webnovel

Black Mafia

Pagi hari, Rei sedang terlihat merenung menatap langit melalui jendela kamarnya. Hari ini adalah hari libur, tetapi terlihat Rei masih memikirkan kejadian 2 hari lalu, Rei terlihat bingung, ia ingin melaporkan pada polisi atas kejadian itu tapi Rei tidak memiliki bukti jadi Rei memilih diam dan menyelidiki. Rei mencoba mengingat wajah perempuan yang menariknya, dia rasa perempuan itu mirip Luisa, tetapi karna pencahayaan yang kurang jadi tidak jelas.

Rei menghela nafas panjang, ia sangat stress dengan kejadian yang menimpanya, ia melihat orang dibunuh dengan mata kepalanya sendiri, tapi wajah Rei mencoba tenang "Untuk apa aku memikirkannya, dulu juga aku sering melakukanya, walau hanya membuat sekarat...", ucap Rei dengan menompang dagunya.

Saat ini yang membuat Rei stress bukanlah kejadian itu, melainkan ibu nya yang sangat cerewet dari tadi hanya teriak teriak menyuruh Rei bangun, padahal Rei sudah menjawab bahwa ia sudah bangun, tapi ibunya terlalu cerewet menurutnya.

"REI APA KAU TIDAK INGIN KELUAR KAMAR?!", teriak ibunya dari bawah, Rei hanya bisa sabar, ia tidak peduli "Cih, palingan nanti juga di suruh ikut latihan fisik", ucap Rei yang sudah muak dengan ibunya yang terlalu overprotective padanya.

Hp Rei berdering, terlihat sebuah nomor tidak dikenal menelfon Rei, karna penasaran Rei mengangkat telfon itu "Datang ke taman kota hari ini.", ucap gadis dalam telfon, yang tanpa basa basi, langsung mengatakan dan mematikan telfon.

"O-OI SIAPA INI?!", teriak Rei kesal, tapi rasanya itu adalah telfon penting, jadi Rei memutuskan untuk segera pergi.

Beberapa menit bersiap, Rei langsung turun kebawah, dengan buru-buru, Rei mengabaikan ibunya dan langsung pergi saja "Bu, aku mau ketaman kota...", ucap Rei langsung berlari keluar.

Ibunya hanya bisa terheran melihat perilaku anaknya, tapi ibunya berfikir mungkin Rei pergi latihan fisik "Huft- syukurlah Rei mengerti betapa pentingnya fisik untuk laki laki", ucap Ibu Rei sembari bersiap untuk bekerja.

Karna kota Rei adalah kota yang terjaga dari polusi, maka jarang ada yang menggunakan alat transportasi, mereka semua berjalan jika tujuannya dekat, termasuk Rei yang selalu berjalan sambil melihat lihat sekeliling, guna untuk memperkuat ingatan serta daya tahan tubuhnya.

Beberapa menit Rei sudah sampai di taman kota, Rei ingin menelfon balik gadis tadi, tetapi itu terhenti ketika Luisa memanggilnya, dari jarak jauh. Karna Rei memiliki pendengaran yang tajam, ia menghampiri Luisa yang hanya tersenyum.

"Jadi kau yang menelfonku???", tanya Rei dingin pada Luisa, lagi lagi senyuman muncul diwajah Luisa disertai anggukan yang bertanda bahwa memang Luisa yang menelfon Rei.

"Jangan dingin gitu lah Rei..", ucap Luisa, balasan dari Rei hanyalah muka datar khas Rei serta jawaban dingin dari Rei, "To The Point-!", ucap Rei dingin.

Luisa memasang ekspresi kesal, bagi Luisa Rei terlalu dingin tapi Luisa tak peduli, tanpa basa basi lagi Luisa langsung memasang wajah serius "Tolong kau tutup mulut atas kejadian dua hari lalu-!", ucap Luisa yang berhasil membuat mata Rei terbelalak terkejut.

Rei mulai gugup, jadi apa yang dipikirkan Rei benar, berarti Luisa juga ikut membunuh guru matematika itu.

Awalnya Rei berfikir jika Shuzu lah yang membunuh, tetapi ternyata Luisa. "Siapa kau sebenarnya?", tanya Rei dengan nada serius. Luisa hanya tersenyum pada Rei "Anggota mafia...", ucap Luisa sambil senyum dan memberi sebuah surat untuk Rei.

