20 ancaman

Selama perjalanan dari parkiran menuju gerbang sekolah banyak pasangan mata yang heran melihat Acha dan Niko berboncengan, ditambah lagi mereka berdua terlihat sangat dekat seperti orang yang pacaran sungguhan.

Kali ini Acha tidak mempedulikan orang orang yang memperhatikan ia dan Niko karena terlalu senang dan puas melihat ekspresi Amanda tadi di parkiran. Tidak bisa di pungkiri Acha memang sangat tidak terima di jadikan tumbal oleh Amanda dan Ringgo, tetapi hari ini rasa kesalnya cukup terbayar.

"kita keren banget loh tadi nik, pasti Amanda percaya kalau kita pacaran" Acha pembuka pembicaraan di atas motor

"pastilah akting gue kan keren" jawab Niko dengan sombong, walaupun memang seperti itu kenyataannya

"iya deh iya"

....

Mereka sampai di depan rumah minimalis berwarna abu abu yang tak lain adalah rumah Acha, rumah Acha tampak indah karena di hiasi bunga bunga yang sedang viral belakang ini, semua bunga ini di tata rapih oleh mama dan papa Acha yang sangat telaten merawat semua bunganya.

Acha turun dari motor Niko dengan sedikit kesulitan, kakinya yang pendek cukup sulit untuk turun dari motor Niko yang terbilang tinggi untuk cewek berbadan mungil seperti Acha.

"Niko, emang gakpapa mereka mikir kalo kita pacaran?" tanya Acha sambil berusaha melepaskan helem dari kepalanya.

"kalau gue sih aman aman aja"

"tapi sampe kapan?"

"sampe waktu yang belum di tentukan"

"Emangnya lo ga nyaman ya?" tanya Niko yang sekarang sudah mematikan mesin motornya.

"enggak, gue oke oke aja kok" Acha sedikit canggung menjawab pertanyaan Niko tapi untungnya Acha bisa menyembunyikan nya.

"Yaudah gue balik dulu ya, udah mau hujan nih" Niko melihat kearah langit yang menang sudah tampak gelap dan mengalahkan sinar matahari.

"Ok, hati hati ya"

"Iya, lo hati hati juga sama perasaan lo" ucap Niko lalu langsung melajukan motornya dari tempat itu

" kenapa perasaan gue harus hati hati? kan perasaan gue gak kemana mana, udah stay sama dia" ucap Acha pada diri nya sendiri setelah Niko pergi.

"Astaga ngomong apa sih cha, enggak pokonya lo gak boleh baper sama Niko inget ini cuma akting!!"

Acha berbalik badan dan berjalan menuju pintu masuk, tetapi langkahnya harus tiba tiba terhenti karena Nathan datang mengagetkan adik perempuannya itu.

"Cha" teriak bang Nathan sambil menepuk bahu Acha sengaja

"ihh apa an sih bang Nathan"

"Itu yang barusan ngenterin lo yang ngasih rujak kemarin?"

"Hemm" ucap Acha datar tanpa ekspresi

"Oooo jadi Sekarang udah punya pacar" goda Nathan sambil sedikit mengejar Acha yang sudah berjalan menuju pintu

"Itu temen Acha bukan pacar!" ucap Acha tegas.

"Tapi Abang ada filing kalo bentar lagi bakal jadi pacar." Nathan langsung berlari masuk kedalam rumah karena ia tahu Acha akan melakukan KDRT padanya jika ia masih berada di dekat Acha

Melihat Nathan yang sudah berlari masuk membuat Acha hanya bisa menghela nafas sambil mengelus dada melihat tingkah Nathan yang masih sering memperlakukan Acha seperti anak kecil.

.....

Hari ini Acha di sibukkan dengan tugas tugas yang menumpuk dan sibuk membalas chat teman temannya yang tak lelah lelah menanyakan tentang Ringgo. percayalah memiliki teman yang rempong juga merupakan anugrah yang harus di terima.

Tanpa terasa hari sudah larut, keluarga Acha makan malam bersama di meja makan, aktivitas ya g hampir setiap malam mereka lakukan, hal hal sederhana seperti inilah yang membuat ikatan keluarga ini semakin terjalin erat.

Setelah selesai makan Acha memilih duduk di depan teras sambil menikmati angin malam yang cukup sejuk untuk dinikmati. Angin alami ini sedikit membantu Acha untuk tenang tetapi tetap saja ia masih memikirkan tentang Ringgo yang masih membuatnya kesal dan malu. Saat Acha sedang sendiri entah mengapa kenangan bahagia dan sedih dengan Ringgo selalu teringat, dalam waktu kurang dari sebulan Acha di buat senang sedih, benci, malu dengan orang yang sama.

Nathan keluar untuk memasukan motornya kedalam garasi, tetapi niatnya ia urungkan kerena melihat adiknya yang sedang duduk di teras sambil memejamkan mata, wajahnya tampak memiliki masalah.

"Cha, lo kenapa sih ada masalah ya? " tanya Nathan sambil duduk di samping Acha

"enggak" jawab Acha berbohong dan masih memejamkan matanya

"Muka lo gak bisa bohong cha"

"Bang, lo pernah gak sih pacaran sama orang tapi lo gak cinta sama  orang itu" tanya acha yang tiba tiba membuka matanya dan duduk tegap ke arah Nathan

"pernah waktu SMA, jadi Abang di tantangin gitu sama teman abang katanya kalo gak bisa pacaran sama satu cewek ini berarti cupu, jadi abang buktiin lah kalau Abang ga cupu "

"Terus hasil nya?"

"Ya di terima lah Cha,Abang lo ini kan ganteng banget" ucap Nathan sombong

"Emang kenapa sih nanya begini" tambah Nathan

"Terus abang gak mikirin perasaan cewek itu?"

