33 Belenggu Senja

Hari ini begitu cerah, langit membentang berwarna biru bersih, tidak ada sedikitpun celah untuk mendung mengambil alih. Perjalanan mereka cukup lancar karena lalu lintas yang cukup lengang. Berkendara dengan santai tanpa ada gerutu karena jalanan yang macet atau riuh suara klakson dari pengendara di belakang. Mereka menuju salah satu pantai di daerah Jimbaran, Bali. Pantai dengan hamparan pasir putih dan batu karang yang mengelilingi di sekitar. Membuatnya terkesan tersembunyi, layaknya pantai pribadi. Suara debur ombak yang begitu menenangkan dan air laut yang begitu jernih. Pantai Padang-Padang.

Tergambar jelas pada raut wajah mereka, begitu bahagianya mereka. Sedetikpun senyum itu tak meredup, semakin merekah seiring perjalanan. Krisnanda terus bernyanyi, menyenandungkan lagu yang telah dia susun sekian lama. Secara tidak langsung menyanyikan lagu itu untuk Sonya, lagu yang ditulis khusus untuknya. Walau tidak mengetahui lagu tersebut, Sonya sangat menikmatinya.

Mereka sampai, suara debur ombak terdengar begitu jelas. Gerakan di dahan pohon menarik perhatian Sonya, ada sekelompok monyet di sana. Sonya ingin melihatnya lebih dekat, tetapi Krisnanda menarik tangannya.

"Jangan dekat-dekat, nanti kamu di cakar. Itu galak tahu," ucap Krisnanda.

"Iya, Kris," jawab Sonya.

Dia mengikuti Krisnanda, membayar tiket masuk. Menyusuri satu per satu anak tangga, juga melewati terowongan yang tidak begitu panjang. Sungguh mempesona, terhampar nyata pantai yang begitu eksotis di depan mata. Sonya melepas sepatunya, ingin merasakan secara langsung pasir di bawah kakinya. Krisnanda juga melakukan hal yang sama. Mereka berjalan bersama menyusuri bibir pantai, sambil sesekali bermain air atau menyelinap di antara karang. Sonya tertawa dengan riangnya, dia begitu cantik.

Setelah puas bermain dan berkeliling, mereka duduk di sepasang kursi kayu dengan meja di depannya, berbahan kayu pula. Sonya terpejam, menikmati hembus angin yang menerpa wajahnya. Sedetikpun pandangan Krisnanda tidak teralihkan dari Sonya.

"Bagaimana Sonya, kamu suka?" tanya Krisnanda.

"Iya, aku suka banget," jawab Sonya tersenyum, "Pasirnya putih bersih, airnya juga jernih dan suara ombaknya membuatku merasa tenang," jelasnya.

"Ini pertama kalinya aku ke sini dan syukurlah kamu juga suka."

"Ini juga kali pertama aku ke sini," (Sonya tersenyum, memejamkan matanya lagi).

Sonya mengubah posisi duduknya, menghadap Krisnanda. "Kris, aku mau nanya sesuatu," ucapnya.

"Iya, nanya apa?"

"Kemana motor japstylemu? Akhir-akhir ini aku lihat kamu pakai mobil kalau kemana-mana."

"Motornya aku jual, terus aku beli mobil."

"Kenapa dijual?" Sonya semakin penasaran.

Krisnanda menatap Sonya, mulai menceritakan alasan dirinya sangat menyukai motor itu dan mengapa dia menjualnya. Motor yang menyimpan begitu banyak kenangan.

"Ada alasan kenapa aku sangat menyukai motor itu, ada hubungannya dengan seseorang di masa laluku. Namanya Dwi Anitha, mantan pacarku dulu. Aku sering touring dengannya dulu bersama komunitas motor japstyle. Memakai helm dan jaket couple, intinya kami selalu bersama, kemanapun dengan motor itu. Banyak kenangan memang dan aku memutuskan untuk menjualnya karena satu alasan," dia semakin mendekat pada Sonya, "Dan alasannya adalah karena sekarang sudah ada kamu di sisiku," jelas Krisnanda.

