142 Emosi

Ben melangkahkan kakinya mendekatiku dan meraihku, aku cukup sadar diri kalau kantor ku memiliki pintu kaca yang transparan, aku menepis tanganya dan segera kembali ke balik meja kantor.

"Jangan memperlihatkan kedekatan kita dalam kantor ini Ben, ini bukan London, ini Munich, tidak semestinya kamu memelukku di ruang kantor," sahutku tegas,

Raut wajah Ben cukup terlihat kaget mendengar ucapanku, dia kemudian berusaha tersenyum riang mengantikan suasana yang perlahan seperti menegang,

"Kamu takut?" sahutnya memulai candaan,

Aku belum netral benar, entah kenapa bawaan hati sedikit emosi semenjak berada di Munich, apa aku belum siap untuk kehilangan segala hal tentang Munich? Atau aku bingung dengan arah hidupku setelah ini? Atau benarkah seperti yang dikatakan Ben, aku takut?

"Jangan bicara sembarangan Ben, kamu yang terlalu takut untuk mengakui perasaanmu,"

Ben kembali tertawa, entah tawa seperti apa itu, apa itu mengejek atau bercanda, tidak jelas,

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter