1 prolog

Bukankah sesuatu itu tidak boleh dipaksakan dan apabila terlalu dipaksakan itu akan berujung tidak baik?

***

Anindita Az-Zahra merupakan anak kedua dari pasangan bapak Bakri dan ibu Rini dia juga mempunyai seorang kakak perempuan yang bernama Alya Az-Zahra. Mereka hidup dari keluarga yang sederhana ayahnya pak Bakri hanya seorang kuli bangunan sedangkan ibu nya hanya seorang ibu rumah tangga, kakaknya Alya saat ini sedang mengenyam pendidikan SMK kelas 12 sedangkan dirinya baru saja lulus dari SMP.

"Buk Dita kan sekarang sudah lulus SMP Dita ingin melanjutkan ke SMA permata harapan boleh kan?" Seru Nisa yang sekarang tengah berada diruang tamu bersama ibunya.

"Kamu lanjutin ke SMK dikakak mu aja dek lagian disana kan nanti kalau lulus bisa langsung disalurkan kerja kalau kamu masuk ke SMA nanti kamu tidak mempunyai keahlian khusus dan pasti harus kuliah dulu dan kamu tau kan kondisi keuangan keluarga kita itu gimana" balas ibu Ririn sembari melipat pakaian yang sudah kering.

"Tapi buk Dita ingin kuliah dan ingin mengejar cita-cita Dita untuk jadi dokter" balas Dita yang masih ingin tetap sekolah di SMA pilihan nya.

"Iya dek ibu ngerti tapi kamu juga harus ngertiin kondisi keuangan keluarga kita kalau jadi dokter kan kuliahnya pasti mahal dan itu uang dari mana? kamu kan juga tau kalau ayah kamu hanya buruh bangunan saja dan gajinya hanya cukup untuk kita makan sehari-hari aja" balas Bu Ririn.

"Tapi buk kan kalau kuliah itu ada beasiswa juga kan nanti Dita bisa ikut beasiswa tersebut supaya bisa kuliah gratis ya Bu lagian kalau Dita melanjutkan ke sekolah kak Alya disana juga tidak ada jurusan yang Dita sukai " ujar Dita yang masih kokoh dengan pilihannya.

"Kenapa sih kamu ingin sekali kuliah? Kalau bagi ibu itu hanya membuang-buang waktu saja dek dari pada waktu mu untuk itu lebih baik buat bekerja kan bisa menghasilkan uang dan bisa membantu kebutuhan kita sehari-hari dan coba kamu lihat Dea anak Bu Warti dia kerja dan penghasilan juga banyak manfaat nanti kamu bisa seperti dia.

"Nasib orang kan berbeda-beda buk belum tentu kalau aku bekerja sama kayak kak Dea gajiku juga akan seperti dia. Lagian juga kalau aku bisa jadi dokter kan setidaknya aku bisa mengangkat derajat ayah dan ibu"

"Ya terserah kamu lah mau gimana tapi ibu berharap kamu memilih sekolah seperti kakakmu" balas Bu Ririn. Dita yang mendengar itu pun sontak lalu bersedih hati baginya harapan untuk bisa masuk SMA yang dia inginkan hanya sedikit.

"Yaudah kalau begitu aku kekamar dulu" seru Nisa lalu beranjak dari tempat duduknya dan Menuju ke kamarnya.

"Kenapa sih ibu gak mendukung aku untuk kuliah padahal kan aku ingin sekali kuliah dan jadi dokter apa itu salah ya" seru Dita lalu tak terasa air matanya jatuh begitu saja. Tak lama kemudian kak Alya masuk kedalam kamar sontak Dita pun langsung menghapus air matanya.

"Eh kakak mau masuk kok gak ketok pintu dulu sih" seru Dita.

"Dari tadi kakak udah ketok pintu kamu nya aja yang gak denger" balas kak Alya.

