1 Prolog

Terlahir dari keluarga terhormat, bergelimang harta tidak menjadi jaminan seseorang itu bahagia. Buktinya aku, Amira Anindita Tanzel jauh dari satu kata itu. Lebih parahnya lagi sebagai putri Tanzel, aku di tuduh sebagai pelakor, perebut calon suami sahabat ku sendiri Hana Sumitra.

"Aku tidak tahu Hana bahwa lelaki yang ku nikahi ini calon suami-mu. Seandainya aku tahu ... "

"Cukup! Aku tidak sudi mendengar satu kata lagi terucap dari mulut kotor mu, PELAKOR!"

Seandainya saja aku tidak takut pada syariat agama pasti akan dengan suka rela ku kembalikan suami-ku pada wanita yang mengaku lebih berhak atas Mas Azriel.

Sebagai seorang istri aku tidak pernah di perlakukan dengan layak, di sayangi, bahkan di lindungi. Tidak sama sekali. Status ku sah di mata Hukum tapi tidak di mata suami-ku.

Sebagai seorang istri tidak sekalipun aku merasakan kehadirannya. Aku ini istri yang tidak di anggap. Untuk itulah aku datang kesini ingin berbagi keluh kesahku, luka, dan air mata. Aku ingin tanya pada istri - istri di luaran sana apakah benar bahwa istri itu di jadikan sebagai tulang punggung keluarga, sementara suami di luaran sana bermanjakan wanita?

Tolong jawab aku!

Jika kalian bersedia berbagi cerita dengan ku silahkan mampir. Mari sesama istri yang sama - sama tersakiti kita saling menguatkanšŸ™

avataravatar
Next chapter