2 Temen sebangku aneh

setelah berjalan cukup jauh dari toilet ke kelas, akhirnya menemukan kelas barunya. Acha masuk kedalam kelas dan melihat Lala dan Diana sudah duduk di kursi nomor 2 dari meja depan.

Kelas cukup ribut dan ramai membuat Acha harus membesarkan volume suaranya untuk berbicara dengan kedua tangannya

"Kalian kok duduk berdua,terus gue sama siapa?" tanya Acha binggung tepat di depan meja Lala dan Diana

"Jadi gini Cha,Diana kan belum kenal siapa siapa selain kita berdua,jadi gue satu meja sama dia aja ya, kasian kalo dia harus semeja sama orang yang ga di kenal" ucap Lala menjelaskan dengan rinci

"Terus nasip gue gimana" ucap Acha yang masih berdiri.

"Ini kursi di depan kita, udah kita cariin khusus buat lo,di sini kan rata rata alumni dari SMP Kita,lo pasti kenal lah orang orang nya,udah duduk nanti juga ada yang nyamperin"

"Yaudah deh, berhubungan gue udah makin baik jadi gue ikhlas" ucap Acha sombong, dan duduk di meja depan mereka berudua.

"Sorry cha,gapapa kan" tanya Diana dengan wajah yang sedikit merasa bersalah.

"Gapapa santai aja,gue udah terbiasa sendiri,buktinya gue tahan kok ngojomlo dari lahir" gurau Acha yang sudah duduk di depan Lala dan Diana

Beberapa menit kemudian ada seorang cowok  tinggi berparas  yang bisa di bilang di atas rata rata muncul secara tiba-tiba,

Cowok itu langsung duduk di samping Acha tanpa aba aba dan juga tanpa izin.

Acha yang merasakan ketidak sopanan cowok ini langsung berkomentar.

"Permisi,lo ga bisu kan?bisa ngomong kan?dan lo sekarang berpakaian putih abu abu,walau belum dewasa setidaknya seharusnya lo udah ngerti sopan santun dong?" ucap Acha padanya tetapi tidak di gubris sedikit pun oleh lawan bicaranya

"Hellooo gue lagi ngomong sama lo bukan ngomong sama tembok" ucap Acha lagi sambil melambaikan tangan nya

"Siswa di kelas ini jumlah nya 40,dan udah ada 39 murid yang sudah dapet kursi,dan kursi ini adalah satu satu nya kursi yang belum di duduki oleh siapa pun,berarti gue punya hak untuk kursi ini,jelas!," ucap nya memberi penjelasan dengan sangat detail yang membuat mulut Acha terbuka.

Acha ingin mengeluarkan suara,tapi cowok ini tidak memberikan kesempatan.

"Kata ga sopan maksud lo itu karna gue ga izin sama lo? sekarang gue tanya emang nya orang orang di kelas ini tadi sebelum duduk izin dulu sama lo,dan satu lagi gue juga bayar uang sekolah dengan jumlah yang sama kaya lo jadi ga usah merasa sok paliang penting dan istimewa" tambah cowok itu yang seketika membuat Acha terbungkam

Ucapan cowok ini sontak membuat Acha naik pitam dan membuat Acha ingin mendang cowok ini ke laut dan menyaksikan nya di makan hidup hidup oleh ikan hiu.

Tapi sebelum itu tejadi,tidakan Acha harus terhenti, karena seorang guru perempuan sudah masuk ke kelas mereka.

"Selamat pagi anak anak, sebelum nya saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu,jadi nama saya ibu jelita guru sejarah sekaligus wali murid kalian,ok sekarang giliran kalian yang memperkenalkan diri,yaitu dengan cara menulis biodata dan cita cita kalian di selembar kertas" perintah Bu jelita.

Mendengar perintah Bu jelita semua murid langsung melaksanakan apa yang di suruh oleh guru tersebut,tapi tidak dengan Acha,karna Acha masih sibuk mencari pulpen di tas milik nya.

"Waduh lupa bawa pulpen lagi!" ucap acha sedikit berbisik.

"Diana,Lala pinjem pulpen dong?" ucap acha sambil berbalik pelan

"Pulpen dari mana ini aja kita berdua ganti gantian karna gue lupa bawa pulpen" ucap Diana sedikit tersenyum.

Di situasi sulit seperti ini,Acha harus sedikit menurunkan ego nya,bahkan lebih tepatnya tidak memperdulikan harga diri nya.

