19 deg-degan

Dugaan Niko bener. Malam saat kejadian itu Acha tetap menangis mengingat ucapan Manda yang masih terus terdengar di telinga nya, yang Acha lakukan sangatlah wajar karena mau bagaimana pun cinta pertama akan selalu berkesan.

Acha yang masih baru senang senang nya atas kehadiran Ringgo, kini harus dengan terpaksa menerima kenyataan pahit.

Ringgo adalah pacar pertamanya sekaligus orang pertama yang membuat Acha sekecewa ini.

Acha menangis di dalam kamar. Hanya sendirian, tidak ada yang mendengar tangisannya karena ia menangis di atas bantal demi meredam suara isakan.

Entah berapa jam Acha menghabiskan waktu untuk menangis hingga akhirnya ia tertidur dengan posisi yang sama saat ia menagis tadi.

Tidak bisa di pungkiri setelah selesai menangis kita akan langsung mengantuk mereka Tuhan ingin kita beristirahat dari semua kepenatan.

....

Acha bangun dengan mata yang sedikit bengkak dan merah, untung saja Acha menutup mata merahnya dengan bedak sebelum berangkat ke sekolah.

Setelah sampai di sekolah Acha langsung di kejutkan dengan kemunculnya Ringgo yang ternyata dari tadi menunggu Acha di gerbang sekolah, Ringgo tahu bahwa Acha pasti akan lewat dari gerbang ini.

Melihat wajah Ringgo yang sudah ada di gerbang sekolah, Acha langsung cepat berlari untuk menghindari Ringgo, tetapi Ringgo langkah Acha tidak cukup cepat sehingga Ringgo bisa mengejar dan menarik tangan Acha.

"berhenti Cha"

"Cha gue minta maaf, gue sama Manda gak bermaksud buat manfaatin Lo "ucap Ringgo sambil berusaha menatap Acha yang berusaha untuk tidak menatap wajah mantan pacar pertamanya ini

"Udah lah, minggir gue mau ke kelas" ucap Acha mencoba melepaskan tangan nya dari genggaman Ringgo, tetepi tidak berhasil.

"Cha jawab dulu" paksa Ringgo

"emang Lo mau gue ngomong apa, Ha!" tegas Acha,yang kali ini berusaha menatap wajah Ringgo

"Cha gue ga bermaksud Buat.." ucapan Ringgo di hentikan Acha

"bodoh ya gue, bisa bisanya percaya sama Lo dan Amanda"

"Ternya selain gak punya hati Lo juga gak punya malu ya ringgo, masih berani Lo nemuin Acha" Niko tiba tiba muncul menghampiri Acha dan Ringgo

"Lo ke kelas aja nik, ini urusan gue sama Acha bukan urusan Lo"

"Semua urusan Acha jadi urusan gue sekarang, karna sekarang Acha pacar gue!" ucap Niko sambil menarik tangan Acha dari genggaman Ringgo.

"Hahaha Lo gak pinter ngarang nik, gak mungkin lah Acha pacar Lo, gue sama Acha itu baru putus kemaren jadi gak mungkin kalian langsung jadian" ucap Ringgo dengan yakinnya

"denger ya Ringgo, bukan cuma Lo sama Amanda doang yang punya rencana, gue sama Acha juga punya dong"

"kita berdua sebenernya udah tau lo sama Amanda punya maksud lain, tapi berhubung kita pinter jadi kita mau ikutin dulu rencana kalian gimana, dan ternyata kalian sendiri yang ngehancurin rencana kalian." jelas Niko dengan senyuman bangga.

"Ayo cha" ucap Niko sambil mengandeng tangan Acha

Acha m ngikutin langkah Niko dengan mulut yang sedikit ternganga dengan penjelasan Niko yang sama sekali tidak bener tetapi bisa membuat Ringgo percaya dan terdiam. hebat.

.....

Acha masih diam tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut nya setelah kejadian itu . Acha tidak menyangka Niko bisa melakukan hal ini padanya pasalnya Niko dan Acha sangat sering berdebat sebelumnya.

Setelah Sampai di kelas baru lah Acha membuka mulutnya dan bertanya pada Niko tentang kejadian tadi.

"Niko, lo dapat ide dari mana bisa ngarang selancar itu? " tanya Acha yang masih binggung

"kalau masalah begitu mah, kemampuan gue ga perlu di ragukan,"

"Eh lu jangan baper ya, tadi itu gue cuma bantuin lo aja biar lo gak malu sama dia dan biar dia gak semenamens aja sama cewek" jawab Niko jujur

"oke aman " Acha tersenyum canggung

sebenarnya Acha cukup senang dengan perlakuan Niko tadi, ia tidak menyangka bahwa Niko bisa berbuat sebaik itu padanya.

