165 KEMESRAAN

Sementara itu ditempat lain, seorang wanita dengan perut yang sedikit buncit tengah asyik memasak di dapur. Sebuah tangan kekar melingkar dengan tiba-tiba ke perut wanita itu.

" Andy! Kamu mengagetkanku!" ucap Reva memukul tangan suaminya. Reva sangat hafal dengan aroma parfum yang dipakai suaminya.

" Kenapa kamu memakai kemejaku? Bagaimana jika ada yang melihat?" tanya Andra kesal, karena saat ini Reva memakai kemeja berwarna biru milik Andra yang panjangnya hanya sebatas paha Reva.

" Siapa yang akan melihat. sayang? Disini hanya kita dan para PRT!" jawab Reva.

" Tapi aku tidak suka jika kamu memakainya lagi karena kamu terlihat sangat seksi dan menggoda! Apalagi dengan rambut yang kamu ikat begini!" bisik Andra tanpa melepaskan pelukan di perut istrinya.

" Aku rasanya tidak tahan lagi!" bisik Andra lagi.

" Kondisikan pikiranmu itu, sayang! Tanganku sangat lelah semalam karena dirimu!" ucap Reva sebel.

" Aku sangat menyukainya, sayang!" ucap Andra mengecup leher istrinya. Reva memasak nasi goreng pagi itu, geraknya terganggu akibat Andra yang megikutinya kesana-kemari.

" Bisa kau lepaskan dulu tanganmu, Tuan Andra Putra Nugroho?" kata Reva.

" Tidak!" sahut Andra.

" Apa kamu tidak ingin sarapan? Aku sudah membuatkan kopi untukmu!" tanya Reva lagi dengan nada yang mulai naik.

" Ok!" ucap Andra melepaskan tangannya dan bersandar di lemari pendingin melihat istrinya memasak. Kebetulan saat itu anak-anak sedang menginap di rumah neneknya dan para PRT sedang ke pasar dan membersihkan halaman. Reva mematikan kompornya dan akan mengambil mangkok nasi di lemari makan saat Andra menarik pinggangnya lalu menggendong ala koala dan mendudukkan Reva di meja makan. Reva bergidik, karena dia tahu apa yang ada di pikiran suami mesumnya itu.

" Kau nakal, baby! Kenapa kamu nggak memakai dalaman?" tanya Revan kesal.

" Aku lupa, sayang!" jawab Reva jujur, dia memang lupa karena saat itu keburu-buru ingin buang air kecil.

" Apa kamu memang sengaja?" tanya Andra mengusap-usap paha Reva maju mundur.

" Tidak! Aku ingin buang air kecil, tapi kamu sedang mandi!" jawab Reva.

" Kenapa tidak masuk saja? Kamu tahu kalo aku tidak pernah mengunci pintu!" jawab Andra menatap lekat manik mata Reva.

" Huh! Nanti yang ada bukan buang air!" jawab Reva sebel mendengar ucapan suaminya.

" Sama saja, sayang!" ucap Andra penuh dengan nada nakal.

" Ap...apa maksudmu? Jangan aneh-aneh, Andy!" ucap Reva dengan mata membulat.

" Kau tahu apa yang terjadi padaku jika kau memanggilku dengan nama itu!" bisik Andra membuat bulu kuduk Reva meremang. Karena sejurus kemudian Andra telah mendorong tubuh Reva hingga tertidur diatas meja makan dan merobek mendorong ke atas kemeja Reva hingga dadanya menyembul dari balik kemeja. Pagi itu menjadi pagi yang melelahkan bagi Reva karena gairah suaminya yang tidak ada habisnya. Adegan syurnya dipending ya buat Reva sama Andra, author pengen kalian berimajinasi juga...xixixi

" Ayolah, baby! Jangan cemberut begitu!" kata Andra saat Reva memasangkan dasinya dengan wajah cemberut.

" Aku nggak mau ngomong sama kamu!" ucap Reva setelah merapikan dasi suaminya.

" Sayang! Kamu nggak kasihan jika suamimu tidak bisa konsentrasi saat bekerja?" rayu Andra.

" Kamu yang gak kasihan aku, Dra! Kamu lihat kalo aku lagi hamil'kan? Kamu yang ngebet minta anak, tapi kamu tega membahayakan dia!" kata Reva kesal. Andra menarik pinggang istrinya dan memeluknya dengan lembut.

" Aku'kan hanya ingin main sama anak kita, sayang!" elak Andra.

" Bisa aja kamu jawab, ya!" ketus Reva.

" Kamu tahu kalo aku nggak bisa menahannya, aku gak mau kulitnya tipis gara-gara sabun, sayang! Apa kamu mau jika dia mengecil?" kata Andra tanpa basa-basi.

" Apa'an, sih, kamu? Itu mulut bisa dikondisikan nggak? Kayak kereta aja main lewat!" cerca Reva dengan memukul dada suaminya dan mendorongnya pelan. Reva kemudian keluar dari kamarnya dan berjalan pelan menuruni tangga.

