9 Part 9

*****

Hari telah pagi, Kirana yang lebih dulu terbangun setelah mendengar bunyi alarm dari handphone miliknya yang berada di tempat tidur. Kirana mulai membuka mata perlahan-lahan, lalu pandangan Kirana pun langsung tertuju ke arah Julian yang masih tertidur lelap yang berada tepat disamping Kirana dalam posisi duduk dikursi. Kirana mulai menyadari seluruh tubuhnya terbalut oleh selimut dan Kirana bisa pastikan yang melakukan hal itu adalah Julian.

"Kau ternyata lelaki yang perhatian" batin Kirana sambil tersenyum tipis sambil menatap Julian yang sedang tertidur.

Seketika itu Kirana pun menyadari bahwa tangan kiri Kirana saling bergenggaman dengan tangan kanan Julian.

"Apa-apaan ini !!!" Kirana merasa terkejut sambil melepaskan genggaman tersebut.

Julian pun tersentak kaget dan langsung terbangun dari tidurnya.

"Hey..ada apa?" tanya Julian.

"Ti..tidak ada apa-apa" jawab Kirana dengan gugup. Kirana tidak ingin Julian mengetahui yang terjadi barusan tentang tangan mereka saling menggenggam.

"Apakah ini sudah pagi?" tanya Julian.

"Iya, sudah pagi" jawab Kirana.

"Ooh..." sahut Julian.

"Kita harus bersiap-siap untuk ke kantorku, untuk meminta kunci duplikatnya" sahut Kirana.

"Ya ampun, kenapa tidak dari semalam saja kita ke kantormu" sahut Julian

"Rekanku itu dinas pagi. Jadi kita harus menunggu pagi" jawab Kirana sambil beranjak dari tempat tidur.

"Ooohh...gitu" sahut Julian.

"Sebelum ke kantorku kita bersihkan diri kita dulu" kata Kirana sambil mengajak Julian ke kamar mandi.

Sebelum masuk ke kamar mandi Kirana memberikan handuk kecil, sabun muka dan sikat gigi yang baru kepada Julian. Kirana dan Julian tidak bisa melakukan mandi dengan keadaan seperti itu, maka Kirana dan Julian hanya membersihkan wajah dan sikat gigi saja. Setelah membersihkan diri, Kirana pun bergegas menuju ke meja rias untuk merapikan seragam yang dikenakannya dengan bercermin di depan meja rias. Julian hanya memperhatikan sikap Kirana lewat cermin.

"Ternyata Kau cantik juga, meskipun Kau wanita galak" kata Julian melihat kirana dari cermin sambil tersenyum tipis.

"Beraninya Kau meledekku" sahut Kirana sambil matanya melirik Julian.

"Aku tidak meledekmu, Aku hanya mengatakan yang sesungguhnya bahwa Kau ternyata cantik" sahut Julian.

"Hahaaa...Ternyata Kau baru menyadarinya" kata Kirana sambil tertawa.

"Ayoo kita ke dapur, karena Aku ingin buat sarapan" sahut Kirana sambil menghentakan tangan kirinya yang terborgol.

"Baiklah" jawab Julian.

Saat di dapur Kirana dibantu Julian mengolah bumbu-bumbunya untuk memasak nasi goreng dan ayam goreng. Julian yang tak terbiasa melakukan pekerjaan wanita seperti memasak, Julian hanya membantu sebisanya saja. Julian mencoba membantu Kirana untuk mengiris bawang merah. Julian tiba-tiba merasakan matanya perih saat mengupas dan mengiris bawang merah tersebut dan seketika itu juga Kirana kaget saat melihat Julian berlinangan air mata.

"Kau pasti merasa menderita atas tindakanku" batin Kirana sambil menatap wajah Julian yang bercucuran air mata.

"Hey...apakah Kau baik-baik saja?" tanya Kirana dengan rasa simpatik.

"Iya,Aku baik-baik saja" jawab Julian sambil sibuk mengelap air matanya dengan tangan kiri.

"Apakah ada sesuatu hal yang membuatmu bersedih?" tanya Kirana sambil memegang lengan Julian.

"Bawang merah ini berasal dari planet mana sih?" tanya Julian.

"Mataku terasa sangat perih. Sungguh Aku benci bawang merah ini" gerutu Julian sambil meneruskan mengiris bawang merah.

"Hahaahaa... Kau lucu" Kirana tertawa lebar.

"Ternyata Aku salah paham lagi terhadapmu" batin Kirana sambil melanjutkan tawanya.

Tak lama kemudian terdengar nada panggilan Handphone Kirana berbunyi. Terlihat nama pemanggilnya Tonny, lalu Kirana mengangkat panggilan handphone tersebut.

"Halo...Kirana !!!" kata Tonny terdengar suaranya dari handphone.

"Iya Ton, ada apa Ton?" jawab Kirana.

"Ada perkembangan baik untuk kasus ini. Dokter Mila barusan menghubungiku, lalu kata Dokter Mila nanti Jam 9 pagi pihak Kepolisian sudah bisa mengambil hasil laboraturium test DNA Alex" kata Tonny.

