15 ditembak

Acha dan Lala sudah sampai di kamar Lala. kamar yang berwarna abu abu ini terkesan sangat bersih dan mewah. Lala memang sangat bersih sampai sampai tidak ada yang boleh makan di atas kasurnya dan bila ada sampah yang terjatuh di lantai kamarnya ia akan langsung sigap untuk membersihkan. mantu idaman lah pokoknya.

"Cha,nanti Niko nonton juga gak" tanya Lala sambil memilih baju mana yang akan di pakai.

"Ga tau" jawab Acha singkat

"Cha,Niko orang nya dingin banget ya?" tanya Lala sambil mendekati Acha

"Kenapa? Lo suka?" tanya Acha curiga

"Hemmm ya enggak lah yang suka sama dia kan banyak" ucap Lala sambil menatap ke arah tembok

"Dan lo salah satunya?"

"Apa an sih enggak kok" jawab Lala malu malu

"Niko tuh... keliatannya emang dingin sih,tapi lumayan baik juga kok, masih ada sisi kemanusiaan nya lah" jawab Acha jujur

"Ooo gitu"

"Kalo lo suka sama dia gue dukung deh" Acha mengoda Lala sambil menyenggol Lala dengan sikunya

"Enggak Cha"

"Udah ayok buruan nanti kita telat nonton basket." ajak Lala

Setelah Acha dan Lala siap siap mereka langsung meluncur ke lapangan basket tempat pertandingan tersebut. mereka berdua tampak sangat cantik dengan warna baju yang senada yaitu warna putih, yang tak lain adalah warna kesukaan Lala dan Acha.

Saat sampai di tempat pertandingan ternyata Diana sudah duluan sampai dan tentunya semua sudah bersiap siap mendengar Omelan gadis ini.

"Iiiihhh kalian lama benget sih" ucap Diana protes

"Sorry sorry, ayo langsung masuk aja" ajak Acha sebelum Diana melanjutkan dramanya.

mereka bertiga berjalan secara beriringan seperti gadis gadis hits pada zamannya, tapi tiba tiba Niko datang dan menghampiri mereka.

"Ngapain lo di sini, bukan nya tadi sakit" tanya Niko pada Acha

"Itu kan tadi sekarang udah enggak" jawab Acha semangat

"iiiihhh lama deh Acha, kita duluan aja yuk la,biar dapet tempat nanti Acha sama Niko aja" ucap Diana sambil menarik tangan Lala dan Lala pun hanya bisa pasrah tangan nya ditarik oleh Diana.

Setelah Diana dan Lala sudah tidak terlihat barulah Acha menyadari bahwa ia di tinggalkan oleh kedua temannya itu.

"Bentar, ini Lala sama Diana mana? lo sih nik ngajak gue ngobrol ilang kan mereka jadinya" ucap Acha sambil melihat ke kanan kiri, berharap sorot matanya mendapati kedua sahabatnya itu

"Ini tempat gak selebar lapangan merdeka Acha, nanti juga ketemu" ucap Niko

"Yaudah ayok kita cari sekalian cari tempat duduk" ajak Niko

Setelah lumayan lama mencari tempat duduk akhirnya Niko dan Acha dapet tempat duduk dan akhirnya bisa duduk di tengah tengah kerumunan banyak orang.

Tiba tiba hp Acha berbunyi telpon dari Lala.

"Halo Cha,lo dimana?" tanya Lala dari telfon dengan suara ga g sedikit keras karena banyak suara yang menggangu

"Ini gue di sebelah kiri lapangan lo dimana" Acha sambil melihat ke kanan dan ke kiri

"Kita di ujung ini, Lo udah dapet tempat duduk belom soalnya di sini udah pedet gak ada tempat duduk lagi malah ini banyak yang berdiri"

"Yaudah deh gue di sini aja, udah dapet tempat duduk kok gue sama Niko nanti kalo udah selesai pertandingan baru kita ketemu"

"Ooo yaudah"

Sebelum pertandingan dimulai, kedua tim memasuki lapangan dan Niko sengaja melihat wajah Acha yang tersenyum saat Ringgo muncul.

"Lo suka sama Ringgo?" tanya Niko

"Haaaa enggak"

"Gue cuma mau ngasih tau aja Ringgo itu susah suka sama orang, apa lagi dia itu masih belom bisa move on dari mantannya yang pindah ke luar kota"

"Oooo gitu, mantannya emang cantik banget ya"

"Gak terlalu sih, tapi dia satu satunya cewek yang bisa bikin Ringgo gak ngelirik cewek lain"

pernyataan Niko membuat Acha tidak fokus menonton pertandingan basket kali ini, ia kepikiran tentang harapannya dengan Ringgo yang semakin kecil.

