117 Putriku Sangat Bijaksana

Up : Jum'at, 22/01/2021 - Pukul 04.30 WIB

____________________________________________

" Ok, papa mengalah! Tapi dengan syarat!" kata Valen.

" Apa?" tanya Reva mengendorkan pisaunya.

" Kalo sampai dia menyakiti kamu lagi, Papa akan membunuhnya!" kata Valen.

" Reva benci papa jadi mafia!" kata Reva kesal lalu melempar pisaunya dan mengambil Andy dari tangan Boris dan keluar dari kamarnya.

" Arghhhh! Ini semua gara-gara pria brengsek itu! Kenapa dia bisa membuat putriku sangat mencintai dia!" kata Valen kesal dan marah.

" Jadi bagaimana, Bos?" tanya Boris.

" Ke RS saja!" kata Valen lalu berjalan keluar rumah dan masuk ke dalam mobil yang sama dengan Reva dan cucunya.

" Sayang!" sapa Valen lembut.

" Sejak papa jadi mafia, papa suka sekali main bunuh-bunuh aja!" gerutu Reva.

" Tapi papa gitu kan memang hanya pada orang yang pantas di bunuh!" jelas Valen.

" Apa papa tega membunuh ayah dari cucu papa sendiri?" tanya Reva sedikit keras.

" Kalo dia menyakiti kamu!" jawab Valen.

" Heran! Kenapa mama bisa betah sama sifat papa yang itu!" protes Reva kesal.

" Papa kan hanya ingin melindungi keluarga papa, sayang!" kata Valen pelan.

" Tapi nggak pake bunuh-bunuh juga kalee, pa!" sahut Reva.

" Sudahlah, sayang! Kamu akhir-akhir ini suka sekali membantah papa! Apa pria bodoh itu yang membuatmu seperti ini?" tanya Valen sedikit kesal.

" Itu karena Reva nggak mau papa dianggap mengerikan oleh Andy nantinya!" kata Reva menatap papanya.

" Mana mungkin, sayang! Dia nggak akan tahu apa yang papa lakukan!" kata Valen memeluk putrinya.

" Karena itu, mulai sekarang jangan suka mengeluarkan kata-kata mengerikan di depan cucu papa!" kata Reva. Valen terharu dengan ucapan Reva.

" Pa! Reva mau kita memulai semua dari awal lagi! Reva bersalah karena telah menyakiti hati Andra dengan sangat hina..."

" Sayang, kamu..."

" Please, dengerin Reva dulu!" kata Reva, membuat Valen mengehembuskan nafas panjang.

" Reva memang bersalah dan itu sangat vatal menurut Reva, meskipun kami belum menikah. Dan Reva tahu Andra juga bersalah karena telah membalas perlakuan Reva dengan cara yang kotor. Reva memahami perasaan dia, Pa! Dan Reva ikhlas menerima semua ini sebagai masa lalu kami! Reva berharap kedepannya Reva dan Andra bisa memulai semuanya dari awal!" kata Reva membuat Valen berkaca-kaca.

" Putri papa sungguh bijaksana!" kata Valen mengecup kening Reva dan Reva meneteskan airmata. Semoga ini adalah airmata terakhir dalam dukaku, batin Reva.

Reva melangkah memasuki RS dimana Andra dirawat, langkah Reva yang semakin dekat, membuat jantungnya bergemuruh karena akan bertemu dengan pria yang telah mengambil seluruh hidupnya.

" Bos! Nona!" sapa Anzel.

" Bagaimana perkembangan dia, Zel?" tanya Reva.

" Masih sama, Nona!" jawab Anzel.

" Berikan cucuku! Masuklah!" kata Valen. Reva berdiri di depan ruang ICU, sementara Andy dibawa oleh Valen di kamar VIP yang ada di lantai yang sama. Reva memakai pakaian khusus untuk ruang VIP. Reva menatap pria yang dimatanya selalu terlihat gagah dan kuat itu. Kini pria itu terbaring lemah dan tak berdaya. Ada selang yang terdapat di mulut dan hidungnya.

" An...dy! It's me!" ucap Reva bergetar, dia tidak bisa menahan airmatanya yang lolos dari kedua matanya.

" Bangun, sayang! Apa kamu nggak ingin melihat putramu?" tanya Reva mengusap kening bekas tunangannya itu. Hati Reva terasa hancur saat melihat Andra yang seperti itu.

" Aku mau kamu bangun dan menikah denganku! Kamu dengar?" kata Reva di telinga Andra.

" Papa sudah bilang kalo kamu nggak bangun, maka aku akan menikah dengan Bayu!" kata Reva lagi. Reva yakin jika Andra bisa mendengar semua perkataannya.