"Syukurlah kalau begitu" sahut Kirana.

"Nanti kita bicarakan dikantor saja ya" kata Tonny.

"Ya udah ya Kirana, Aku mau bersiap-siap ke RS. MEDIKA CENTER dulu untuk mengambil hasil laboraturium test DNA tersebut, Bye" sahut Tonny.

"Baiklah Ton. Bye... " jawab Kirana.

Saat Kirana sedang menelpon Julian menggantikan tugas Kirana melanjutkan menggoreng ayam. Setelah menutup telpon Kirana mengambil alih lagi tugasnya untuk memasak. Tidak lama kemudian nasi goreng dan ayam gorengnya pun siap untuk dihidangkan, lalu Kirana bersama Julian duduk dimeja makan untuk menyantap sarapan yang mereka masak. Setelah selesai makan sarapan Kirana pun langsung memesan taksi untuk menuju ke kantor.

Kirana dan Julian sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Kantor Polisi tempat Kirana bekerja. Kirana dan Julian duduk di ruang tamu menunggu taksinya datang dan tidak lama kemudian taksinya datang. Kirana dan Julian pun bergegas menaiki taksi dan taksi berlalu pergi meninggalkan tempat kediaman Kirana.

Sepanjang perjalanan Julian hanya berdiam diri sambil melihat suasana diluar jalan dari kaca pintu taksi, sedangkan Kirana sibuk dengan handphonenya saja. Sesekali Kirana melirik Julian yang berada disampingnya. Julian terlihat seperti orang yang sedang melamun, tapi Kirana tidak menghiraukan sikapnya Julian tersebut. Kirana hanya beranggapan sikap Julian tersebut sedang menikmati suasana yang ada diluar jalanan.

Tidak lama kemudian taksi berhenti didepan gerbang Kantor Polisi tempat Kirana bekerja. Kirana dan Julian pun segera turun dari taksi.

"Ayoo Kita kedalam" kata Kirana.

Julian hanya mengangguk dan mengikuti langkah Kirana menuju pintu kantor polisi.

Kirana mendengar suara motor sport Andre datang, lalu melintasi Kirana dan Julian yang sedang berjalan di halaman Kantor Polisi.

"Hey..Kirana" sapa Andre saat melintasi Kirana menuju ke parkiran motor.

"Hey Ndre" jawab Kirana.

Tak lama kemudian Kirana dan Julian memasuki pintu utama kantor. Kirana pun langsung menuju ke sebuah ruangan menemui rekan kerja Kirana di kepolisian, sedangkan Julian hanya mengikuti langkahnya Kirana.

"Selamat pagi Pak Ridwan" kata Kirana menyapa rekan kerjanya di Kepolisian.

"Pagi Ibu Kirana, ada yang bisa saya bantu" jawab Ridwan.

"Saya perlu kunci duplikat borgol ini Pak" sahut Kirana.

"Baiklah Bu, akan saya cari kuncinya" jawab Ridwan.

Tak lama kemudian Ridwan pun memberikan kunci duplikat borgolnya. Kirana dan Julian pun saling pandang dan tersenyum.

"Terima kasih ya Pak Ridwan" sahut Kirana.

"Iya sama-sama Bu" jawab Ridwan.

"Setelah borgol tersebut terbuka, Kirana dan Julian pun langsung menuju ke pintu utama kantor.

"Borgolnya sudah terlepas, Kau sudah bebas sekarang" kata Kirana sambil tersenyum tipis.

Julian hanya tersenyum tipis, tidak menjawab ucapan Kirana. Setelah di depan pintu utama Kirana dan Julian saling bertatapan.

"Dari sini kau mau kemana?" tanya Kirana.

"Aku mau langsung pulang, soalnya nanti siang aku ada jadwal mengajar" jawab Julian sambi tersenyum.

"Baiklah, Hati-hati ya" jawab Kirana.

"Iya, Kau juga hati-hati" kata Julian sambil tersenyum.

"Jangan terlalu galak lagi jadi Polwan ya, cukup Aku saja yang merasa kegalakanmu" sahut Julian sambil tersenyum lebar.

"Kau ini..." sahut Kirana sambil mengerutkan dahinya dan mencubit lengan Julian.

"Aaaww...sakit tau" Julian teriak kecil.

"Tuh kan... kau sungguh Polwan jahat" kata Julian sambil tertawa kecil.

"Yaudah ya Kirana. Aku harus segera pulang, Bye..." kata Julian lalu membuka pintu dan melangkah keluar.

"Baiklah Julian. Bye..." jawab Kirana sambil tersenyum lebar.

***

Note book : Sahabat webnovel mohon memberikan Votenya ya, agar bisa membantu Aku mengupdate part berikutnya dgn cepat. Saran dan komentar dari sahabat webnovel juga sangat membantu Aku untuk menghasilkan cerita yang bagus nantinya untuk karyaku ini. Aku ucapkan terima kasih banyak bagi para sahabat reader yang telah memberikan vote untuk karyaku.

Ingat jangan lupa votenya ya.....!!!☺☺☺

avataravatar