1 kisah masa kecil

sepanjang mata memandang, terhampar luas perbukitan mengelilingi desa ini. masih terdengar suara burung di pagi hari, suara Kokok ayam di setiap pekarangan rumah.sayup sayup terdengar air yang jatuh dalam jumlah yang banyak di sebelah selatan rumah. di siang hari terkadang terdengar suara elang mengitari pepohonan mencari mangsa di bawah sana. saat sore menjelang suara serangga yang kami sebut tonggeret terdengar menyayikan instrumen alam yang menyenangkan. perlu kamu tahu bahwa serangga jenis ini, akan hidup di daerah yang masih bersih kondisi udara nya, dengan kata lain, desa ini masih bebas polusi. bila pagi tiba, bisa kalian saksikan beberapa warga berjalan tergesa menuju pematang sawah , ada pula yang berangkat ke arah pegunungan sekedar mencari kayu bakar atau mencari jamur di hutan sana. di desa ini lah aku di lahirkan dan di besarkan. jauh dari kota, teramat terpencil jika di jangkau dari kota kabupaten. aku lahir dari sepasang suami istri yang sangat menjujung tinggi nilai agama, dan disiplin. aku menyebut nya Ema dan bapa. lahir sebagai anak perempuan satu satunya tak membuat aku dibedakan atau di manja. kami selalu di biasakan untuk selalu bangun pagi dan mengerjakan pekerjaan rumah.

perbedaan umur antara aku dan kakak adalah 6 tahun saja. sedangkan jarak dengan si bungsu hanya 3 tahun saja.

rutinitas harian ku dimulai saat adzan subuh berkumandang, setelah melaksanakan sholat subuh, membereskan tempat tidur dan membersihkan rumah. Mandi, sarapan dan berangkat sekolah . sepulang sekolah, belajar mengaji di madrasah sampi sore. saat magrib menjelang dan melaksanakan sholat berjamaah, kami anak anak ny akan di tes dan di uji pelajaran ap yang kami dapatkan hari ini.

begitu setiap hari.

bapak tidak setiap hari bisa menemani kami di rumah. karena bapak akan berangkat ke ibu kota untuk berjualan. dan pulang hanya terhitung berapa kali dalam setahun. maka selama bapak di ibu kota, yang berjuang dan mengatur segala urusan rumah adalah Emak.

meski emak dan bapak berjauhan, mereka sealu berkirim surat, sekedar bertanya kabar dan melepas rindu. karena pada saat itu belum ada yang mempunyai posel. jika pun ada, itu pun masih jarang.

sedari sekolah dasar aku memang terhitung anak paling kecil, paling pendek di antara lainnya. usia ku tak cukup untuk sekolah waktu itu, tapi aku memaksa ingin segera bersekolah. alhasil karena msih berumur 5 tahun, aku agak kesulitan mengikuti proses pembelajaran.

tapi berkat ajaran emak yang selalu mengajari setiap malam, Aku bisa mengejar ketertinggalan ku bahkan bisa masuk 5 besar.

keinginan orangtua ku sungguh mulia. disaat anak anak di desa hanya bersekolah sampai sekolah dasar, atau sampai SMP saja. emak dan bapak sangat gigih menyekolahkan anak anak nya sampi sarjana. aku sangat bangga pada mereka. hanya bermodalkan bapak berjualan, syukur alhamdulilah kami bisa sarjana semua.

aku anak perempuan dari 3 bersaudara,....

menjadi terbiasa dengan pakaian bekas kakakku, bermain dengan teman temanya ... bermain sepeda, ikut berlarian mengejar layangan putus, mandi di sungai , sudah menjadi hiburan dikala libur sekolah tiba..

dan inilah sepenggal kisah ku, aku anak desa, dengan banyak mimpi , dan keras kepala,,, aku selalu berkata aku pasti bisa dan aku baik baik saja ....

avataravatar