54 Malaga-Andalucia, Spain

Hidupku sehari ini mendadak seperti seorang selebriti, sepanjang hari grup whatsapp travellers berbunyi, mereka memberikan ucapan selamat sekaligus terkejut akan pernikahanku yang mendadak, jika pesta diadakan meriah oleh mama Maloree itu berarti mereka semua akan terbang ke Frankfurt untuk merayakannya.

Terlintas bayangan wajah kecewa George jika mendengar tentang pernikahanku, hmmm... juga wajah ibu dan Nathan datang silih berganti, sampai kapan aku harus bersandiwara seolah diriku ini tunangan Nathan.

dan Nathalie, aku juga belum sempat memberitahunya. Ia akan sangat kecewa jika tahu aku tidak mengupdate infomasi untuknya.

Pagi ini kami sudah bersiap pindah ke kota selanjutnya, hidup berpindah dari hotel ke hotel sudah menjadi rutinitas biasa buat kami, bergeser sedikit dari kota Gibraltar, berkendara selama kurang lebih dua jam kami tiba di kota kelahiran pelukis terkenal Pablo Picasso.

Hari ini aku memutuskan akan berada di dalam kamar hotel sepanjang hari, aku hal hal yang ingin aku pastikan berjalan dengan baik, setelah beberapa hari terbengkalai, pekerjaan kantor tentunya.

Aku juga berencana ingin menelp Natalie dan Mia, setelah memastikan Valter pergi keluar bersama Joseph.

" Sayang, apa kau yakin tidak ingin ikut serta bersama kami ? " ucap Valter sambil berganti pakaian.

Terbayang olehku udara panas dan gerah di siang hari di Malaga, dan akan pulang dalam keadaan lengket, membuatku enggan untuk pergi, sudah terlalu banyak cahaya matahari membakar kulitku seminggu belakangan, sepertinya aku harus mengurung diri seperti vampire, hahahaha, yang hanya akan keluar ketika matahari terbenam.

" Tidak sayang, ada beberapa hal yang harus aku bereskan. aku harap kamu bisa menikmati perjalananmu. " kecupku mesra memeluk Valter sebelum melepasnya pergi.

Valter memegang kepalaku, dan sedikit membungkuk, " aku hanya sebentar, apa kau butuh ditemani Liana ? aku akan memintanya tinggal jika kau ingin bersamanya."

" Tidak perlu sayang, aku butuh konsentrasi. " sahutku. " bye bye". sahutku sambil melambaikan tangan dan menutup pintu.

Aku langsung menyalakan macbook dan menaruh nya diatas sebuah meja, memasangkan colokan dan memutar meja dan kursi mencari posisi nyaman untuk duduk sambil menghadap jauh ke kaca luar, memandangi awan dan langit yang biru, menyatu dengan garis pantai.

Macbook sudah menyala sempurna, aku langsung memeriksa email kantor satu persatu dan membalas hal hal penting yang menunggu jawaban untuk kuputuskan, setelah membalas satu persatu email, aku melirik kotak spam dalam email, ada 1 pesan disana, dengan iseng aku membukanya, email dari seseorang bernama rubyjack dengan subject 'jade', dengan penasaran aku langsung membukanya, hanya ada tiga kata disana, ' Aku masih mencarimu.'

Aku terpaku menatap tiga kata dalam email, sesaat ada ketakutan menyapaku, tapi aku tidak bisa menuduh tanpa bukti, tapi subject nya begitu jelas memakai namaku, jadi kemungkinan untuk salah kirim adalah mustahil.

Mungkinkah ini berasal dari Deniz ?

Apakah ini bagian dari rencana setelah penguntit penguntit itu ?

hhhh... sekarang mereka malah sudah mendapatkan alamat email kantorku. Ini harus dihentikan, aku tidak bisa hidup dalam teror terus menerus, lagipula statusku sudah menikah, tidak sepantasnya ia datang merusak kebahagiaan yang baru aku rajut bersama Valter.

Gelisah itu datang lagi, rasanya tidak tenang menghadapi musuh yang tidak nyata.

Pikiranku melayang kemana mana, rasa khawatir itu terus menghantuiku, mataku menatap ujung lilin aromaterapi di dalam ruang kamar mandi hotel, aku merendam seluruh tubuhku dalam air hangat berharap dapat memberikan efek relaksasi untukku.

Sesekali aku menatap jam dinding, berharap Valter akan segera pulang, aku merasa tidak aman.

Bunyi pintu kamar kami di buka, aku langsung melompat turun dari tempat tidur dan berlari memeluk Valter, aku ingin menangis sejadi jadinya di dalam pelukan Valter, tapi semuanya tak jadi kulakukan. Air mata yang nyaris tumpah kupaksakan mengering dengan cepat, tidak aku tidak ingin terlihat begitu lemah hanya gara gara sebuah email, aku harus bisa menyelesaikan nya sendiri.

Jika tidak sekarang, mungkin aku tidak akan pernah sempat belajar untuk mengatasi masalahku.

" Ada apa sayang ? Kenapa kau begitu panik ?" ucap VAlter sedikit kaget diserbu olehku.