" Udah, ya, yang, marahnya? Nanti aku belikan ice cream deh!" ucap Andra terpaksa mensejajarkan langkahnya dengan Reva.

" Serius?" mata Reva berbinar-binar sambil berhenti di tangga bawah.

" Kalo ice cream aja langsung senyum!" gerutu Andra sebel, karena dia melarang istrinya makan ice cream. Bukannya apa, Reva kalo udah makan ice cream kayak makan nasi! Banyak banget! Menyesal rasanya Andra menawari istrinya. Reva menatap wajah suaminya, dia merasa gemas ingin mengecup bibir seksi Andra, tapi dia takut nanti malah membuat Andra kebablasan.

" Nggak usah pasang wajah nggak rela gitu, deh! Beli ato nggak dapat jatah?" tawar Reva dengan senyum smirknya. Reva melanjutkan berjalan ke meja makan yang telah rapi setelah adegan panas mereka.

FLASHBACK ON

" Ahhhhhhhh!" teriak Reva disusul oleh Andra. Mereka saling berpelukan dan Reva melihat bayangan PRT di pintu.

" Mereka datang!" bisik Reva yang masih menyesuaikan nafasnya. Dengan cepat Andra memakai celana dan kaosnya, menutup asal kemeja Reva dan mengangkat istrinya ke kursi dapur. Mereka berdua pura-pura duduk disana dengan santai sambil minum kopi dan susu.

Para PRT itu tersenyum melihat majikannya sedang sarapan.

" Kenapa meja berantakan gini, ya?" batin Asih.

" Lho, Mbok! Kenapa mejanya?" tanya Surti.

" Nggak tahu, Sur! Aku kesini ya sudah begini modelnya!" jawab Asih.

" Masak iya? Awas ada kucing garong mau kawin masuk, Mbok!" kata Surti.

Andra yang mendengar ucapan Surti langsung terbatuk-batuk, sedangkan Reva menahan tawanya mendengar semua ucapan Surti. Reva segera menepuk-nepuk pelan punggung suaminya. Asih kemudian merapikan taplak meja makan tersebut.

FLASHBACK OFF

" Itu bukan pilihan, sayang!" jawab Andra cemberut.

" Apa wajahmu itu memilih nomor 2?" goda Reva. Andra terdiam.

" Ma! Morning!" sapa Reva pada Tata yang datang dengan cucu-cucunya.

" Pagi, sayang!" jawab Tata memeluk putrinya.

" Ma! Kayaknya calon cucu mama pengen tidur sama neneknya selama seminggu!" kata Reva yang langsung membuat mata Andra membulat sempurna menatap istrinya. Reva rasanya ingin tertawa saat itu juga, tapi dia menahannya.

" Benarkah? Kenapa nggak sebulan saja, sayang? Nanggung seminggu!" jawab Tata yang menambah kencang degub jantung Andra. Seminggu saja rasanya seperti setahun, apalagi sebulan, bisa-bisa tipis bener kamu! batin Andra.

" Aku pergi dulu, ma!" kata Andra lemas, lalu dia mengecup punggung tangan dan pipi mama Reva. Reva mengantar suaminya sampai pintu lalu mencium tangan Andra.

" Aku akan cepat pulang agar bisa beli pesananmu!" ucap Andra.

" Iya, sayang! Hati-hati!" kata Reva.

" Bilang sama mama kalo cucunya nggak jadi pengen tidur bareng!" rengek Andra.

" Iya!" jawab Reva. Andra pergi setelah mengecup kening dan bibir Reva.

" Hahahahaha! Haahahaha!" Reva tertawa terbahak-bahak mengingat kelakuan Andra barusan.

" Sudah! Ingat kamu sedang hamil! Lagian, seneng bangetngerjain suami diri!" kata Tata yang sudah hapal tingkah putrinya.

" Mama nggak lihat wajah Andra tadi, sih! Hahahaha! Reva rasanya berdosa banget! Hahahaha! Tawa Reva

" Sudah! Kasihan suamimu!" ucap Tata.

" Siapa suruh mesum terus!" jawab Reva yang tidak malu walau sedang bicara dengan mamanya.

" Kamu pikir papamu tidak seperti itu?" ucap Tata membuat mata Reva membulat.

" Serius?" tanya Reva.

" Papamu lebih parah dari Andra! Dia..."

" Siapa yang lebih parah dari Andra?" tiba-tiba sebuah suara yang Tata kenal terdengar di ruangan itu.

" Papaaaaa!" teriak Reva lalu mendekati papanya dengan sedikit berlari.

" Hati-hati, sayang! Ingat perutmu!" ucap Valen memeluk putrinya.

" Mana cucu-cucuku?" tanya Valen.

" Sedang sekolah, Pa!" jawab Reva.

" Halo, sayang! I miss you so much!" bisik Valen mencium rambut Tata dan Tata terpejam merasakan kecupan suaminya.

" Miss you too, darling!" jawab Tata.

03/06/2021

avataravatar
Next chapter