Tapi setelah menyadari sikap Ringgo, Acha semakin tidak mudah percaya dengan sikap baik cowok, termakud Niko.

"Biar aja Ringgo mikir kita pacaran, biar dia kasi tau me Amanda, Lo ga keberatan kan?"

"enggak"

"Nanti Lo pulang bareng gue aja biar mereka makin yakin kalo Lo gak tersakiti sama sandiwara mereka"

"Iya"

Entah kenapa setelah kejadian itu Acha jadi sedikit canggung pada Niko, padahalkan Niko hanya melakukan sikap perikemanusiaan saja.

Sepertinya Acha perlu menambah benteng pertahanan hatinya agar tidak mudah baper.

"Cha, katanya Lo pacaran sama Ringgo kok Lo tadi gandengan sama Niko?" ucap Diana yang datang menghampiri meja Acha setelah Niko pergi keluar ruangan.

"Gue udah putus sama Ringgo!" jawab Acha singkat

"Serius? gitu dong "Lala sangat senang dengan kabar ini

"Putus kenapa Cha?" ucap Diana yang merasa tidak percaya dan tidak setuju dengan keputusan yang di ambil oleh temannya.

"Dia gak bener bener cinta sama gue, dia di suruh Manda buat pacarin gue biar Amanda bisa lebih Deket sama Niko"

"Kan apa gue bilang dia gak cinta sama Lo Cha ,bandel sih" ucap Lala dengan bangga karena ternyata dugaan benar

"Kok jahat banget sih si Manda, Ringgo juga ngapain mau di suruh suruh sama dia" protes Diana

"Udah lah gue males bahas itu" Acha menyudahi pembicaraan tentang Ringgo, rasanya hati nya masih sakit jika mendengar namanya di sebut sebut.

"Terus tadi kenapa Lo gandengan sama Niko?" tiba tiba Lala Menganti topik pembicaraan

" liat pr sejarah dong gue belum siap, buruan" ucap Acha mengalihkan pembicaraan

....

Akhirnya kepenatan di sekolah hari ini berakhir, setelah bel pulang berbunyi semua murid berbondong bondong kelar dari dalam kelas yang mulai kembali harum karena terkena semprotan farfum para cewek cewek yang siap tebar pesona.

"Lo ke parkiran duluan ya, gue ke toilet dulu" ucap Niko sebelum keluar dari kelas

"Ok"

Acha berjalan ke arah parkiran dan langsung berdiri di samping motor Niko sambil melihat lihat orang yang berlalu lalang. Acha sempat menyemprotkan parfum ke pergelangan tangan nya untuk menyamarkan bau matahari yang menyengat. saat Acha sibuk menyoroti farfum tiba tiba Amanda datang menghampiri Acha.

"Cha, Lo jangan marah ya soal yang kemaren, niat gue itu cuma pengen bantu Lo buat deket sama Ringgo kok" ucap Amanda tanpa basa basi

"Bantu lo bilang? udah lah gue males berdebat sama Lo mendingan Lo pergi" suruh Acha

"Cha plissss maafin gue, gue tau cara nya salah tapi Lo kan tau sendiri gue itu optimis banget buat dapetin Niko."

Acha menutup telinganya dengan kedua tangan agar tidak dengan Amanda yang terus bermohon padanya.

"Ayo Cha" ajak Niko yang tidak mempedulikan keberadaan Amanda

"Jadi dari tadi Lo di sini nungguin Niko Cha, kok Lo jahat banget sih" ucap Amanda tanpa rasa bersalah

"Hahaha jangan ngomongin jahat deh malu sama diri sendiri, gak perlu di jelasin lagi lah ya seberapa jahat nya Lo" jelas Niko

"Niko kasi gue waktu buat berubah, cara gue memang salah tapi biarin gue berubah yah " Amanda tetap berusaha meyakinkan Niko tanpa henti henti nya

"Kalo Lo mau berubah ya bagus tapi berubah untuk diri Lo sendiri bukan buat gue" ucap Niko yang sudah berada di atas motor

"Yuk naik Cha"

Acha naik me atas motor Niko yang cukup tinggi, karena Acha tampak kesulitan Niko sengaja Memengang tangan Acha agar terlihat lebih romantis di depan Amanda.

Acha dan Niko berlalu dari parkiran meninggalkan Amanda yang semakin kesal melihat kejadian barusan.

avataravatar
Next chapter