

Dengan imajinasi saja kami bertiga sudah heboh. Ya ampun tak kebayang kalau di sini kami bertemu pria idaman seperti di ftv atau drama korea favorit. Oh my god ! aku berteriak dalam hati

Kami di sini dalam program kerja lapangan selama tiga bulan dan sebagai anak SMK yang cupu. Yang pasti hampir tidak pernah kontak dengan anak lelaki. Oke memang ada sih lelaki tapi mereka tak bisa di bilang pria tulen ! makanya kami masih betah sendiri.

Oke itu khususnya untuk aku. Mungkin juga Dina atau juga Willa. Intinya memang kami ga laku, hikss.. (sedih).

Kenyataannya memang anak SMK yang mayoritas perempuan jarang sekali bertemu lawan jenis. Belum lagi jam pelajaran yang mulai dari pagi hingga terbenam matahari. Jadi wajar saja kalau banyak yang jomblo sejati.

***   ***

" (suara pasangan sedang bermesraan ) ... "

" aaahg... uuugghh.... "

Suara seorang wanita terdengar tak jelas di telinga ku.Seperti sayup sayup, aku menoleh ke arah kedua temanku yang lain. Apa mereka juga bisa menangkap suara aneh itu sama seperti aku ? melihat ekspresi aneh mereka meyakinkan ku  bahwa bukan hanya di telinga ku saja yang menangkap suara mendesah itu.

Wajah Willa juga seketika berubah. Dia memastikan pendengarannya sekali lagi. Jari telunjuknya menempel ke bibir mengisyaratkan kami untuk diam. Aku mengerutkan dahi. Tak mengerti dengan raut serius wajah Willa dan Dina

" kenapa ? " bisik Dina

Willa mendekatkan kepalanya. Dengan suara serendah mungkin dia berbisik.

" kalian denger ga sih ? "

Kami memasang kuping sekali lagi dengan wajah seksama dan.. terdengar persis desis suara seperti tadi. Itu suara seorang wanita. 

Suaranya membuat perasaan ku seketika meremang !.

" Akkkhh... Akkkhh.. "

Mataku melotot. Ya ampun itu jelas banget !

suara tertahan dan nafas yang tersenggal. Dina dan Willa menempelkan kuping ke tembok. Memastikan pendengaran masing masing sekali lagi.

OH MY GOD !!

Aku menutup mulutku dengan kedua tangan.

" aaahhh... "

Ya ampun. Aku menutup kuping ku ! tak tahan mendengar desahan di balik tembok sana yang nadanya naik dan turun tak berirama

Ini hari pertama kami di kosan dan apa yang dilakukan tetangga kosan kami ?! ya ampun, aku tak bisa berkata-kata lagi. Sementara Willa dan Dina berusaha menahan tawa mereka.

Itu jelas suara pasangan dari kamar sebelah !

Willa menoleh ke arahku. Lalu  wajahnya menoleh ke arah Dina. Sudut bibirnya naik sebelah. Dia memasang mimik aneh di wajahnya. Gadis itu sepertinya sedang merencanakan sesuatu, lihatlah ! bahkan kini alisnya pun ikut berjingkrak

Tatapan wajah Willa yang penuh arti memberi kode kepada Dina. Dan gadis itu ( Dina ) mengangguk seolah mengerti arti tatapan aneh Willa. Keduanya membuat senyum kompak.

Apa sih mereka ini? Aku dibuat bingung sendiri. Pasti mereka merencana kan sesuatu, pikir ku menebak.

" besok kita liat orangnya seperti apa! " ide Willa

" iya, gue penasaran. Hahaaa... " Dina menimpali sambil tertawa kecil, Willa menutup mulut Dina. Memaksa gadis itu menghentikan tawa cempreng nya. Dia berdeset meminta diam. Jangan sampai orang di sebelah curiga !

" ups... sorry.. " bisik Dina dengan wajah cengengesan.

Willa menoleh ke arah ku.

" gimana Bey? " Willa meminta pendapat ku. Dari tatapannya seolah memaksa diri ku menyetujui rencana mereka. Aku menggeleng antara tidak mau dan tidak paham dengan maksud mereka

Dina dan Willa mengangkat bahu artinya besok mereka berdua tetap mencari tahu ada apa dengan tetangga sebelah baik dengan atau tanpa aku.

