5 Part 5

*****

Kirana tidak memperdulikan teriakan rasa sakit lelaki tersebut. Malahan Kirana tambah menyiksa lelaki tersebut dengan cara menjambak rambut lelaki tersebut, karena Kirana merasa sangat kesal dengan ucapan lelaki tersebut yang menyebut dirinya gila.

"Haiii...Bajingan, siapa nama Kau?" kata Kirana sambil membulatkan mata dan mengerutkan dahi

"Na...namaku Julian, lepaskan Aku". jawab Julian dengan suara bergetar menahan sakit yg dirasakan.

"Enak saja minta dilepaskan". gerutu Kirana.

"Aku tidak bersalah". sahut Julian dengan upaya meyakinkan Polwan tersebut.

"Dasar Bajingan, sudah jelas ketahuan menjambret masih saja pura-pura tidak bersalah". gerutu Kirana sambil tersenyum sinis.

"Tas yang Kau pegang itu sudah cukup jelas buktinya. "sahut Kirana"

"Kau salah paham. Lepaskan Aku dulu biar Aku jelaskan, karena Kau tidak tau yang sebenarnya terjadi". kata Julian.

"Aku tidak peduli, nanti saja menjelaskannya di kantor Polisi". gerutu Kirana.

"Bajingan tetaplah Bajingan". gerutu Kirana lalu memborgol pergelangan tangan kanan Julian yang Kirana lipat dipunggung Julian, kemudian borgol bagian satunya dikaitkan kepergelangan tangan kiri Kirana. Dengan cara seperti itu maka kondisi salah satu dari tangan mereka saling mengait.

"Sudah aman, tidak mungkin bajingan ini bisa kabur". batin Kirana.

"Berdiri bajingan, Ayo ikut aku untuk menemui pemilik tas itu". kata Kirana sambil menghentakkan borgol yg mengait ditangan kiri Kirana.

"Hari ini Aku benar-benar sial sekali". gerutu Julian sambil berjalan disamping Polwan itu.

"Mimpi apa Aku semalam,sehingga harus bertemu Polwan gila seperti dia yang dimaksud tak lain adalah Kirana". batin Julian sambil melirik sinis.

"Apa yg kau liat bajingan". sahut Kirana dengan ekspresi marah.

"Hhmm...Kau manusia yang tak punya rasa belas kasihan ya". kata Julian dengan sinis.

"Sungguh wanita kejam". batin Julian.

"Rasa belas kasihan Aku tidak untuk para bajingan seperti kau". gerutu Kirana dengan sinis.

"Terserah kau sajalah". kata Julian sambil memalingkan wajahnya.

Tidak lama kemudian Kirana dan Julian menghampiri wanita tua yang merupakan korban penjambretan tadi. Kirana lalu menyerahkan tas milik wanita tua tersebut.

"Siapa nama Nyona dan apakah ini milik Nyonya?" kata Kirana.

"Benar sekali Bu Polisi. Namaku Helena" jawab wanita tua itu.

"Terima Kasih Bu Polisi". sahut Helena.

"Iya sama-sama Nyonya Helena, Namaku Kirana. "sahut Kirana sambil tersenyum tipis.

Helena merasa heran melihat pergelangan tangan kiri Polwan saling mengait borgol dengan tangan kanan lelaki yg ada disamping Polwan tersebut.

"Maaf Bu Polisi, kenapa dengan Pria ini?" kata Helena yg dimaksud tak lain adalah Julian, dengan rasa penasaran.

"Saya pun sudah menangkap pelakunya". jawab Kirana, sambil menatap wajah Julian.

"Hhmm...Tapi Pria ini bukanlah pelakunya". kata Helena sambil menghampiri dan memegang bahu Julian.

"Apakah Nyonya sangat yakin?" tanya Kirana sambil mengerutkan dahinya.

"Iya, saya masih ingat sekali wajah penjahat itu. Malah pria ini datang untuk menolong saya. Pria ini berusaha merebut tas saya dari tangan penjahat itu hingga mereka berkelahi, tetapi penjahat itu berhasil kabur membawa tas saya setelah memukul Pria ini hingga terjatuh. Pria ini berusaha bangkit dan berlari mengejar penjahat itu". jawab Helena dengan menceritakan secara singkat awal mula kejadiannya kepada Kirana.

"Terima kasih ya Nak". kata Helena sambil menatap wajah Julian dan memberikan senyuman tipis.

"Iya sama-sama Nyonya". jawab Julian sambil menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

"Baiklah kalo begitu Saya pamit pergi". kata Helena sambil menatap Kirana dan Julian.

"Iya..." jawab Julian dan Kirana.

Helena mengambil sesuatu dari dalam tasnya, lalu memberikannya kepada Kirana dan Julian.

"Ini kartu nama Saya, kalian bisa menghubungi Saya kapanpun". kata Helena sambil memberikan kartu namanya kepada Kirana dan Julian sambil tersenyum tipis, kemudian Helena berlalu pergi meninggalkan Kirana dan Julian.

avataravatar
Next chapter