18 terbongkar

Setelah sampai di teras rumah Manda, Acha dan Niko langsung membuka sepatu, saat baru saja ingin masuk langkah kedua terhenti karena mendengar percakapan Manda dan Ringgo yang m ngejutkan.

"Man, kalo lo sampe kaya gini gue males ah bantuin lo lagi, ini terlalu bahaya buat lo man lo liat kan sikap Niko ke lu tadi dia bukanya makin rispek sama Lo tapi malah makin buruk " ucap Ringgo

"Jangan gitu dong Ringgo, kita harus usaha lagi lama lama Niko juga bakalan kasian kok sama gue,makanya lo bilang sama Acha untuk bujuk Niko,itu guna nya lo pacaran pura pura sama Acha" ucap Amanda tanpa merasa berdosa

Mendengar percakapan mereka itu langsung membuat Niko masuk ke rumah Manda yang sudah terbuka.

"Busuk banget rencana kalian!" ucap Niko dengan nada sedikit tinggi.

"Bukan gitu Niko, gak kaya gitu kok" ucap Amanda panik

"Gue udah bilang berkali kali kan sama lo, gue gak akan pernah bisa cinta sama lo dan jangan ngelakuin segala cara biar gue bisa cinta sama lo," ucap Niko menatap Manda tajam.

"gue gak nyangka lo ikut ikutan sama Manda  ring, bahkan apa kata Manda tadi? itu gunanya lo pacaran pura pura sama Acha, gue kira Acha bukan korban lo selanjutnya tapi ternyata malah lebih parah dia cuma lo jadiin sebagai pura pura memang lo gak akan pernah berubah" ucap Niko sambil menatap pekat wajah Ringgo

"Kita gak akan ngelakuin ini kalo Lo mau sedikit buka hati Lo buat Manda" ucap Ringgo yang tak mau di salah kan

"Ha, buka hati buat cewek kaya dia, orang yang jadi dalang dari semua ini? gak akan pernah!" ucap Niko sambil menunjuk manda dan langsung keluar dari rumah manda.

Niko keluar dari rumah Amanda dan mendapati Acha yang hanya bisa diam dan membeku, Niko tau bagaimana perasaan gadis ini melihat kejadian seperti tapi.

buah yang sudah terjatuh di lantai akhirnya di kumpulkan Niko lagi dan ia buang ke tempat sampah. Amanda tidak pantas di kasiahani.

Acha masih terdiam dan mencoba mencerna semua kejadian ini dan berharap ini semua hanya mimpi.

Ringgo, sosok yang membuat senyum terukir indah di wajahnya harus menjadikan alasan Acha menetes air mata nya sekarang.

"Ayo pulang" Niko menarik tangan Acha

"Ayo Cha, gak usah nangis buat cowok berengsek itu" ucap Niko mendorong tubuh Acha, karena dari tadi Acha yang diam dan mematung.

.....

Di motor Acha tak kuasa menahan tangis di sertai isakan kecil yang masih berusaha ia tahan.

Acha masih belum percaya bahwa selama ini Ringgo hanya pura pura, yang membuatnya semakin kecewa adalah  ternyata Manda lah dalang di Balik semua nya, orang yang ia bantu malah melakukan hal yang tak terduga padanya. Amanda dalang dari semua ini.

Walaupun Niko adalah orang yang keras kepala dan dingin tetapi dia juga masih punya rasa ibah saat melihat wajah Acha yang penuh air mata dari kaca sepion.

Niko memberhentikan motor nya di sebuah cafe yang tak jauh dari rumah Manda

"Kenapa berhenti" tanya Acha yang mulai menyadari bahwa motor Niko berhenti

"Turun dulu" ucap Niko pelan,

mood gadis ini sedang tidak baik, Niko harus berubah menjadi sosok yang sedikit lembut kali ini pada Acha.