"Heheh iya Lo?" Seru Dita

"Heheeh iya lah eh kamu kenapa kok kelihatan habis nangis gitu?" Tanya kak Alya lalu duduk disebelah Dita.

"Gak papa kok kak" balas Dita lalu tersenyum.

"Udah cerita aja gak papa sama aku" seru kak Alya. Dita pun memutuskan untuk bercerita kepada kakak nya.

"Jadi gini Kak tadi aku bilang sama ibu kalau aku mau meneruskan ke SMA permata harapan dan nantinya ingin kuliah dan jadi dokter tapi ibu tidak menginginkan dan malah menyuruh aku untuk sekolah ke tempat kakak" jelas Dita.

"Ya emang cita-cita kamu itu tidak salah dek tapi kita lihat dulu perekonomian keluarga kita gimana dulu kakak juga ingin seperti kamu ingin kuliah dan mengejar cita-cita Kakak untuk jadi guru tapi apa daya situasi yang tidak memungkinkan alhasil kakak harus mengubur dalam-dalam keinginan Kakak itu kakak bisa meneruskan ke jenjang SMK itu sudah Alhamdulillah dek lagian habis lulus SMK ini Kakak juga mau mencari kerja buat bantu ayah" seru kak Alya.

"Iya kak aku juga tau itu tapi kan sekarang kalau mau kuliah udah ada beasiswa bagi yang gak mampu" ujar Dita.

"Kakak tau itu dek tapi kan kamu kuliahnya juga butuh ongkos buat kesana kesini buat ngprin dan lain-lain kalau saran kakak kamu ikutin kemauan ibu aja dek bukannya sesuatu itu harus mendapatkan restu dari seorang ibu siapa tau kesuksesan kamu dimulai dari sini" seru kak Alya.

"Tapi kak kalau aku sekolah disekolahan kakak disana tidak ada jurusan yang aku pilih kak" balas Dita yang masih mencoba agar tetap bisa Sekolah di SMA yang dia inginkan.

"Kamu ambil aja seperti jurusan yang Kakak pilih dek kalau kamu gak tau harus pilih jurusan yang mana" seru kak Alya.

"Bukankah sesuatu itu tidak boleh dipaksakan dan apabila terlalu dipaksakan itu akan berujung tidak baik?" Ujar Dita pada kak Alya.

"Kakak juga tau itu dek tapi kalau kamu tetap memaksakan untuk tetap kuliah pasti ibu akan marah dek kamu gak mau kan kalau ibu marah? Dan kamu gak mau kan kalau jadi anak yang durhaka lagian juga kasian ayah kalau harus tetap bekerja beliau kan juga udah tua saatnya beliau untuk duduk dirumah dan kita yang menggantikan posisi ayah untuk mencari uang" seru kak alya sontak dita pun langsung terdiam mendengar ucapan kakaknya itu dilain sisi dia sangat ingin sekali kuliah tapi disisi lainnya dia juga tidak ingin jika harus membuat ibunya marah dan durhaka kepada nya bukankah surga berada dibawah telapak kaki ibu?.

"Udalah ya dek kamu jangan sedih gitu pasti ada hikmah dibalik semuanya dan kakak berharap kamu tidak berputus asa dan tetap bersemangat walaupun nantinya kamu harus sekolah disekolahan yang bukan pilihan mu" ucap kak Alya sembari mengelus punggung Dita.

"Kalau begitu Kakak mandi dulu ya jangan lupa senyum jangan cemberut gitu" ucap kak Alya lagi lalu beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari kamar Dita.

"Mungkin ini emang jalananya aku harus menerima dengan lapang dada dan aku berharap suatu saat aku bisa sukses walaupun tidak dengan menjadi dokter aku percaya keajaiban pasti datang dan Allah SWT itu Maha melihat dan mendengar" batin Dita lalu Tersenyum.

Setelah itu Dita memutuskan untuk tidur karna bagi dia dengan tidur hati dia akan menjadi lebih baik setelah bangun dari tidurnya.

avataravatar
Next chapter