" Jika kamu mati, aku akan hidup bahagia bersama Andy junior dan Bayu sebagai suamiku! Dan kamu akan tahu jika aku akan melupakanmu dan mencintai Bayu sepenuh hatiku!" kata Reva. Titttt! Tittttt! Tiba-tiba tedengar bunyi di dalam ruangan itu dan Reva terkejut melihat monitor.

" Dokterrrrr!" teriak Reva.

Reva duduk dengan tidak tenang di kursi tunggu ruang ICU. Sementara Anzel berdiri tak jauh dari tempatnya duduk. Anzel tahu betapa majikannya itu sangat mencintai Bosnya. Satu jam kemudian, seorang dokter keluar dan Reva langsung mendekatinya.

" Bagaimana keadaan Andra, dok?" tanya Reva khawatir.

" Trima kasih pada Tuhan, Pak Andra baik-baik saja dan sudah bisa dipindahkan di ruang perawatan!" kata dokter itu, membuat tubuh Reva sedikit limbung karena lega. Anzel menahan tubuh Reva dan membawanya untuk duduk.

Reva duduk di tepi brankar Andra setelah dipindahkan ke ruang VVIP. Sudah 2 hari Reva dengan setia menunggu Andra, masih belum ada tanda-tanda jika Andra akan bangun.

" Apa kamu akan tiduran saja?" tanya Reva pelan.

" Papa sudah memberikan ultimatumnya hari ini!" kata Reva lagi.

" Bayu juga sudah mempersiapkan semuanya!" kata Reva lagi. Andra masih tidak bergerak, Reva sedikit putus asa melihat semua ini. Ditatapnya wajah tampan yang sedikit berbulu dan tirus itu. Selang kecil masih dipasang di hidungnya sebagai bantuan. Reva mengecup kening pria itu dengan sangat lembut dan lama.

" Apa bisa kamu menciumku di bibir?" tanya Andra lemah dan itu membuat Reva terkejut hingga mundur beberapa langkah. Setelah melihat Andra yang tersenyum kecil dan menatapnya, Reva tersadar lalu berlari memeluk Andra.

" Hiksss! Kamu jahat!" kata Reva.

" Aku tahu! Maafkan aku!" jawab Andra menyesal.

" Aku benci kamu! Hiksss!" tangis Reva memukul pelan dada Andra.

" Aku tahu!" jawab Andra lagi.

" Aku benci kamu! Hiksss!" ucap Reva lagi.

" Aku cinta kamu!" jawab Andra.

" Aku nggak cinta!" kata Reva.

" Tapi aku selalu cinta!" kata Andra.

" Kamu pembohong!" kata Reva.

" Maaf!" jawab Andra.

" Aku pengen memukulmu!" regek Reva.

" Iya! Pukul sepuasmu!" jawab Andra, lalu Reva memukul-mukul dada Andra dan Andra hanya bisa menahan kesakitannya.

" Lho, Ibu! Kasihan Bapaknya! Janyungnya masih sakit!" tiba-tiba seorang perawat masuk dan melihat jika Reva memukul dada Andra.

" Nggak apa-apa, Sus! Saya ikhlas dipukul calon istri saya!" kata Andra tersenyum. Reva menghentikan pukulannya karena mau pada suster itu.

" Siapa yang mau menikah dengan kamu! Sebel!" kata Reva cemberut.

" Bukankah calon sitriku sangat cantik, Sus?" tanya Andra tersenyum. Perawat itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

" Aku akan menikah dengan Bayu!" ucap Reva kesal. Andra terdiam dan menatap Reva dengan tatapan sedih.

" Bapak sudah minum?" tanya perawat itu. Andra hanya diam menatap Reva.

" Saya sudah mengganti infusnya, nanti dokter akan visite! Semoga cepat pulih, Pak!" kata perawat itu lagi.

" Trima kasih, suster!" ucap Reva yang melihat Andra hanya diam menatapnya. Reva mengambil air di atas nakas dan berniat meminumkannya pada Andra, karena dia tahu Andra belum minum saat terbangun tadi.

" Minumlah!" kata Reva menyodorkan air tersebut ke bibir Andra.

" Apa kamu serius akan menikah dengan Bayu?" tanya Andra sedih.

" Iya!" jawab Reva asal. Andra memalingkan wajahnya dari Reva.

" Pergilah!" kata Andra dengan suara bergetar. Perlahan airmatanya membasahi pipinya, hatinya terasa sakit saat Reva bicara tentang Bayu. Reva merasa bersalah karena telah membohongi Andra. Reva berjalan keluar kamar dan meninggalkan Andra sendiri. Apakah kita sudah tidak bisa bersama lagi, Ree? batin Andra. Apa aku bisa hidup? batin Andra lagi.

avataravatar
Next chapter