"Buat apa? Langung pulang aja" ucap Acha tanpa turun dari atas motor

"Gue gak bisa boncengin orang nangis, nanti orang Mikir nya gue nyulik lo" ucap Niko yang juga belum turun dari motor

"Yang di culik orang itu anak anak mana mungkin orang dewasa"

"Siapa bilang lo orang dewasa?" tanya Niko

"Iya belom dewasa tapi kan udah gede" ucap Acha tak mau kalah

"Gede apanya tingginya cuma 155 juga, udah ayok masuk dulu"

Acha memilih turun dan mengikuti kemauan Niko, saat ini bukan saat yang tepat untuk keduanya berdebat. Acha masuk kedalam cafe sambil menghapus air matanya, ia malu menangis di depan banyak orang

"Lo mau makan apa?" tanya Niko

"Gue gak bawa uang" jawab Acha sambil menghapus beberapa tetes air mata yang masih ada di pipinya

"Gue yang teraktir!"

"Kok tumben" tanya Acha sambil sedikit terisak

"Bisa gak, ga usah banyak nanyak bilang aja lo mau makan apa"

"Galak banget sih, yaudah makan syomay aja"jawab Acha yang memang sudah lapar

"Minum?"

"Lemon tea"

Setelah mendapat pesenan Acha Niko langsung pergi untuk memesannya.

Niko kembali ke tempat Acha sedang duduk, Acha menatap ke arah luar dengan pandangan yang kosong dengan air mata yang masih menetes

"Lo kepada sih tadi nangis" tanya Niko tanpa menggunakan otaknya, pertanyaan nya sangat tidak berbobot

"Lo gila ya? itu pertanyaan perlu gue jawab" ucap Acha sedikit emosi

"Ya iya lah kan gue nanyak ya harus di jawab dong"

"Lo denger sendiri kan kan tadi Manda bilang apa? gue cuma pacar pura pura Ringgo ya jelas lah gue nangis"

"Emang lo udah beneran cinta sama Ringgo" tanya Niko heran masih tak percaya. karena Acha terlihat masih seperti anak anak yang belum pantas merasakan cinta.

"Dari tadi pertanyaan lo nyeleneh deh, ya jelas iya lah kalau enggak gak mungkin gue nerima dia"

"Gini ya Acha, lo sadar gak sih perasaan lo ke Ringgo itu bukan cinta, tapi sekedar penasaran yang menjelma jadi suka" ucap Niko sok bijak

"Lo kenal sama dia masih berapa bulan, lo belom kenal detail tentang Ringgo" jelas Niko untuk sekedar memenangkan Acha

"Denger ya cinta itu bukan tentang waktu tapi tentang rasa nyaman, ada kok orang yang udah deket lama tapi tetep gak cinta" jawab Acha tak mau kalah

"Lucu tau gak sih, seakan Ringgo itu udah tau kelemahan lo yaitu rasa nyaman, terus dia berusaha buat lo nyaman dan sekarang udah terperangkap deh hanya dalam waktu beberapa bulan" ucap Niko sambil tertawa kecil

"Jahat banget sih lo, buat makin sedih aja"

"Lo sih lemah banget jadi cewek, di baper ini dikit sama Ringgo aja udah lemah"ucap Niko terus meledek Acha

"Gue itu gak jahat, kan gue udah pernah bilang, kalo Ringgo itu susah bener bener cinta sama seseorang, dia belom bisa move on dari mantannya tapi apa lo tetep kekeh kan buat dengerin ngombalan gombalan nya"

"Emangnya gue se ga pantas itu ya  di cintai Ringgo" ucap Acha sambil menunduk.

"Kebalik,dia yang gak pantes untuk lo cintai" ucap Niko dengan cepat

"Udah gak usah  dipikirin terus, Lo ini cuma jadi korban ke egoisan Manda" tambah niko

"Gue masih gak nyangka kalo Manda dalang dari semua nya" ucap Acha

"Sekarang gimana udah tau alasannya kenapa gue gak bisa buka hati buat dia"

Setelah berbincang bincang akhirnya makanan mereka datang, dan tentunya mereka langsung menyantapnya.

Acha melampiaskan semuanya kepada makanan ini. sudah banyak air matanya yang terkuras karena keegoisan Amanda dan Ringgo Acha perlu menambah stamina.