Ada- ada saja kejadian di hari pertama ngekost. Aku menggeleng kan kepala. Lebih baik aku fokus pada tugas sekolah saja, daripada mengurusi pasangan mesum di sebelah

Aku membuka buku dan memperhatikan tugas apa yang harus kami lakukan besok. Sementara Willa dan Dina masih cekikikan dan penasaran dengan pasangan di sebelah.

***    ***

BEY

Hari ini. Hari kedua kami di sini. Malam tadi entah karena merasa nyaman atau apa. Sepertinya aku bisa bermimpi indah.

Masih di bawah langit yang sama.Saat ini cuaca sangat cerah. Di bawah langit biru yang terang.

Aku menengadah menatap langit. Tanganku menutupi dahi. Menghalau bias silau nya yang menerpa mata ku.

Willa dan Dina meninggalkan langkah santai ku. Mereka berjalan sedikit lebih cepat dan aku masih ingin menikmati hangat nya matahari. Tiba -tiba wajah seseorang mengejutkan langkah santai ku. Membuat mata ku perlahan naik. Mencoba mencari tahu siapa yang memblok lintasan ku. Dia menatap ku dekat

" Eeh " reflek aku menghentikan langkah

bayangan wajahnya jatuh tepat di atas wajah ku menghalangi silaunya mentari sehingga aku bisa melihat jelas wajah nya. Sebentar aku terpaku dan wajah itu sudah berlalu.

Aku memutar badan. Mencoba menangkap sosok diri nya sekali lagi. Tapi hanya tampak punggung dan figure nya dari belakang.

Tubuhnya yang tinggi. Tangan kanannya di masukan ke dalam saku celana jeans hitam.

Di mataku. dia terlihat sangat keren !

" hey !! " Dina memukul pundakku. Membuyarkan pandanganku pada sosok yang sudah tidak tampak lagi itu.

" gue udah isi pulsa, yuk cuss ! " ajak Dina melangkah cepat, membuat aku tertinggal lagi. Membuat kedua sahabat ku itu menoleh dan memasang raut heran.

" lu bengong kenapa ? " aku menggeleng dan tersenyum menjawab wajah heran dua sahabatku itu.

" senyum lu ngeselin !! "  Dina mencubit pipi ku dan berlari menyusul arah 'dia' yang menghilang di tikungan jalan. Willa menggandeng tangan ku menyusul Dina yang berlari lebih dulu meninggalkan kami

Aku selalu bahagia bersama kalian kedua sahabatku. Bahkan persahabatan kita membuat ku lupa kalau di kelas sepertinya hanya kita yang belum pernah punya pacar. Hahaahaa... (sediiiih )

Tapi tadi. Pria tadi itu. Dia mencuri sorot mata ku. Aku tak bisa berhenti untuk terus menatapnya walau hanya tampak punggung yang kian menjauh

-

-

-

" enak aja, gue pernah pacaran ! "

" gila sih, itu jaman lu SD kaliiiii.. " Dina dan Willa sibuk saling tuding siapa yang sebenarnya belum pernah merasakan berpacaran.

" Bey tuh !!!! "  kompak Dina dan Willa menunjuk ke arah ku. Aku mengeryit terkejut.

" tau tuh Bey, lu... eh, kita dikira lesbi gara-gara lu! " tuding telunjuk Dina mengarah padaku.

" haaaah !! " Mulutku menganga. Tak percaya dengan kalimat Dina yang terdengar asal

" Bener kata Dina, si Vino ga jadi nembak gue katanya 'kamu uda punya Bey ! wtf " kalimat Willa sangat setuju dengan cerita Dina.

" hahahaaa... Vino mah modus Will.. " balas Dina sinis.

" enak aja ! " sanggah Willa tak terima.

Aku tertawa kecil. Mendengarkan keributan mereka berdua. Dina dan Willa selalu menyenangkan untukku. Karena kalian berdua, aku tidak pernah berpikir untuk punya pacar. Pacar ? tiba tiba aku jadi teringat sosok siang tadi

tap... tap.. tap..

Suara langkah kaki di luar kamar mengejutkan kami bertiga. Willa dan Dina saling melirik. Mereka sepertinya penasaran dengan sosok penghuni kos di kamar sebelah kamar kami.

Dina melirik Willa sekali lagi. Tangannya memberi kode untuk membuka pintu. Willa menarik sapu lalu mengangguk seolah menyuruh Dina membuka pintu. 

Mereka sedang apa sih ? tingkah aneh kedua temanku itu membuatku bingung sekaligus heran.