"Surat apa ini?", tanya Rei kepada Luisa, lagi lagi hanya senyuman yang menjawab. "Buka saat keadaan sepi ya!", ucap Luisa sambil pergi dan melambaikan tangan, Rei ingin sekali membuang surat itu, tapi rasa penasaran tak bisa pergi, Rei pun pulang kerumahnya untuk mengecek surat itu, syukurlah Ibu Rei itu sudah berangkat kerja, "Syukurlah ibu sudah kerja, tapi sial aku jadi harus manjat manjat seperti maling untuk masuk ke rumah, lagian kenapa kuncinya pake di bawa sih", ucap Rei kesal pada dirinya sendiri.

Di rooftop rumah Rei membuka surat tersebut dan memulai membacanya.

Isi surat:

"Yo Rei-!

Gw harap lhu bisa tutup mulut atas kejadian dua hari lalu, gw tau lhu ga suka basa basi, jadi gw langsung bilang ke lhu, gw ada ajakan menarik buat lhu, gw bakal ampuni nyawa lhu kalo lhu mau jadi anggota Black Mafia, tapi kalo lu ga mau, gw terpaksa tutup mulut lu secara paksa-!, kalo mau temui gw di belakang sekolah.

>>Tertanda: Nake gans.y<<"

Rei memandang kesal surat itu "Apa apaan, penulis surat ini, pake gans gans segala, palingan kalo ketemu juga lebih gantengan gw U_U", ucap Rei dengan wajah sombongnya itu, mungkin ia lupa kalo ia perempuan:v, tanpa basa basi Rei menyobek kertas itu dan membuangnya. Rei terlihat mulai tertarik dengan tawarannya.

Keesokan harinya Rei memilih bolos saja dan menemui anak bernama Nake itu di belakang sekolah, tapi saat Rei sudah dibelakang sekolah hanya terlihat seorang perempuan yang terlihat ketakutan. "Woi sape lu???", teriak Rei mendekati perempuan itu, perempuan itu sempat terkejut tapi ia menutupi keterkejutan nya dengan wajah bertutup masker.

"G-gw Kiran anak kelas 3, lu siapa???", jawab gadis itu sambil menjauhi Rei, gadis itu melihat belakang Rei dan entah kenapa gadis itu seperti ketakutan dan pergi meninggalkan cegans yang satu itu.

"Oii!!!", teriak Rei melihat gadis itu pergi menjauh, karna heran Rei menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang membuat gadis itu ketakutan, yang dilihat Rei hanyalah seorang lelaki dengan hoodie hitamnya karna wajahny tertutup masker, Rei jadi tak mengenali lelaki itu. "Nama lu Nake?", tanya Rei dingin pada lelaki tersebut. "Ya- gw adalah Nake yang tergans, dan lu pasti Ranara kan?", tanya Nake dengan mengulurkan tanganya untuk berkenalan.

Balasan Rei hanyalah wajah datar dan sedikit sindiran "Panggil Rei aja-! Gausah sok akrab, muka pas pas an aja sok iye lhu-!", jawab Rei mengalihkan pandangannya, Nake hanya meng'hm'kan saja omongan Rei, "Diajak akrab ga mau, lagian gw itu lebih tua dari lhu yang sopan kalo manggil", ucap Nake dengan nada kesalnya.

"Gw mau gabung ke mafia, itu aja makasih", ucap Rei lalu pergi menjauh dari "HEE---", teriak Nake yang diabaikan oleh Rei, kekesalan Nake pada Rei begitu besar, bagaimana tidak bahkan Nake tak tahu bagaimana cara mengajak Rei ke markas jika Rei pergi.

Keesokan harinya Rei masuk ke sekolah dan di tanya oleh wali kelasnya yang sedang mengajar "Kemarin kau kemana saja Rei? Padahal kau baru masuk ke sekolah tapi kau sudah bolos bolosan", ucap wali kelas itu menghadang Rei ingin duduk, Rei memasang wajah datar dan berkata tanpa dosa "Bukan urusan anda-!", jawab Rei yang membuat satu kelas terkejut tak terkecuali Luisa dan Shuzu. "Kurang ajar kau, masuk ke ruang BK sekarang!!!!", marah guru itu sambil memukul meja Rei "Bisa santai aja ga?", jawab Rei sambil memukul mejanya dan pergi.

