Sebanyak banyaknya Aku adalah Kosong
Seramai ramainya Aku adalah Kopong
Rutinitasku berkembang, namun Rasaku Bercabang
Pura-pura menebar senyuman, biar nantinya banyak Teman.
Pura-pura Bahagia, biar kaya orang-orang bisa Nostalgia
Mencari jati diri maka menyukai Perempuan
Jatuh Cinta sendiri karna tidak Berkemampuan.
lagi-lagi uang uang uang.
tak cukup modal Berjuang,
maka kabar Buang
tak Berpeluang
tak memiliki Ruang.
menjadi patah hati lagi,
menjadi Bodoh dari Malam ke Pagi.
banyak Ingin tapi banyak Angin
Hatiku rasa coba-coba hingga memasuki fase Pancaroba.
Rambut berantakan, Badan tak terawatkan
penuhi paru-paruku dengan Tembakau,
karna itu satu satunya pelepas yang murah dan terjangkau.
Hidup semakin sulit,merayap pada kulit
pikiran berbelit belit, Keluhku takbisa berkelit.
Aku sulit tidur, Produktivitas jadi kendur
tak sehat punya kantung mata,
mau rehat tapi jadi perih di mata.
apa yang salah dengan diriku ?
tepuk bahu juga tepuk siku,
air mataku tumpah, aku melankolia sumpah.
sosial media buatku pusing, banyak konten tersedia isinya bising.
sekarang harus kuapakan ?
menjadi Pecundang tidak apa apa kan ?
semuanya Sepi, hanya bisa Bermimpi
Marah berapi api, mengeluh yang tidak tercukupi
aku ingin Senang, aku ingin Menang, ingin Tenang bukan Genang.
kamu dimana Tuhan ? aku butuh bersentuhan
tolong kirimkan Malaikat, hingga aku sujud pada Hakikat.
apa lebih baik aku menyerah ?
tapi kau suruh aku berserah.
kenapa suasana begitu Jahat
kenapa dengki begitu Terpahat
Aku Melantur semakin tak teratur
hentikanlah siapa Aku.
mengapa semuanya begitu berat, begitu kaku,
banyak hening berjibaku, tidak hening berperilaku.
Aku tak pantas.
banyak Bicara sedikit Kuantitas.
tak bisa lari dari Perantara
terjebak hari juga di Antara
sedih sedihku panjang,
Jiwaku kejang kejang.
Aku Mengutukmu wahai Malam
Aku Meludahimu wahai Kelam
diburu denting denting
terbanting di sudut sudut hening
Aku tak berdaya, Aku apalah daya.
Bajingan, Anjing, Setan, Iblis, Bedebah, Brengsek, Goblok, Tolol.
2020 hidup dalam naungan Pandemi seperti Epidemi
aku Terkontaminasi Cemasku mendominasi.
apa ini yang namanya Diskriminasi
atau Keteguhan hati yang Tereliminasi.