"Hey gue Tamara tapi gue sering di panggil acha" sebelum Acha selesai ngomong tiba tiba  manusia di sampingnya langsung menyodorkan pulpen,barang yang sedang ia butuhkan.jelas saja cowok ini dari tadi sudah tau bahwa barang itu lah yang sedang Acha butuhkan

"Gak usah basa basi gue tau Lo mau minjem pulpen" ucapnya tanpa melihat ke arah Acha dan kembali fokus pada kertasnya.nyebelin banget kan

Acha memejamkan matanya sambil menahan emosi,cowok ini bener bener membuat nya emosi di pertemuan pertama,tapi sudahlah Acha tidak punya banyak waktu untuk berdebat dengan cowok ini lagi.

Setelah kejadian itu Acha bertekad untuk tidak mengajak cowok itu berbicara lagi,dan juga berjanji pada dirinya sendiri untuk membawa pulpen ke sekolah setiap hari satu lusin agar tidak perlu meminjam pulpen pada siapapun,apalagi pada cowok aneh ini.

Setelah itu Acha kembali fokus pada kertas putih yang harus dia dia tuliskan tentang biodata nya, yaitu nama, alamat, asal sekolah, dan satu pertanyaannya yang paling tidak di sukai acha yaitu pertanyaan cita cita,kerena kemampuan mengarang Acha harus di keluarkan lagi,tentu saja karena Acha belum tau cita cita nya ingin jadi apa.

cita cita Acha selalu berubah ubah sejak dulu karna menurutnya kehidupan itu gak perlu di tentukan biar kan saja berjalan sesuai alurnya,santai banget emang hidup gadis ini

"Kali ini gue harus nulis apa lagi ya?" Acha berpikir keras

Dan secara tidak sengaja pandangan acha tertuju pada kertas yang sedang di tulis oleh cowok aneh di sebelahnya dan kejadian yang menjengkelkan pun terjadi lagi

"Gak usah ngintip ngintip kerjain aja punya lo,kalo gak punya cita cita gak usah ikut ikut orang" ucap cowok di samping nya dengan ketus tanpa melihat wajah Acha

"Kepedean banget lo gue ngintip jawaban lo yang gak seberapa itu,dan lagi pula gue itu punya cita cita ya dan cita cita gue itu jauh lebih berkelas dari cita cita lo!" jawab Acha tak kala ketus

Setelah kalimat itu terlontar dari mulut Acha,tak ada lagi balasan lagi dari mulut pedes cowok itu,dia hanya diam dan melanjutkan mencoret coret kertas itu lagi.

Sangking binggung nya mau menulis apa,Acha jadi tekanan mengumpulkan kertas itu pada guru,dan akhirnya Acha menjadi orang terakhir yang mengumpulkan.

"Kalo gak punya cita cita buat aja pengen jadi tukang angkut sampah kan lebih berguna, dari pada  jadi sampah masyarakat karna udah Segede ini masih gak punya cita cita" kata kata pedas kembali keluar dari mulut cowok aneh di samping Acha

Rasa emosi Acha semakin di ubun ubun bahkan rasanya ia ingin nendang cowok di sampingnya ini dari ruangan itu sekarang juga tapi,guru tak henti hentinya memanggil nama Tamara Camelia karna hanya Acha yang belum mengumpulkan kertas biodata dan dengan sangat terpaksa Acha menuliskan cita cita dokter.

Setelah mengumpulkan biodata Acha kembali ke kursi nya.

"Setau gue orang yang pengen jadi dokter itu gak ngambil jurusan IPS deh" ucap cowok itu sengaja meledek Acha

"Ga usah ngurus in hidup orang lain,mau gue ambil jurusan teknik pun kalo tuhan udah nakdirin gue jadi dokter gue bakal tetep jadi dokter, paham!" jawab Acha tegas tapi masih dengan nada yang pelan kerena masih ada guru di dalam ruangan ini

Setelah semua menggumpulkan biodata guru pun keluar dari kelas  tersebut dan saat itu juga sebenarnya Acha ingin mengeluarkan semua amarahnya saat di hina oleh cowok aneh itu,tapi semua harus terhenti karena dia tiba tiba hilang dari dalam kelas tak tahu entah kemana.

.....

Sesuatu yang sudah kita rencanakan matang matang kadang berpotensi besar membuat kita kecewa.

Jadi lebih baik nikmati saja alur nya dan membiarkan semester memberi kejutan untuk setiap berjalan yang kita jalani.

bukan berarti menerima kenyataan dan tidak memiliki usaha, tetapi bagaimana bila sebenarnya sesuatu yang kita anggap usaha bukan lah usaha yang sebenarnya.

avataravatar
Next chapter