Pertandingan selesai Acha menelfon Lala untuk bertemu di parkiran.

"Lo bisa kan ke parkiran sendiri" tanya Niko

"Bisa sih,tapi lo tega kalo nanti gue di culik gimana"

"Gak akan ada yang mau nyulik lo! tapi yaudah lah gue anter aja"

Niko dan Acha berjalan beriringan dan Niko tetap berjaga jaga di belakang Acha, ia masih takut Acha pingsan secara tiba tiba karena wajah sangat pucat tadi di sekolah. Niko tidak tahu saja kalau Acha adalah gadis kuat.

saat berjalan ke parkiran tiba tiba Ringgo menghampiri mereka.

"Cha, lo jadi nonton juga ternyata" ucap Ringgo yang tidak mempedulikan Niko

"Hehehe iya, btw selamat ya tim lo menang" ucap Acha memberikan selamat

"Iya makasih,lo gak mau ngasih gue hadiah" tanya Ringgo

"Haaa hadiah?" Acha mengerutkan keningnya

"Iya, hadiahnya makan bareng gue" ucap Ringgo

"Hemmm kapan?"

"Malam ini, gue pulang dulu siap siap nanti lo gue jemput, di rumah Lala kan" ucap Ringgo

"Yaudah boleh"

"yaudah gue duluan ya" ucap Ringgo sambil menepuk pundak Niko

Setelah itu Ringgo langsung pergi meninggalkan Acha dan Niko, Niko hanya diam melihat percakapan mereka.

Sangking asik nya mengobrol, keduanya tak menyadari bahwa Niko juga ada di sana.

Awalnya Niko heran mengapa Ringgo mengajak Acha makan, mungkin kah Acha akan di jadikan sebagai pelampiasa Ringgo saja.

Dan yang membuat Niko semakin heran adalah, kenapa dengan mudahnya Acha menerima ajakan Ringgo. hampir saja Niko mengagap Acha gadis murahan.

"Ayok Cha pulang" ucap Lala yang datang menghampiri mereka

"Diana udah pulang?" tanya Acha

"Udah"

"Yaudah gue duluan ya" ucap Niko berpamitan

Di perjalanan pulang Acha langsung menceritakan ajakan Ringgo tadi pada Lala.

sebenarnya Acha ingin merahasiakan hal jnj tetapi Acha tidak pernah berhasil merahasiakan sesuatu dari Lala sahabat nya.

"La, nanti malem gue di ajak makan sama Ringgo, katanya hadiah karna dia memang basket" ucap Acha di atas motor sambil tersenyum kecil

"Terus lo jawab apa" tanya Lala spontan

"Gue jawab iya"

"Astaga Acha,lo kan baru kenal sama Ringgo kok langsung mau sih kalo nanti dia ngapa ngapain lo gimana"

"Jangan ngomong gitu dong, terus gimana gue udah jawab iya kan gak enak"

"Yaudah gini aja,lo pergi makan sama dia tapi gue sama Diana ngikutin lo dari belakang"

"Harus banget"

"Harus lah"

"Yaudah deh" Acha pasrah

Niat utama Ringgo memgajak Acha makan adalah karena ini adalah bagian dari rencananya dengan Amanda, tentu saja agar Niko tidak mendekati Acha lagi, sebenernya itu bukan niat Ringgo tapi itu adalah paksaan dari Manda saat di sekolah tadi.

Malam pun tiba, Acha sedang bersiap siap untuk makan dengan Ringgo. malam itu Acha sangat gugup dan merepotkan Diana dan Lala untuk memilih kan baju yang bagus untuk nya. akhirnya pilihan Acha berakhir di gaun berwarna pink, Acha tampak sangat imut mengenakan gaun itu.

Beberapa menit kemudian Ringgo sampai di rumah Lala dan tentu nya Diana dan Lala sudah siap menjadi mata mata malam ini.

Acha keluar dari rumah Lala untuk menemui Ringgo.

"Ayo Cha" ajak Ringgo

"Iya"

Selama di perjalanan suasana di antara keduanya cukup canggung dan hening ,Acha bukanlah termasuk cewek yang sering keluar makan malam dengan cowok dan kali ini merupakan yang pertama ia keluar malam dengan cowok selain Nathan dan papanya.

"Kita mau makan di mana Ringgo" tanya Acha, memastikan

"Di cafe dekat sini aja" jawab Ringgo seadanya

Ringgo dan Acha Sampai di sebuah cafe yang terbilang cukup besar dan megah tidak lama  kemudian Diana dan Lala pun juga sampai dan masuk mengendap endapan kedalam cafe. mereka cukup lihai dalam menjalankan aksinya.

