73 Cinta dan Amarah

Tata pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya, dia menatap ke kaca westafel dan melihat tubuhnya penuh dengan kissmark yang dibuat oleh Valen. Arghhh! Dasar pria sialan! Katanya sudah nggak perduli, tapi masih aja mengambil kesempatan padaku! Awas kamu! batin Tata kesal. Dia segera memakai pakaiannya untuk pergi bekerja.

" Anak mama sudah cantik!" sapa Tata pada reva yang melihat putrinya itu telah siap di meja makan.

" Selamat pagi, mama!" jawab Reva.

" Pagi, sayang!" jawab Tata dengan tersenyum.

" Ayo, kita sarapan!" kata Tata dengan diikuti anggukan kepala Reva. Mereka kemudian sarapan bersama, walau sesekali Tata masih memikirkan Valen. Setelah sarapan, reva pergi ke sekolah diantar oleh nanik, sedangkan dirinya pergi ke kantor sendiri. Tata hari ini sangat sibuk, karena tender yang diajukan Fero berhasil disetujui., oleh karena itu dia harus meeting bersama pimpinan perusahaan itu.

" Halo!, Rey?"

- " Ya, Ta?" -

" Gimana perkembangan proses perceraian gue?"

- " Masih menunggu dari pengadilan, Ta!" -

" Kira-kira kapan sidangnya?"

- " Kenapa? Lo mau mempercepatnya?" -

" Kalo bisa, gpp! Soalnya gue akan pergi keluar kota selama seminggu!"

- " Ok! Gue akan mempercepat prosesnya!" -

" Ok, Thanks, Rey!"

- " Iya, Ta!" -

Tata menutup panggilannya pada Rey pengacaranya yang mengurus perceraiannya dengan Valen. Kenapa hati gue sangat sakit? Apakah hanya segini rumah tangga kita, Val? Tata menangis dalam diam, dia tidak mau terlihat sedih di depan relasinya.

Akhirnya Tata mendapatkan surat cerainya dan bertekad meneruskan hidupnya bersama reva, tanpa mengharapkan Valen lagi.

Suatu malam, Tata sedang ada jamuan makan malam dengan beberapa relasina di sebuah hotel berbintang. Dia datang sendiri, sebenarnya Fero ingin menemaninya, tapi Tata tidak mau. Dia benar-benar menjaga imejnya sebagai seorang direktur dan janda.

" Bu Tata sangat cantik sekali malam ini!" puji seorang wanita yang merupakan istri relasinya.

" Terima kasih! Anda juga terlihat cantik!" jawab Tata.

" Bodoh sekali suami Bu Tata telah meninggalkan ibu!" kata wanita itu lagi. Tata hanya tersenyum mendengar ucapan wanita itu. hatinya kembali tersayat mengingat perceraiannya. Acara berlangsung dengan lancar dan ada sedikit godaan dari beberapa relasi prianya.

" Bu Tata! Anda sangat cantik malam ini!" puji Hardi, relasi bisnisnya, dia seorang duda dengan dua anak. dia bercerai dengan istrinya karena ketahuan selingkuh dengan sekretarisnya. Dia memang tampan dan memiliki tubuh yang bagus. Tapi sayang hidupnya penuh skandal bersama wanita-wanita istri orang, diluar kecerdasannya dalm memimpin perusahaan.

" Wah! Wah! Pak Hardi tidak bisa lihat wanita cantik, langsung saja ambil ancang-ancang!" sindir Wisnu, dia juga relasi bisnis Tata. Dia masih berstatus suami orang, tapi hanya diatas kertas karena dalam kenyataannya dia ataupun istrinya boleh tidur dengan orang lain, benar-benar pasangan gila.

" Cih! Nggak salah bicara begitu, Pak Wisnu?" jawab Hardi sebel.

" Seharusnya Bu Tata datang bersama pasangan, biar nggak ada hidung belang yang menghampiri!" kata Selly tiba-tiba. Dia adalah istri dari relasi bisnis Tata, kabarnya dia cemburu jika suaminya ada meeting dengan Tata.

" Bu Selly! Anda terlihat cantik!" sapa Hardi.

" Trima kasih, Pak Hardi! Tapi suami saya masih bisa memuaskan saya di ranjang!" jawab Selly yang langsung membuat Hardi tersenyum kecut. Mereka semua pergi satu persatu setelah ponsel mereka berdering. Dan Tata bersyukur karena hal itu tidak berkelanjutan, karena entah kenapa mereka jadi mundur dengan teratur tanpa perlu dia usir. Tata kembali ke rumahnya saat jam menunjuk angka 11 malam, dia sebenarnya masih mau disana, tapi entah mengapa malam ini dia ingin segera pulang dan beristirahat. Dilihatnya putri cantiknya tertidur dengan lelap sambil memeluk mainannya. Diraihnya mainan yang dipegang Reva, ponsel mainan? Sejak kapan dia memilikinya? Perasaan gue nggak pernah membelikan mainan seperti ini? batin Tata. Ahh! Mungkin gue yang lupa! kata Tata kemudian meletakkan barang itu di atas nakas dan mematikan kembali lampu di kamar reva setelah mengecup kening anaknya. Dia kemudian melihat ruang kerja Valen, seperti ada orang di dalamnya, karena lampu ruangan itu yang sedang menyala. Tata meraih handle pintu dan memutarnya, terkunci! Memang Tata sengaja mengunci ruangan itu sejak kepergian Valen agar dirinya atau Reva tidak masuk ke dalamnya. Tata mengambil salad yang ada di dalam lemari es dan memakannya, enrah kenapa beberapa hari ini perutnya terasa lapar jika malam hari. Setelah menikmati salad, dia masuk ke dalam kamar tidurnya dan membersihkan tubuhnya, setelah memakai lingerie dia berbaring diatas ranjangnya. Tata terbiasa tidur memakai lingeria sejak menikah dengan Valen, matanya terasa berat dan akhirnya dia tertidur.

Tata merasa ada sesuatu yang meremas-remas dadanya, Tata tanpa bisa menahan mengeluarkan desahan dalam keadaan dirinya setengah sadar.

" Ahhh!"

Remasan itu semakin keras dan dia merasa puncak dadanya dicubit dengan lembut.

" Ahhh! Val!"

Kembali desahan keluar dari mulut Tata dan entah kenapa dia menyebut nama Valen begitu saja. Matanya terbuka lebar saat dia merasa bagian bawahnya telah di sentuh dan dimainkan. Tata yang kaget bercampur nikmat hanya bisa mengikuti apa kata tubuhnya, meskipun hatinya berteriak meminta berhenti. Tubuhnya menegang dan menggeliat akibat sentuhan tersebut dan tidak lama dia mendapatkan pelepasannya. Tubuhnya terlentang saat sebuah tangan membalikkannya, sepasang mata tajam memandang ke arahnya.

" Val?" ucap Tata.

" Iya, sayang! You miss me?" tanya Valen, Tata menggeleng-gelengkan kepalanya, tapi bibirnya seakan terkunci.

" But i miss you, baby!" kata Valen lalu dengan lembut dia mencumbu Tata. Tata ingin berteriak mengatakan jika mereka telah bercerai, tapi entah mengapa lidahnya terasa ke;u dan tubuhnya seperti menggila merasakan sentuhan dari Valen. Tata tahu jika tubuhnya akan bereaksi jika Valen telah menyentuhnya, jadi dia hanya pasrah saja mendapatkan perlakuan itu. Valen yang sudah dua minggu tidak menyentuh istrinya, menjadi sangat liar dan menghujam milik Tata hingga berkali-kali. Tata merasa seperti seorang jalang, karena ketidak mampuannya untuk melawan gairah yang lama menggelora dalam hatinya. Tata tertidur karena kelelahan dan Valen tersenyum puas karena Tata tidak melawan bahkan sangat menikmati permainannya.

Keesokan harinya Tata terbangun dengan tubuh terasa remuk, miliknya terasa sangat perih. Entah berapa kali Valen mencumbunya, dia hanya tertidur sebentar dan Valen kembali mencumbunya tanpa ampun saat menjelang pagi tadi. Tata melihat jam di nakas, astaga! Jam 9? Sialan! Gue terlambat untuk meeting dengan relasi gue! batin Tata. Kemudian dia turun dari ranjang, tiba-tiba kakinya terasa lemas.

" Akhhhh!" ucap Tata. Kenapa kaki gue lemes banget. Valen brengsekkkkk! batin Tata. Tiba-tiba sebuah tangan mengangkat tubuh toplesnya dan sontak dia mengalungkan tangannya ke leher pria itu.

" Val?" ucap Tata.

" Maaf, sayang! Aku telah membuatmu seperti ini!" ucap Valen sambil tersenyum. Ahhh! Senyuman itu selalu membuat hati Tata runtuh.

" Apa kamu menikmatinya, sayang?" goda Valen. Tata tersipu malu, wajahnya memerah mendengar pertanyaan Valen.

" Hahaha! Istriku wajahnya seperti kepiting rebus!" kata Valen.

" Siapa istrimu? Kita sudah bercerai! Turunkan aku!" kata Tata kesal.

" Yakin mau turun?" goda Valen lagi. Tata menyadari jika kakinya tadi terasa lemas, dia hanya diam saja. Valen tersenyum lalu membawa istrinya ke dalam kamar mandi dan memasukkannya ke dalam bath up yang telah berisi air hangat dan aroma therapy.

" Mandilah!" kata Valen, Tata terdiam.

" Apa kamu mau kita mandi berdua?" goda Valen lagi.

" Tidak! Pergilah!" jawab Tata dengan cepat. Jika kita mandi bersama pasti bukan hanya mandi tapi pasti akan ada plus-plusnya! batin Tata.

" Hahaha!" tawa Valen lalu dia pergi keluar setelah mengecup kening Tata. Tata terdiam melihat tingkah Valen yang sangat lembut padanya. Apa dia lupa jika kita sudah bercerai? Huh! Dia selalu seenaknya sendiri! Eh! Semalam dia tidak pakai pengaman! Bagaimana jika? Percuma saja! Dia memang tidak suka pengaman, seperti aku ini seekor kucing aja! batin Tata sebel.

avataravatar
Next chapter