webnovel

Siapa Lunar?

" Apa ada yang dipikirkan, Bos?' tanya Sinta.

" Bos!" panggil Zeni.

" Hmm? Kalian bilang apa?" tanya Reva balik.

" Apa ada yang Bos pikirkan?" tanya Sinta lagi.

" Hanya masalah pribadi! Ponselku mana, Sin!?" tanya Reva. Sinta membuka tasnya dan mengambil ponsel Reva lalu memberikannya pada Bosnya. Reva menyalakan ponselnya dan melihat beberapa panggilan dari Andra. Saat dia akan menelpon Andra kembali, dia melihat ada sebuah pesan dari Lunar. Mau apa lagi wanita itu? batin Reva kesal.

Lunar

Keindahan hanya boleh dinikmati oleh satu mata saja

Reva membaca pesan tersebut lalu memandang keluar jendela lagi. Apa dia melihatku? Tapi kenapa? Apa maksudnya? batin Reva.

" Sudah sampai, Bos!" kata Sinta.

" Ok! Sampai ketemu besok!" kata Reva.

" Iya, Bos! Permisi!" kata Sinta dan Zeni bersamaan.

" Ok!" jawab Reva. Ponselnya berdering, nama cintaku tertera di layar ponselnya dan meminta panggilan VC. Reva sebenarnya malas menerima panggilan dari Andra, entah kenapa dia menjadi ragu pada tunangannya itu.

" Halo!" ( Halo, sayang!) Andra sedang memakai piyama mandi dan duduk di balkon kamarnya.

" Maaf baru saja selesai!" ( Iya, sayang! Tidak apa-apa! Wajahmu kenapa? Kok muram?)

" Tidak! Aku hanya mengantuk!" ( Oh, no! Jangan siksa aku, sayang! Kamu sudah janji padaku!)

" Apa kita tidak bisa menundanya bulan depan? Jadi malam pertama kita akan sangat menyenangkan!" ( Tapi aku sudah tidak tahan, sayang!)

" Jika kau melakukannya sekarang, kita tunda pernikahan kita!" ( Apa? Tidak! Aku sudah menantikan pernikahan ini seumur hidupku! Aku tidak mau menunda-nunda lagi)

" Ok! Aku pulang ke rumah! Sampai ketemu lagi, sayang! ( Sayang! I miss you so much!)

" Mee too, Andy! ( Ok!)

Reva mematika ponselnya dan meletakkannya ke dalam tasnya.

" Edy!" panggil Reva.

" Yes, miss?" jawab Edy.

" Turunlah! Awasi Andra kemana saja! Jangan melapor jika tidak ada yang mencurigakan!" kata Reva yang benar-benar termakan oleh perkataan Revan.

" Baik, Miss!" jawab Edy, lalu mobil mereka berhenti dan melanjutkan perjalanan setelah Edy turun.

" Let's go home!" kata Reva dengan wajah sedih.

Keesokan harinya Reva pergi ke kantor bersama Sinta dan Zeni yang telah dijemput dahulu oleh Anzel. Jadwal Reva hari itu sangat padat dan tidak bisa titinggalkan, karena relasi yang akan bertemu dengannya adalah perusahaan-perusahaan besar di dunia. Andra menelponnya beberapa kali mulai pagi tadi, tapi Reva tidak menjawabnya, perasaannya merasakan kesal pada Andra. Edy melaporkan jika Andra pergi ke Pub XIX dan menyewa ruangan VVIP dengan temannya. Andra yang saat ini ada diatas awan karena harus kembali ke negara Y untuk memimpin perusahaannya. Dan dia sangat kesal karena Reva tidak menjawab panggilannya ataupun membalas pesannya. Mereka akhirnya sibuk dengan urusan perusahaan masing-masing hingga hari pernikahan mereka tinggal 2 minggu lagi. Sedangkan Tata dan Valen tidak jadi datang karena Valen ada urusan mendadak di negara S.

" Senang bisa bekerjasama kembali dengan perusahaan anda, Nona Abiseka!" kata relasi Reva.

" Saya juga, Pak Chris!" jawab Reva, mereka berjabat tangan secara bergantian. Reva duduk di kursi resto untuk melanjutkan makan siangnya yang tertunda setelah meeting dengan relasi-relasinya. Sambil menunggu makan, dia membuka ponselnya dan membaca pesan dari Lunar.

Lunar

Kecantikanitu menumbuhkan cinta tapi terkadang tidak bisa memelihara cinta

Akhir-akhir ini Lunar sering mengirimkan kata-kata rayuan untuk Reva. Reva merasa jijik dengan semua itu, karena dia adalah manusia normal, bukan penyuka sesama jenis. Terlebih Lunar memiliki seorang suami yang mencintainya.