Diana dan Lala pun langsung mencari tempat strategis untuk mata matai Ringgo dan Acha.

"Cha Lo mau mesen apa" tanya Ringgo

"samain aja sama Lo"

"Ok gue persen dulu"

Ringgo kembali ke meja di tempat Acha duduk setelah selesai memesan.

"Cha,muka lo tengang banget"

"Haaaa enggak,perasaan lo aja kali" ucap Acha sambil tersenyum kecil menyembunyikan ketegangan walaupun masih terlihat jelas oleh Ringgo

"Btw lo sering gak sih keluar melem gini sama cowok lo" tanya Ringgo basa basi

"Hahaha gue gak punya cowok"

"Masa sih,terus kalo sama mantan mantan lo sering gak makan malam gini"

"Gue juga gak ada mantan"

"Astaga lo unik banget ya Cha"

"pasti cowok cowok di luar sama takut di tolak sama lo, maknanya ga berani nembak lo"

"Bisa aja lo"

Suasana hening sejenak

"Cha,maaf kalo ini mungkin terlalu cepat menurut lo, tapi jujur gue suka sama lo dan gue gak kaya cowok cowok di luar sama yang takut di tolak sama lo gue berani Cha. lo mau kan jadi pacar gue" ucap Ringgo sontak membuat Acha membulatkan matanya sangat kaget

Ini adalah pertama kali nya Acha menerima pertanyaan ini, jantung nya berdebar tak karuan, otaknya berpikir keras untuk mencari jawaban.

Sementara di meja yang lain Lala dan Diana juga ikut kaget dan tidak percaya

"Semoga Acha gak Nerima" ucap Lala pelan di balik daftar menu yang di pakai untuk menutup wajah nya

"iiiih gakpapa tau kalo di terima, Ringgo itu ganteng" ucap Diana

"Udah lo diem aja deh Din"

Mulut Acha terbungkam,otak nya belum juga mendapatkan kata kata apa yang harus Acha keluar di saat seperti ini

"Emmmm,lo serius Ringgo" tanya Acha meyakinkan

"Serius lah Cha, lo itu unik beda sama cewek lain,gue suka!"

"Maaf Cha kalo menurut lo ini mendadak tapi gue takut lo jadi milik orang lain"

"Jadi jawaban nya gimana Cha"

"Hemmmm,gue juga suka sih sama lo, tapi gue takut perasaan gue masih labil" ucap Acha memberanikan diri

"Semua butuh proses cha, kita jalanin bareng bareng"

"Hemmm yaudah deh gue mau" jawab Acha tanpa berpikir panjang.

Ringgo tersenyum dengan sangat bahagia, bukan karena Acha telah menjadi pacar nya melainkan karna Manda pasti akan seneng mendengar berita bahwa ia dan Acha sudah pacaran.

Sementara Lala bagai kebakaran jenggot mendengar jawaban Acha yang kelewat yang sangat tidak di harapkan oleh Lala.

Setelah selesai makan Ringgo mengantar kan Acha pulang ke rumah Lala, begitu juga Lala dan Diana yang membuntuti mereka dari belakang.

Saat Ringgo udah pulang Lala langsung menarik tangan Acha masuk ke kamar.

"Kok lo tolol banget sih Cha,ngapain lo nerima Ringgo! lo kenal sama dia masih baru Cha Lo belom tau sikap dia" ucap Lala yang langsung menyerbu Acha

"Tapi kayanya Ringgo baik kok, buktinya Manda nyaman banget temenan sama dia" jawab Acha tanpa menggunakan otak nya

"Lo terlalu polos Cha,seharusnya lo liat dulu sikap dia emang lo yakin dia bener bener suka sama lo. gini deh emang dia udah tau berapa banyak tentang lo sampe dia suka sama lo, pikir pake logika dong cha" ucap Lala yang mulai frustasi dengan keputusan sahabatnya

"Lo jangan ngomong gitu dong la,seakan akan Ringgo jahat banget di mata lo dan seakan akan gue ga pantes sama Ringgo" jawab Acha mulai tak terima dengan perkataan Lala

"Iya la,lo gak boleh gitu temen kita itu baru aja jadian sama pemain basket ganteng, kita harus kasi selamat dong, bukanya malah marah marahin dia" tambah Diana

"Terserah kalian deh, gue capek mau tidur" ucap Lala dan langsung naik ke tempat tidur.

Malam itu Diana jadi tidur di rumah Lala karna kejadian membuntuti Acha dan Ringgo.

Sepanjang malam Acha terus menceritakan semua kejadian yang di alaminya bersama Ringgo.

Dengan segala kepolosan yang ada di diri Acha, dia tidak mikirkan bagaimana kelanjutan hubungan dengan Ringgo

avataravatar
Next chapter