1 PROLOG

Laki-laki itu masih berdiri di sana, menatapi makam seorang gadis yang sangat ia cintai. Tanpa sadar air mata pun mengalir di pipi. Seakan mewakili rasa sedihnya, akan sebuah kehilangan yang sangat mendalam. Menanamkan beribu trauma yang sangat pahit dan perih di hati. Dia selalu berharap, itu hanyalah mimpi buruk yang sedang menghantui dan berharap segera terbangun. Namun, entah sampai kapan. Dia hanya bisa berdoa seraya meletakkan bunga di batu nisan itu, lalu beranjak pergi.

avataravatar
Next chapter