Sonya hanya diam, tidak memberikan komentar apapun. Dia masih berusaha mencerna apa yang baru saja dia dengar. Krisnanda tersenyum kemudian meninggalkan Sonya untuk mengambil hadiah yang sudah dia siapkan untuknya. Sebuah kotak yang dia letakkan di kursi belakang, berisi sebotol wine beserta gelasnya. Tidak lupa sebuah kotak kecil yang dia selipkan di antara bucket bunga itu.

Sonya masih terdiam, masih tidak percaya dengan apa yang dia alami. "Apakah yang aku alami selama ini adalah mimpi? Jika iya, aku tidak ingin terbangun dari mimpi yang indah ini," ucapnya dalam hati. Krisnanda begitu baik padanya, perhatian, terlihat jelas dia begitu menyukai dan menyayanginya. "Dia terlihat begitu tampan saat tersenyum," gumannya. Hayal Sonya jauh melayang, mengingat semua yang telah dia lalui. Mengingat sosoknya yang selalu hadir di setiap harinya. Dia semakin hanyut dalam lamunannya. Tiba-tiba Krisnanda datang.

"Sonya Alexandra. Kamu lagi melamun ya?" tanya Krisnanda.

"Nggak kok, aku cuma lagi menikmati deburan ombak," Sonya mengelak. "Itu kotak yang ada di kursi belakang kan?" tanyanya.

"Iya," jawab Krisnanda singkat sambil menata wine dan gelas di atas meja, beserta bunga itu juga.

Senja semakin indah menyapa, semburat jingga semakin memikat, cahayanya hangat menerpa kulit. Saat yang tepat bagi Krisnanda untuk mengungkapkan semuanya. Semua rasa yang bergejolak di dada, yang dia simpan selama ini. Mereka duduk berhadapan, Krisnanda semakin mendekat pada Sonya. Mengambil kotak kecil itu yang dia selipkan di antara bucket bunga.

"Sonya, di hari yang baik ini dengan senja yang mewakili cerita ini. Aku ingin mengungkapkan semuanya. Aku menyukaimu, aku menyayangimu, aku mencintaimu Sonya," ucapnya, kemudian membuka kotak itu, terdapat sepasang cincin, "Maukah kamu menjadi pacarku?" ungkap Krisnanda.

Sonya menangis, dia amat sangat bahagia, "Iya," Sonya berteriak dengan keras, "Aku mau menjadi pacarmu," Sonya setuju.

Saling memakaikan cincin pada jari manis. Mereka berpelukan, Krisnanda mencium kening Sonya. Hari ini, 22 Agustus 2018, cinta mereka diikrarkan dengan senja sebagai saksi dan debur ombak yang mengiringi. Menikmati teguk demi teguk wine yang Krisnanda bawa, duduk bersama menyaksikan senja kembali ke peraduan, menyambut datangnya malam. Tak henti mengucap syukur atas semua hal yang membahagiakan serta doa tidak henti terucap. "Semoga semuanya tetap seperti ini. Terimakasih"

Aku tahu cinta terkadang unik, terkadang manis, terkadang pahit atau terkadang penuh teka-teki yang susah ditebak. Ya, aku akan selalu bersyukur untuk setiap perjalanan cinta dan teruntuk kamu yang sekarang singgah di hatiku. Aku hanya ingin mengatakan,

"Terimakasih, karena sudah menggenggam tanganku begitu lembut. Karena aku akan menjalani sebuah kisah cinta yang semoga saja indah, yang selalu membuatku mencinta tanpa hadirnya luka. Disaat yang sama, aku mencintaimu Krisnanda Putra, seperti kamu mencintaiku. I love you so much and thank you for everything."

~Sonya Alexandra~

Teruntuk Tuhan

Teruntuk semesta

Terimakasih karena sudah memberikan pelajaran cinta dan menumbuhkan cinta di setiap manusia

Hingga akhirnya, cinta iu menjadi tujuan yang paling dicari untuk membahagiakan orang yang kita sayangi

Teruntuk cinta, terimakasih

Teruntuk cerita, tetaplah begini

Dan aku akan berbagi apapun padanya

Tentang luka, tentang duka, tentang lara dan tentang cinta

Karena aku dan kamu adalah satu, dan aku mencintaimu tanpa alasan apapun

I Love You Sonya Alexandra

~Krisnanda Putra~

avataravatar