Aku bukan lines

Balas Reva, tapi seperti sebelum-sebelumnya, Lunar selalu tidak membalasnya kembali atau sekedar mengomentari pesannya.

" Bos! Besok ada undangan dari perusahaan LNR untuk menghadiri peresmian galeri terbesar di kota W!" kata Sinta.

" Apa penting?" tanya Reva malas dengan masih memperhatikan ponselnya.

" Penting, Bos! Karena perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang terkenal di negara W!" kata Sinta.

" Apa ada kerjasama kita dengan mereka?" tanya Reva.

" Belum, Bos! Karena itu Bos harus kesana, siapa tahu mereka sengaja mengundang kita untuk mengajak kerjasama!" kata Sinta yang otaknya mulai bekerja.

" Kalau menurutmu seperti itu, aku akan ikut saja!" kata Reva.

Lunar

Bunga mawar! Memiliki kekurangan namun tetap memberi keindahan

Reva menghela nafasnya dan ingin sekali rasanya mencaci wanita itu. Dia akhirnya menghapus nomor Lunar dari ponselnya setelah memblokirnya terlebih dahulu.

" Jam berapa kita akan berangkat?" tanya Reva.

" Besok pagi jam 3 pagi saja, Bos! Jadi bos bisa bersantai dulu di pantai sambil menikmati sunrise!" kata Sinta yang tahu jika Reva sangat suka dengan pantai.

" Apa aku sekalian saja pulang menemui Mama sama papa!" kata Reva.

" Kan kita hanya 2 hari saja, Bos! Jadi Bos bisa pulang selama 3 hari sebelum acara pernikahan nanti!" jawab Sinta.

" Masak hanya 3 hari, Sin? Aku kangen sama mama!" kata Reva merajuk.

" Astaga, Bos! Bos harus menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu seminggu! Setelah itu Bos akan cuti selama seminggu untuk bulan madu!" tutur Sinta.

" Kamu udah memikirkan semua, Sin! Apa jadinya aku kalau nggak ada kamu!" kata Reva memeluk asistennya itu.

" Bonus tambah, ya, Bos!" kata Sinta.

" Ok!" jawab Reva. Sinta tersenyum lebar mendengar jawaban Bosnya. Setelah pulang dan membersihkan tubuhnya, Reva memakai lingerie dan membaringkan tubuhnya di ranjang. Panggilan masuk dari Andra terlihat di ponselnya. Reva tersenyum smirk, dia tidur tengkurap, sengaja memperlihatkan belahan dan gundukan dadanya. Diusapnya gambar telpon hijau di layar ponselnya.

" Halo!" ( Hal...lo, sa...yang! Apa kamu berniat menggodaku, sayang?) Andra menelan salivanya saat melihat belahan dada Reva. Andra masih di kantor karena disana masih jam 1 siang, sedangkan di sini jam 5 sore. Beda waktu antara negara X dan negara Y adalah 4 jam.

" Aku tidak melakukan apa-apa!" ( Kau membuat pusakaku tegang, sayang! Lihatlah!) Andra membuka celananya dan memperlihatkan pusakanya pada Reva.

" Dasar mesum! Aku mau tidur, aku harus ke negara W nanti malam!" ( Baiklah! Tapi jangan membawa pakaian itu kesana! I love you!)

" Mee too!"

Reva mematikan panggilan Andra dan memejamkan matanya. Reva terbangun jam 7 malam dan membersihkan wajahnya lalu memakai pakaian dan make up tipis. Sinta telah siap menunggu di mobil karena mereka akan pergi ke bandara.

" Semua berkas telah saya siapkan dan Bos tinggal bersantai saja!" kata Sinta.

" Thank's, Sin!" kata Reva. Mereka akan naik Pesawat Jet pribadi milik Reva yang diberikan Valen sebagai hadiah untuk Reva. Sebelum pesawat lepas landas, Reva membaca sebuah pesan dari nomor yang tidak dia kenal.

+00111222333444

Wajah yang cantik akan tampak biasa jika tidak diperindah dengan senyuman

Dan wajah yang jelek akan menjadi menawan jika selalu dihiasi senyuman

Reva seperti tertohok dengan kata-kata itu, apakah wanita itu lagi yang mengirimkan? Dasar wanita gila! batin Reva. Lalu dimatikannya ponselnya dan diletakkannya diatas nakas.

Perjalanan ke negara W yang memakan waktu 5 jam, dilewati Reva dengan membaca buku karya Lunar. Reva sangat mengagumi karya-karya penulis itu, karena karyanya menceritakan tentang hal yang romantis dan membuat Reva terharu.

Next chapter