Dina membuka pintu kamar dan Willa sigap berlagak sedang menyapu lorong di depan kamar kami. Aku mengeryitkan dahi. Ada apa sih? tingkah nyeleneh kedua sahabat ku itu membuat wajah ku hanya bisa meraut geli. Kenapa Willa berpura-pura menyapu di lorong sana?

tak lama berselang..

Sosok lelaki bertubuh tinggi berjalan melewati pintu kamar kami. Berjalan dengan santai dan cuek.

Aku kaget ! dan pria tetap cuek. Dia tak peduli sedetikpun dengan kehadiran Willa yang berpura pura menyapu atau tatapan ku yang terpaku pada nya. Aku menghampiri Dina di depan pembatas pintu kamar menatap langkah santai pria itu. Dina jelas melirik ke arah ku bingung. Aku tiba-tiba ikut tertarik dengan sosok penghuni kamar kos di sebelah. Padahal sebelumnya ku bilang tak mau ikut campur. Jelas tatapan Dina menjadi heran.

pria itu mengeluarkan kunci dari tas belakangnya dan bersiap memutar handle pintu. Aku refleks berdiri memegang daun pintu dan menatap sosok itu. Mataku terus terpaku menatapnya. Dina menarik tanganku, kepalanya bergerak seolah menyuruh ku masuk ke kamar. Tatapan ku terlalu jelas dan pekat tapi aku tak mengindahkan kode Dina.

Willa berhenti berpura pura menyapu. Dia  menatapku heran. Mereka merasa aneh dengan pandangan tajam ku pada pria itu. Aku melangkah dan menghampiri Willa di luar kamar. Wajah ku masih terus menatap sosok itu. Dada ku seketika bergetar melihatnya. Rasa ini serasa begitu akrab dalam hati ku.

deg... deg... deg...

" Hush.... " aku mendengar bisikan Willa tapi tidak bisa menyadarkan ku. Perrhatianku masih tertuju ke arah nya.

Aku terkejut dan dalam keadaan tersadar.

Aku masih sangat ingin tahu ketika melihat sosok nya yang sangat familiar dalam ingatan ku tapi aku tak bisa mengingat jelas kenapa aku merasa mengenalnya ? Sementara pria itu cuek. Masuk ke kamar dan pintu kamarnya dibiarkan terbuka.

Aku berjalan menelusuri lorong yang memberi jarak sedikit antara kamar kami. Hingga kini aku berada tepat di depan kamarnya. Langkah pelan ku masih mendapat tatapan heran kedua sahabatku di belakang sana.

Kini aku bisa melihat jelas ruangan itu dan mulai meneliti isi di dalam kamarnya.

Ini adalah kamar kemarin.

Kamar ini..

Willa dan Dina terdiam di belakang. Baju dan buku berserakan, bungkus snack dan botol mineral kosong dimana saja, tergeletak di lantai yang kotor. Aku juga melihat baju wanita tergantung di dalam sana.

" Bey. Lu kenal ? " tanya Willa ragu ragu.

Pertanyaan dan tangan Willa yang menyentuh bahu membuatku tersadar.

" E, eh " mulut ku terbata

Dina dan Willa masih menatap heran dan aku pun bingung sendiri.

Aku sedang apa sih ?! aku seperti terhipnotis dengan sosok nya. Dengan pria tadi, rasanya aku pernah mengenal nya begitu dekat. Sesuatu yang aneh aku rasakan. Ada perasaan yang tiba tiba terasa lain. Walau aku sedikit kecewa menyadari ini adalah ruangan pasangan malam kemarin yang kami curi dengar dengan pergulatan mereka tapi entah mengapa rasanya aku begitu dekat dengannya.

Willa dan Dina menuntun ku kembali ke kamar.

" Bey. Lu ngagetin tau ga ! " ujar Willa dengan wajah cemas nya

" untung orangnya cuek " timpal Dina menepuk dahi. Aku menoleh sekali lagi ke arah kamar itu sebelum mengikuti tuntunan kedua sahabatku. Sesuatu bergetar dalam hatiku.

Entah apa.

***

terima kasih sudah membaca sampai disini..

terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..

Komentar tiap tiap babnya..

Kirim power stone sebanyak2nya

beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya

terima kasih semuanya

**** lanjut baca, narasi seperti ini hanya smapai bab 50an, cerita ini end di wps 120, harus lanjut vol 2 kalau ga lanjut pasti nyesel. soalnya semakin kesana semakin panas dan kian matang, ceritanya juga bertambah dewasa dan memainkan adrenalin..

avataravatar
Next chapter