Aku memaksakan diri tersenyum, " Tidak apa apa sayang, aku hanya kangen tidak melihatmu untuk beberapa jam. " sahutku memeluknya erat.

Valter tersenyum dan mengusap helaian rambutku. Aku merenggangkan pelukan tanganku dan menatapnya.

" Kamu darimana saja hari ini ? " sambil mengendus, mencari jika ada bau alkohol disana dengan wajah yang kupalsukan seceria mungkin.

" Aku hanya berjalan seputar kota dan mampir di sebuah kafe untuk minum bir." ucapnya sambil memperhatikanku. Aku mengandeng tangannya dan mengajaknya masuk.

" Aku berencana mengajakmu ke Caminito del Ray besok hari, itu pun jika kamu tidak ketakutan. " sahutnya tersenyum kecil, merebahkan diri keatas sofa setelah melepaskan sepatu.

Aku menatapnya dengan bingung,

" ketakutan ? apa maksudmu? apa itu Caminito del Ray ? "

" Caminito del Ray adalah salah satu jalan paling berbahaya di dunia, dibangun pada tahun 1905 di atas pembangkit listrik tenaga air. "

" Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan Vater. " aku berjalan mendekati dan mengamatinya, Valter seperti nya sedikit capek, dia berkeringat dan bersandar di sofa, hal yang amat jarang ia lakukan, biasanya Valter akan duduk tegak di sofa.

Valter tersenyum,

" Maaf sayang..aku sedikit pusing, Joseph memberiku sangria di siang hari. mungkin alkoholnya berlebihan."

" Aku akan pergi mandi dan beristirahat setelahnya." Valter bangkit dan menuju kamar mandi.

" Baiklah, take ur time, sayang." sahutku.

Aku harus mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi, setiap kejadian dimasa laluku terjadi atas andilku juga, aku tidak bisa dengan seenaknya menyalahkan orang lain, menumpahkan kesalahan kepada orang lain begitu saja, atau berkeluh kesah dan menangis cengeng sejadi jadinya seperti biasa yang aku lakukan, Valter tidak salah, tidak seharusnya aku melemparkan semua ketidaknyamananku kepadanya.

Ini lembaran baruku, aku tidak akan membiarkannya rusak karena kecerobohanku lagi, Aku harus mampu menyelesaikan masalahku, segala masalah yang kubuat harus kuhadapi, segala hal yang sudah aku mulai harus aku akhiri.

Apapun bentuk ancaman nanti yang aku terima, Valter tidak perlu tahu. Sesulit apapun jalannya aku harus mampu menyelesaikannya dengan tanganku sendiri.

Aku akan menghadapi semua ketakutanku, hingga aku tidak pernah takut lagi.

-

Sore hari yang cerah di Malaga, aku berjalan dengan riangnya mengengam tangan besar Valter erat, suasana kota tidak begitu padat, Malaga bukanlah sebuah kota besar, hanya sebuah kota kecil yang dikunjungi turis yang haus akan sejarah dan alam yang menantang.

Suasana sebagai kota seni sangat terasa, banyak pelukis pelukis pinggir jalan yang mampu melukis hanya dalam beberapa menit, pemain pemain musik, atraksi atraksi seniman jalanan.

" Sayang, ada hal yang menurutku misteri, sebelumnya aku membaca novel 'Dan Brown' tentang davinci code, inferno, semua seriesnya yang membahas tentang ksatria templar dan freemasonry."

"Dalam perjalanan kita, kita juga banyak menemukan simbol simbol tentang keberadaan mereka. Yang aku tidak mengerti, kenapa organisasi ini selalu di sangkut pautkan dengan ritual atau pemujaan setan ? " Tanyaku dengan penuh rasa ingin tahu.

Dengan wajah tenangnya ia tersenyum, menyeruput kopi hangat yang disajikan di atas meja di salah satu kafe kecil di Malaga.

" Penjelasannya akan sedikit panjang dan serius Jade. Kamu yakin mau mendengarkannya ? Leluhurku adalah seorang ksatria templar, sedikitnya aku tahu apa yang orang orang pikirkan tentang mereka. " ucapnya dengan serius.

" Kamu tahu aku menyukai hal hal seperti itu, dan aku selalu suka akan kebenaran, seburuk apapun itu. " Sahutku mengawasinya dengan lirikan tajam.

" Baiklah nyonyaku,.... Ksatria Templar didirikan tahun 1118, mereka menamakan diri sebagai ksatria miskin dari kuil raja Salomo, mereka di bentuk untuk mempertahankan Jerusalem dan untuk melindungi orang Kristen Eropa yang mengunjungi Tanah Suci."

"Mereka adalah orang orang idealis, yang tidak gila harta, dan namun karena kegigihan dan sifat ksatria mereka mereka menjadi begitu berpengaruh dan kaya, mereka juga lah yang membangun sistem perbankan untuk pertama kalinya di dunia." Ucap Valter sambil terhenti sebentar, ia menyeruput kembali kopi nya.

" Lanjutkan suamiku. " sahutku dengan rasa penasaran.

