webnovel

Penyesalan 1

Up : Kamis, 14/01/2021 - Jam 16.10 WIB

___________________________________________

" Bos! Korban sedang di ruang operasi!" kata seorang pria di lorong dekat toilet.

" Orang kita sudah masuk ke dalam dan tinggal menunggu perintah!" kata orang itu lagi.

" Baik, Bos!" lalu orang tersebut menutup panggilannya.

" Dari mana lo?" tanya orang itu pada temannya yang baru datang.

" Cari minum!" jawab temannya.

" Bos sudah telpon! Katanya kita harus siaga!" kata orang itu.

" Apa Bos nggak takut sama bokapnya?" tanya temannya.

" Bukan urusan kita!" kata orang itu.

" Tapi kalo Don Valesco tahu, mampus kita!" kata temannya.

" Diam!" bentak orang itu takut ada yang mendengar.

" Lagian gue heran dengan Bos kita! Bukan anaknya juga, ngapain susah-susah mau ngambil!" kata temannya.

" Namanya juga cinta dan dendam!" kata orang itu.

" Kalo gue, ngapain juga ngerawat anak yang bukan anak gue!" sahut temannya lagi.

" Sudah! Lo siap?" tanya orang itu lagi.

" Siap!" jawab temannya.

" Inget! Gue yang mengeksekusi korban!" kata orang itu, mereka berdua telah berpakaian seperti dokter dan perawat.

Saat mereka bersiap akan melakukan pekerjaannya, tiba-tiba ada yang menyergap mereka dari belakang lau menghajar mereka tanpa ampun. Beberapa saat kemudian mereka berdua terbangun karena ada yang wajah mereka disiram dengan air yang berbau seperti comberan. Mereka perlahan membuka mata. Samar terlihat di hadapan mereka seorang pria setengah baya sedang duduk dengan tangan bersidekap di depan dadanya. Don Velasco! batin orang itu, dia menatap ke sebelah kanan dan kirinya, teman-temannya semua tertangkap dan mengalami nasib seperti dirinya. Bahkan ada dua orang yang tubuh dan wajahnya berlumuran darah.

" Temen lo bilang lo adalah ketua mereka!" kata Valen.

" Lo mau bilang langsung apa nunggu sampe keadaan lo seperti anak buah lo?" tanya Valen tenang.

" Biar aku yang menghajar dia, Om!" kata Andra emosi.

" Diamlah! Ini masalah keluargaku!" kata Valen kesal pada bekas calon menantunya itu.

" Apa pilihanmu?" tanya Valen.

" Saya tahu saya nggak akan selamat walo saya menceritakan semuanya, jadi kenapa saya harus bicara jujur?" tantang orang itu. Wajah Valen menggelap mendengar ucapan orang itu.

" Lo memang hebat! Nggak salah Luke memilih lo jadi eksekutornya! Lo nggak punya sanak famili jadi lo hanya sebatang kara dan nggak ada yang bisa memaksa lo bicara!" tutur Valen yang telah menyelidiki kaki tangan Luke.

" Hahaha! Saya merasa terhormat karena orang seperti Don Valesco menyanjung saya!" kata orang itu.

" Hahaha! Tertawalah sepuasnya!" kata Valen tertawa keras lalu wajahnya berubah menjadi gelap.

" Hanya satu kelemahan lo! Wanita! Lo nggak bisa jika sehari tidak menyalurkan nafsu lo, karena lo adalah seorang maniak!" kata Valen. Tek! Tek! Valen menjentikkan jarinya. Seorang pria memakai jas dokter berjalan ke araha orang itu.

" Dia adalah spesialis kulit dan kelamin! Dan dia sangat hebat dalam mengebiri orang!" tutur Valen. Seketika wajah orang itu menjadi pias dan gemetar. Dia menatap dokter itu tajam lalu berganti dengan Valen.

" Lo akan berharap mati daripada hidup!" kata Valen. Dokter itupun memberikan kode agar embuka celana orang itu.

" Lepaskan bajingan! Apa yang akan lo lakukan! Lepaskan!" teriak orang itu meronta-ronta. Tapi kedua tangannya diikat pada sebuah tali dan tubuhnya tergantung. Kedua anak buah Valen memegang orang itu dan satu lagi melepaskan celana dan CDnya.

" Lepas! Mau apa lo! Gue bunuh lo, Valennnnnn!" teriak pria itu kalap.

" Lakukan!" teriak Valen menggelegar. Dengan cepat dokter itu menggoreskan pisau operasinya pada junior orang itu.

" Lepaskan! Aaaaaa!" teriak orang itu yang merasakan kesakitan.

" Baik! Akan aku katakan!"

" Hentikan!"

" Luke yang menyuruhku untuk menculik cucu Tuan dan membunuh Reva!" kata orang itu.