"Udah makan dulu lo perlu banyak energi buat nanti nangis lagi di kamar" ucap Niko

Acha melirik Niko dengan tatapan sinis

"Kenapa lo liatin gue gitu? gue tau kok secape apa pun gue buat bilang gak usah nagis, pasti nanti di rumah lo bakal tetep nangisin dia, gak papa sih nangis itu wajar kok" ucap Niko lalu kembali fokus pada makanan nya.

...

Sebelum pulang,mereka mampir dulu ke Indomaret untuk membeli titipan mama Acha.

"Lo mau ikut masuk gak?" tanya Acha

"Ikut deh ngadem bentar"

"Emang lo mau beli apa sih?" tanya Niko saat mereka baru saja masuk kedalam ruangan ber AC ini

"Beli susu" jawab Acha cepat

"Lo masih minum susu?" tanya Niko heran

"Iiiiiiih bukan buat gue! ini susu buat mama diet" jelas Acha

"Ooooo kirain lo masih minum susu biar tambah tinggi" ucap Niko sambil tertawa

"Ledekin aja terusnanti lo kena karma loh,kalo besok pagi lo bangun tidur tiba tiba jadi lebih pendek dari pada gue gimana?"

"iiiii jangan sampe deh"

"Eh gue ada telfon ni,gue tunggu di luar ya" ucap Niko

"Ok"

....

"Telefon dari siapa tadi" tanya Acha setelah kembali menemui Niko

"Dari mama nitip rujak" jawab Ringgo sambil memakai helm

"Oooo rujak, gue tau loh rujak yang enak di mana,gak jauh dari rumah gue" ucap Acha

"Yaudah kita beli di sana aja"

Setelah beberapa menit menyusui jalana akhirnya sampailah mereka di penjual rujak yang di maksud oleh Acha.

"Di rumah Lo ada berapa orang?" tanya Niko saat ingin memesan

"3 kenapa emang" jawab Acha

"Mas rujaknya 6 bungkus ya"

"Banyak banget buat siapa aja" tanya Acha heran

"Keluarga lo sama keluarga gue lah"

"iiii gak usah"

"Ini untuk keluarga Lo, kenapa Lo yang nolak"

"Gue gak enak tadi makan udah Lo yang teraktir"

"Gak usah gak enak, cukup bilang makasih Niko yang baik hati"

"Dihhh pengen banget di puji ya mas"

....

kurang lebih 15 menit mereka menyusuri jalanan, selama di perjalanan Acha memejamkan matanya berusaha untuk tidak memikirkan kejadian tadi. ia tidak ingin makanya bengkak saat pulang ke rumah.

"Yaudah gue langsung pulangya" pamit Niko saat Acha sudah turun

"Iya hati hati ya"

Acha membuka sepatu dan membuka pintu, sorot matanya langsung mendapati mama dan papanya yang sedang menonton TV dan Nathan yang berdiri di samping jendela, Nathan sengaja mengintip Acha di antarkan pulang oleh siapa. awalnya anggota keluarga Acha mengira Acha akan di antarkan oleh Ringgo lagi, ternyata tidak.

"Nih Acha bawa oleh oleh" ucap Acha sambil meletakkan rujak di atas meja.

"Rujak, pas banget nih baik banget sih Acha"ucap Nathan yang langsung mengambil runjam yang di berikan Acha

"Uang dari mana Cha, beli segini banyak" tanya mama Acha.

"Bukan pake uang  Acha kok, pake uang temen yang tadi nganterin"

"Emang yang nganter ini siapa? yang kemaren lagi?" kali ini papa Acha yabg bertanya

"Enggak, ini temen Acha"jawab Acha sambil berjalan menuju kamarnya

"Emang yang kemaren bukan temen" tanya Nathan

"Yang kemaren mantan temen, udah Acha mau mandi dulu ya,rujak nya Acha jangan di abisin"ucap Acha sedikit menjerit dari dalam kamar nya

"Besok bilang makasih ya Cha, sama orang nya"ucap mama Acha.

"Ok ma"

avataravatar
Next chapter