" Mereka berkembang dalam jumlah banyak, memiliki armada dan sangat berkuasa, bahkan sanggup meminjamkan uang bagi para raja di Eropa. Ketika Jerusalem jatuh ke tangan muslim, popularitas mereka memudar, mereka harus menarik diri hingga hanya terbatas di kota Paris." terang Valter.

" Itu sebabnya simbol mereka banyak tersebar dimana mana, hampir di seluruh bangunan tua kota Paris ? Lalu mengapa mereka di kenal dengan sebutan Masonic ? " aku memotong pembicaraan sambil terus menatap Valter.

" Mason artinya tukang batu. Kala itu dimanapun bangunan megah berdiri para Ksatria Templar adalah pemiliknya. Segala yang mereka miliki tidak dikenakan pajak oleh negara, karena pada awalnya para ksatria ini adalah mutlak milik gereja dalam misi suci. Karena kedekatan inilah, para tukang batu membentuk serikat pekerja dan bergabung menjadi satu kelompok dengan para Ksatria Templar. Jadi para Mason membangun atas pembiayaan Ksatria Templar. Hampir seluruh kastil di Eropa dan Katedral yang kamu kagumi adalah hasil dari pembiayaan mereka."

" Oke, Aku mengerti. Itu zaman sebelum pencerahan bukan ? Segala sesuatu masih diatur oleh gereja, bukan pemerintah. " ucapku bergumam.

" Seiring dengan kemakmuran mereka dan kekuasaan para Templar, banyak dari orang orang gereja memandang mereka sebagai ancaman, banyak raja yang berhutang kepada mereka dalam hal pembiayaan perang, mereka pula melahirkan banyak penemuan system ekonomi, kriptografi, pengamanan sandi. Raja French bernama Phillip the fair, iri akan kepopuleran mereka, raja ini memiliki hutang yang sangat besar kepada Templar, ia kemudian mengundang Grand Master of Templar dan menangkapnya atas tuduhan bid'ah, dan menangkap semua anggota Templar pada jumat tanggal 13 Oktober. [ asal muasal takhayul friday the 13th lahir ] diambil dari peristiwa jumat berdarah."

" Semenjak itu mereka harus bersembunyi, mereka diburu. Gereja Katolik dan Paus Clement V menentang mereka dengan tuduhan bidah, menodai salib, homoseksualitas dan penipuan keuangan, mereka diburu dan banyak yang dibakar di tiang pancang. Grandmaster terakhir Jacques de Molay juga disiksa dan dibakar pada tahun 1307."

Aku terperangah mendengar penjelasan Valter,

" Jadi anggapan orang selama ini bahwa mereka adalah kelompok rahasia dan sesat itu tidak benar ? " tanyaku lagi.

" Seorang penulis asal French bernama Leo Taxil yang menyebarkan Hoax yang merinci praktik pemujaan setan dan tipuan yang mengatasnamakan Freemansory. Meskipun ini adalah tipuan yang sangat publik dan diakui secara terbuka, detil yang ia edarkan menjadi populer hingga sekarang, dan melemparkan semua konotasi jahat kepada organisasi ini. Ordo dan anggotanya kemudian banyak diangkat ke karya fiksi modern, dengan penggambaran organisasi abad pertengahan yang tidak akurat, dan Templar digambarkan sebagai tokoh jahat, fanatik sesat, perwakilan dari masyarakat rahasia yang jahat, atau sebagai penjaga harta karun yang telah lama hilang juga tuduhan berdoa kepada Baphomet." ungkap Valter.

" Oh My God, sebuah fitnah besar. Mereka menuduh sesuatu tanpa bukti yang akurat dan mengangkat nya sebagai bahan hiburan yang di yakini banyak orang adalah kebenaran. " aku menepuk kepalaku dan menggelengkan kepala.

" Seperti halnya Bram Stoker Drakula, yang mengangkat Vladimir Dracula sebagai tokoh jahat pengisap darah. Padahal kenyataanya Vladimir adalah pahlawan di kota nya. Tidak ada yang mampu mengklaim itu sebuah fitnah karena karya Bram hanyalah sebuah novel fiksi hasil karya imaginasi." sahut Valter, berdiri dan menyelesaikan bill restaurant.

Kupandang kagum ke arah buku hidupku, hampir segala hal yang tidak kuketahui, tentang pengetahuan umum, dia mengetahuinya secara detil. Pikiranku sibuk mencerna informasi yang kudapat.

Di dunia ini terlalu banyak fitnah dan berita hoax menyesatkan, bodohnya kita begitu saja termakan dan percaya dengan karya karya menghasut, menyulut kebencian, menghapuskan nilai nilai kemanusiaan di diri kita.

Begitu picik kah hingga harus membenci orang yang tidak sejalan pikiran dengan kita?

Atau menghakimi orang lain yang terlihat buruk dimata kita ?

Sejarah seharusnya banyak mengajarkan hal hal tentang kemanusiaan yang semestinya tidak akan terulang kembali.

Tidak ada ruang untuk kebencian, bila hatimu penuh dengan cinta.

🍨🍨🍨

avataravatar
Next chapter