1 prolog

ACHA " . begitu orang orang terdekat memanggil nya,cewek berambut hitam pekat sebahu yang memiliki paras cantik dengan tinggi badan 155 cm.

Sebenarnya nama aslinya adalah TAMARA CAMELIA, sangat berbeda dengan nama panggilan nya kan?

Nama Acha sudah melekat padanya sejak dia berusia 5 tahun,nama panggilan itu di berikan oleh sahabatnya yang bernama Lala.

Sangking hampir semua orang yang dia kenal memangil nya dengan sapaan Acha, terkadang dia Sampai lupa dengan nama aslinya.

Acha terlahir di keluarga yang cukup harmonis dan mempunyai sahabat sekaligus pelindung nya di sekolah, persahabatan nya dengan Lala sudah terjalin erat sejak mereka tinggal di sebuah kompleks yang sama saat berusia 4 tahun.

Banyaknya persaama dia antara keduanya membuat mereka semakin dekat, dan sampai saat ini persamaan yang paling menonjol dia antara keduanya adalah satatus jomblo yang melekat pada mereka,lebih tepatnya belum pernah pacaran dari lahir.

Lala yang bersikap sedikit keras dan galak membuat banyak cowok takut padanya, sementara Acha belum mau terjebak di dunia bucin yang hanya bahagia sesaat lalu sakit hati berkepanjangan.

...

Di sini mereka sekarang, di gerbang salah satu SMA di dekat rumah mereka, dengan wajah yang tidak bersemangat mereka berdua keluar dari mobil papa Lala.hari pertama masuk SMA mereka berangkat bersama diantarkan oleh papa Lala,rumah mereka berdua terbilang tidak terlalu jauh.

"La, serius nih kita harus sekolah di sini sampe 3 tahun ke depan?" tanya Acha dengan wajah tidak percaya, wajah tampak tetap imut di situasi apapun

"Mau gimana lagi,jalanin aja dulu" jawab Lala dengan wajah yang pasrah,Lala menang jauh lebih dewasa dari pada Acha maka dari itu Acha sudah menganggap Lala adalah kakak baginya,orang yang akan langsung turun tangan bila sesuatu terjadi pada Acha

"Andai ya la tahun ini ga ada sistem zonasi, pasti sekarang kita lagi ada di SMA yang bagus, tingkat 4 ,terus lebarnya 1 hektar,dan pasti kita ngekost,dan yang paliang penting punya uang bulanan bisa beli cemilan yang banyak" Acha terus mengoceh saat berjalan melewati gerbang, Acha memang sangat bawel

Acha terus mengoceh tiada henti mulai dari mengomentari sekolah barunya yang tidak sesuai dengan ekspektasi nya, sampai mulai mengomentari gaya setiap orang yang lewat di depannya. tetapi Lala sama sekali tidak peduli dengan ocehan sahabatnya itu, ia tetap fokus berjalan dan langkahnya pun di ikuti oleh Acha.

hingga akhirnya mereka berhenti di bawah pohon untuk duduk dan menunggu panggilan pada murid baru.

Baru saja 5 menit mereka duduk tiba tiba ada seorang cewek ber rambut panjang menghampiri keduanya.

"Hiii gue boleh gabung ga?soal nya gue ga punya temen di sini,jadi ceritanya gue sama keluarga gue itu baru pindah di sebuah kompleks deket sini jadi gue belum punya temen,gue dari tadi cuma benggong sendiri,gue ga kenal siapa siapa di sekolah ini,pliss mau ya temenan sama gua" ucap cewek berbadan mungil ini,dengan sangat cepat tanpa jeda, membuat Acha dan Lala kompak memperlihatkan ekspresi kebingungan

"Sedih banget cerita lo" Acha pura pura terbaru,jelas saja Acha tidak terbaru sama sekali

Lala menyenggol Acha dengan sikunya. "gabung aja gapapa kok, kita juga cuma berdua" ucap Lala ramah dengan senyuman ikhlas

"Ahhhh akhirnya"

"Nama lo siapa" tanya Lala sambil menyodorkan tangan kanannya mengajak bersalaman

"Nama gue Diana Putri"

"Ohhh, nama gue Lala,ini temen gue nama nya Acha" Lala juga memperkenalkan diri sambil mengenakan Acha juga

"Bentar gue tebak,pasti papa atau mama lo orang India kan?" tanya Diana pada Acha semangat

Acha pun binggung dan mengerutkan dahi nya,jelas saja karena tebakan nya salah.

"Soalnya kan ada tu lirik lagu India acaacanehinehi" Diana malah memperjelas tanpa merasa berdosa

"Apa sih lo,ga lucu!" jawab Acha ketus

"Lucu kok lucu" Lala tertawa mendengar ucapan Diana

Lala berusaha memberhentikan tawa nya karena wajah Acha yang mulai sinis.

"jadi,nama aslinya Acha itu bukan Acha,tapi Tamara Camelia tapi dari dulu orang orang mangil dia Acha, soalnya kalo di panggil Tamara ga nyaut,lupa dia sama nama aslinya" Lala menjelaskan sambil tersenyum menahan tawa.

"Sorry cha,jangan ngambek ya" ucap Diana memohon.

Acha tak menghiraukan Diana, kejadian itu membuat Acha mejadi tidak suka pada Diana, entah apa yang merasuki Acha hingga hari ini ia tidak memiliki selera humor.

Tetttttttttt

Bel berbunyi menandakan semua murid baru harus berkumpul di lapangan.

"Ok tiga hari kedepannya kalian akan akan menjalani mos,jadi persiakan diri kalian dan bawa alat alat yang diperlukan,alat alat yang perlu di bawa akan di beritahun nanti" ucap ketua OSIS dari podium menggunakan pengeras suara,ketua OSIS ini bernama Farel

....

Hari demi hari berlangsung tiba lah mereka di hari mos terakhir,di hari mos terakhir sudah banyak yang berubah, Acha sudah tidak terlalu judes lagi pada Diana bahkan mereka sudah mulai dekat layaknya seorang teman dekat

Di mos terakhir ini sekaligus pembagian kelas untuk para murid kelas 10.

Mereka bertiga memilih jurusan yang sama yaitu IPS,

Dan beruntung nya mereka bertiga juga satu kelas yaitu kelas 10 IPS 1.

Sebelum berjalan menunju kelas,tiba tiba Acha kebelet pipis dan tanpa berfikir panjang ia langsung bergegas ke toilet.

"Gue ke toilet dulu ya mau pipis,kalian duluan aja" ucap Acha sebelum pergi ke toilet.

akhirnya mereka berdua pun berjalan menuju kelas yang sudah di beritahu oleh panitia MOS.

"Lala gue semeja sama lo ya plissss,gue ga kenal siapa siapa selain kalian berdua dan gue juga kurang gampang berbaur sama orang baru lagi" Diana tiba tiba memohon pada Lala saat mereka berada di depan pintu kelas,hal itu membuat Lala tidak tega dan tak bisa menolaknya. walaupun banyak orang tau bahwa Lala memiliki sifat yang tegas, sebenarnya Lala adalah orang dengan hati yang sangat baik dan gak tegaan

"Yahhh gimana ya, biasanya gue sama Acha,terus nanti kalo gua sama lo Acha sama siapa?"

"Kan lo bilang orang yang sekolah di sini rata rata alumni dari SMP kalian pasti Acha udah kenal hampir semua lah,pliss mau ya"

"Yaudah deh,semoga aja Acha ga ngambek"

"Gue yakin dia pasti ngertiin kok"

avataravatar
Next chapter