Satu kelas terkejut melihat tingkah laku Rei, tidak disangka ternyata Rei sangat nakal. Di ruang BK Rei duduk dengan sangat santai, dan itu membuat perhatian para guru BK tertarik pada Rei "Ada apa Rei?" "Kenapa kau disini?", itulah pertanyaan para guru BK, tetapi Rei sama sekali tidak peduli, para guru BK itu diabaikan, Rei mulai merasa bosan dan berkata, "Pak, ntar kalo wali kelas 7.1 dateng, kasih pengumuman ya, saya mau pergi bentar"

Rei pergi dengan membanting pintu BK, sangat tidak sopan, tapi wajah Rei hanyalah wajah datar dan tak peduli.

Bel istirahat berbunyi Luisa dan Shuzu memutuskan untuk pergi ke kantin bersama "Ga nyangka ternyata si Rei bad boy", ucap Shuzu yang berhasil menarik perhatian Luisa, jawaban dari Luisa hanyalah lirikan pada Shuzu "Dia cewek-", ucap Luisa yang berhasil membuat Shuzu terkejut "A-apa?!".

"Dia juga bakal jadi anggota Black Mafia", tambah Luisa, Shuzu benar benar terkejut tak disangka sangka ternyata seorang Rei yang ganteng, keren, dingin, cuek, dan idaman para kakak kelas itu ternyata perempuan. "Ga usah bilang siapa siapa", ucap Luisa, Shuzu semakin bingung, langkah mereka berdua terhenti saat mlihat Rei dengan santai nya meminum es coklat dan berjalan ke arah toilet, dan yang lebih parah ia masuk ke toilet perempuan, jika ada siswi lain pasti akan menjadi masalah.

Luisa mencoba mengingatkan Rei tapi tangan Luisa ditahan oleh Shuzu "Sepertinya ia menunggu seseorang", jelas Shuzu pada Luisa, mereka melihat Rei seperti murung di depan toilet itu, tapi mereka mencoba untuk tenang dan melanjutkan tujuan mereka untuk ke kantin.

"Cih, lama sekali...", gumam Rei yang terlihat sedih "Jika saja ibu dulu mendaftarkan ku dengan gender perempuan, pasti aku ga seperti ini, mau masuk toilet perempuan aja ga bisa", batin Rei yang terlihat sedih, bagi Rei yang perempuan tapi dianggap lelaki sangatlah berat, jika ingin ke toilet ia tidak bisa ke toilet perempuan, jika paksa masuk pasti akan terjadi masalah, sedangkan jika Rei ke toilet lelaki untuk buang air kecil jelas tidak bisa, karna tempat laki laki kebanyakan terbuka, sedangkan Rei kan perempuan jelas jika ia buang air dan membuka celana dan terlihat ia tidak mempunyai 'lelaki' pasti akan jadi masalah juga.

Sangat merepotkan... tiba tiba pintu toilet terbuka dan memperlihatkan gadis bertubuh pendek, rambut yang terurai, dan memakai kacamata, terlihat sekali seperti kutu buku.

"Kau lama sekali, Zuha...", ucap Rei sembari mengelus kepala gadis itu. "Hehehe maaf...", ucap gadis itu sambil tersenyum, mereka berdua pun pergi entah kemana.

"Kenapa ia dengan Zuha...", ucap Shuzu "Aneh, gimana caranya Rei kenal Zuha?", tanya Luisa. Luisa dan Shuzu dari tadi mengawasi Rei dari kantin.

Malam harinya Luisa dan Shuzu pergi ke markas karna panggilan dari Nake yang mendadak, Shuzu terlihat sangat mengantuk, karna mereka dipanggil saat tengah malam, setelah sampai mereka disambut oleh wajah menyebalkan Nake yang kesal karna mereka datang terlambat "Kak, singkirkan wajah burik mu itu", ketus Luisa mendorong Nake dan masuk ke markas, Shuzu tertawa terbahak bahak melihat kedua saudara tiri itu selalu bertengkar dan tidak pernah akrab.

"Perkenalkan dia Rei Ranara, anggota baru Black Mafia", ucap seorang lelaki yang terlihat seumuran dengan Nake.

Rei, Luisa, dan Shuzu sama sama kaget dan berkata serentak "KAU-?!".