"mikirin sih makanya abang minta maaf sama dia, walau gak di maafin sih"ucap Nathan sambil tersenyum

"Ya wajar lah gak di maafin! "ucap Acha dengan nada yang sedikit marah.

"Loh kok lu jadi ngegas sih Cha" tanya Nathan binggung dengan nada suara Acha

"Makanya sebelum bertindak itu dipikir ini dulu akibat nya, gak ada kejadian yang bisa di ulang dua kali" ucap Acha yang semakin emosi

"Seenak nya aja bilang maaf, di kira hati cewek apaan"

"Udah deh, Acha mau masuk" ucap Acha lalu pergi meninggalkan Abangnya sendirian di teras.

setelah Acha masuk ke dalam rumah, Nathan bukanya sadar dengan perlakuannya malah ia tampak binggung dengan sifat adiknya yang tiba tiba emosi mendengar ceritanya di masa SMA dulu.

Emosi yang di rasakan Acha tadi sangat natural karena nasibnya sekarang sama dengan gadis yang sempat di pacari oleh Nathan saat SMA. mungkin juga apa yang di terima Acha saat ini merupakan karma dari perbuatan Abangnya.

....

Setelah Acha sudah selesai bersiap siap untuk berangkat ke sekolah ia langsung berdiri di samping motor Nathan. mulai dari tadi pagi Acha dan Nathan tidak ada berdialog sama sekali, Acha masih terbawa suasana tadi malam saat berbincang bincang dengan Nathan.

"Cha lo kenapa si tadi malem,kok tiba tiba marah marah gitu?" tanya  Nathan saat sebelum menghidupkan mesin motornya

"Gakpapa lagi Pms aja" ucap Acha agar Nathan tidak terus bertanya

"Yaudah, nanti pulang lo naik ojek oline lagiya abang ada urusan "

"Iya"

....

Tetttttttttt

Bel istirahat berbunyi

"Cha, ayok kantin" ucap Diana yang menghampiri meja Acha.

"Lala mana?"tanya Acha

"Udah pergi barusan, katanya ada urusan"

"Urusan apa kok gak bilang bilang"

"Nanti juga cerita kok dia kalo udah balik, udah lah ayok kantin, cacing cacing gue udah unjuk rasa ini minta asupan nutrisi"

"Gaya lo nutrisi, disana juga yang lo makan mie ayam"

Urusan yang di maksud Lala adalah menemui  Manda.Lala masih belum terima terhadap perlakuan Manda yang semenamena pada sahabatnya. Lala memang lah gadis yang tangguh dan pemberani ia akan langsung turun tangan jika ada sesuatu hal yang tidak ia suka terjadi apalagi bila hal itu berhubungan dengan Acha. Lala bener bener sudah menganggap Acha adalah adik kandungnya dari kecil.

"He Manda," ucap Lala dengan keras agar Manda memberhentikan langkahnya.

"lo temennya Acha kan" tanya manda memastikan, setelah melihat Lala berada di belakangnya

"ngapain lo nyuruh ringgo pura pura pacarin Acha"

"Itu bukan urusan lo" jawab Amanda dan berbalik badan untuk meneruskan langkahnya

"Semua urusan sahabat gue adalah urusan gue juga, lo gak usah sok deh seakan lo bisa ngelakuin apa pun yang lo mau" ucap Lala yang berhasil membuat Amanda berhenti dan kembali mendekati Lala

"Emang kenapa? terbukti kan gue bisa ngelakuin apa pun yang gue mau, udah deh lo diem diem aja liat aja apa yang bakal terjadi sama sahabat tercinta lo setelah ini"

"Lo ngancem!" ucap Lala semakin mendekati Manda.

"Lo tunggu aja apa yang bakal terjadi, lo bukan lawanan gue" ucap Manda sambil pergi meninggalkan Lala.

sebenarnya Lala masih kesal dan ingin bertindak tegas pada Amanda tetapi ia berusaha menangkan dirinya karena tempat ia berada sekarang adalah sekolah, Lala tidak ingin mendapatkan surat panggilan hanya karena bertengkar dengan Amanda.

akhirnya Lala memutuskan untukpergi ke kantin menjumpai Acha dan Diana dan berniat menenangkan hatinya dengan minuman dingin.

"Bu saya pesan jus jeruk satu" ucap Lala

"Ini dek"

Lala duduk di samping Acha yang sedang menikmati mie ayam yang tampaknya sangat nikmat, tetapi tetap kalah mengoda dengan mangkuk mie ayam Diana yang terlihat semakin menggiurkan karena warna merah dari saus yang ia tuangkan sangat banyak. Diana memang pecinta makanan pedas, sudah berulang kali di ingat tentang kesehatan tetap saja ia tidak peduli.

"La, Lo dari mana si dari tadi?" tanya Acha setelah menyadari keberadaan Lala di samping nya

"Emosi banget gue sama tuh anak, sumpah sok banget! berani berani dia ngancem" ucap Lala dengan nada emosi.

"Siapa sih la" tanya diana sambil meletakkan sendok dan garpunya karena penasaran

"Itu si manda, anak IPA 1"

"Jadi tadi lo habis nyamperin dia, ngapain sih?" tanya Acha yang telah memberhentikan aktivitas memakaanya

"Gue masih ga terima sama ulahnya dia ke lo." Jawab Lala sambil meminum jus jeruknya

"Udah lah La, gue udah lupain kok masalah itu, biarin aja dia mau ngapain gue udah gak peduli" ucap Acha

"Lo gak boleh terlalu lembek Cha, nanti Lo makin di injekinjek sama dia"

"Males gue berurusan sama mereka lagi La, udah lah"

avataravatar
Next chapter