" Bajingan lo Luke! Lo akan tahu akibatnya!" ucap Valen mengepalkan tangannya.

" Apa alasan dia membunuh Reva, bukannya dia mencintainya?" tanya Andra tidak bisa menahan diri.

" Dasar bodoh!" ucap Valen.

" Karena itu bukan darah dagingnya! Reva mengandung benih pria yang dia benci!" kata orang itu.

" Cukup!" teriak Valen.

" Apa? Siapa? Siapa ayah bayi itu?" teriak Andra penasaran.

" Aku bilang cukup!" kata Valen. Bawa Andra pergi dari sini.

" Tidak, Om! Dia belum menjawabku!" kata Andra, tapi tubuhnya telah di seret oleh anak buahnya dan dibewa oleh Anzel dan Boris.

" Buka! Buka!" teriak Andra melihat pintu gudang ditutup oleh anak buah Valen.

" Bos!" panggil Boris.

" Hahaha! Dasar Jalang! Aku benar-benar tertipu dengan kecantikanmu! Hahahaha!" Andra merasa ditipu oleh Reva.

" Wanita jalangggg! Sialan lo Revaaaaa!" teriak Andra.

" Cukup Bos!" teriak Boris.

" Apa yang lo lakukan?" tanya Anzel.

" Gue nggak bisa Zel! Gue sangat kasihan sama Nona Reva!" kata Boris sedih.

" Apa yang lo kasihani dari jalang seperti dia?" tanya Andra.

" Bos pasti menyesal setelah mengetahui kenyataan yang terjadi! Saya resign!" kata Boris lalu mengirimkan sebuah file pada ponsel Andra.

" Bos bisa melihat kebenaran tentang Nona Reva! Permisi!" kata Boris memperlihatkan pesannya pada Andra lalu melangkah pergi.

" Ris! Boris!" panggil Anzel. Andra membuka pesan dari Boris dan melihat sebuah video yang memperlihatkan dirinya sedang mabuk di sebuah bar dan Reva datang membantunya untuk keluar dari situ. Lalu video berikutnya memperlihatkan Reva membawa dirinya masuk ke dalam kamar dan tidak keluar-keluar hingga menjelang subuh, hanya suara tangisan dan teriakan dirinya yang menghina dan menyakiti Reva. Tidak! Aku tidak...Matanya terbelalak saat dia melihat video satu lagi. Dilihatnya Reva merangkak keluar dari kamar dalam keadaan penuh luka diwajah dan tubuhnya. Andra terjatuh dengan kedua lutut bersimpuh di tanah, ponselnya terlepas dari tangannya dan airmatanya menetes begitu saja. Apa yang telah dilakukannya? Dia tidak ada bedanya dengan Luke malah dia lebih bejat dari bajingan itu, dia telah memperkosa Reva.

" Apa kamu juga tahu?" tanya Andra.

" Maaf, Bos! Non Reva yang melarang kami untuk mengatakan pada Bos! Dia takut kalo Bos akan menghinanya lagi!" jawab Anzel.

" Gue memang brengsek kan, Zel? Gue memang bajingan! Gue..."

Andra tertuduk menyesali semuanya, dia terdiam beberapa saat, lalu tiba-tiba dia meraih ponselnya dan melihat lagi video itu.

" Sekarang bulan apa?" tanya Andra.

" Ya? Bulan Mei, Bos!" jawab Anzel yang merasa kasihan pada Bosnya yang terlihat hancur.

" Mei...Dia bilang itu bukan anaknya! Luke mandul! Video ini terjadi sebulan lebih setelah kejadian itu! Dan sekarang bulan mei, Reva hamil hampir 8 bulan?" tutur Andra ambigu.

Pintu gudang terbuka, keluarlah Valen dari dalam gedung dengan wajah puas. Valen mengernyitkan keningnya melihat Andra bersimpuh.

" Om! Dia anakku bukan?" kata Andra tiba-tiba sambil berjalan dengan lututbya mendekati Valen. Valen terkejut mendengar ucapan Andra. Darimana dia tahu? batin Valen, tapi Valen bergeming dan memperlihatkan wajah biasa.

" Dia anak Bayu!" kata Valen.

" Tidak! Om bohong! Dia anakku! Aku yang mem..."

" Apa? Kamu yang apa?" tanya Valen dengan wajah menggelap.

" Om boleh hukum aku! Aku akan terima, tapi aku ingin meminta maaf pada Reva dan anakku, Om!" kata Valen.

" Sudah aku bilang itu anak Bayu!" kata Valen kemudian melangkah pergi meninggalkan Andra.

" Jangan pisahkan anak dengan ayahnya seperti dulu Reva terpisah dari Om!" teriak Andra frustasi. Valen terhenti mendengar teriakan Andra. Dia memejamkan matanya dan terbayang peristiwa saat Reva kecil.

Next chapter