55 Suara Badai di Malam Hari 2

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Iya, itu benar." Xiaotu terlihat bosan saat menyangga dagunya sambil memandangi hujan diluar jendela. "Akhir pekan tidak bisa pergi bermain di luar, hanya di dalam rumah saja, sangat membosankan." Ucap Xiaotu.

"Kamu bisa pergi menonton TV." Cheng Zhiyan mengerlingkan matanya kepada Xiaotu dan kembali melanjutkan membaca buku nya.

"Film kartun baru tayang di malam hari, selebihnya hanya drama yang membosankan dan berita." Meskipun Xiaotu mengatakan seperti itu, namun dia melompat dari kursi depan jendela dan berlari ke ruang tamu."

Cheng Zhiyan bimbang, di sisi lain dia juga tidak ingin Xiaotu menonton drama yang berhubungan dengan cinta lalu menanyakan pertanyaan tidak jelas kepada Cheng Zhiyan. Cheng Zhiyan pun mengambil buku nya, dan mengikuti Xiaotu dari belakang turun ke lantai bawah.

Xiaotu menyalakan TV, kebetulan acara yang tayang adalah berita.

"Sejak bulan Juni lalu, debit dari Sungai Yangtze meningkat drastis seiring dengan turunnya hujan lebat. Hal tersebut dapat menyebabkan air sungai meluap dan banjir. Kapasitas air Sungai Yangtze kini telah mendekati status "Waspada". Hujan lebat seperti sebelumnya pernah terjadi di tahun 1954.…" Ketika presenter berita tersebut masih membacakan berita, Xiaotu langsung mengganti saluran TV.

"Aduh, dimana-mana isinya berita…"

Xiaotu mengganti berkali-kali saluran televisi, tapi semuanya menayangkan berita, Xiaotu pun melempar remot TV dan berteriak-teriak

"Sepertinya dimana-mana sedang hujan…" Cheng Zhiyan menengadahkan kepalanya melihat berita di TV, dan berbicara dengan santai.

"Iya, tapi aku ingin pergi bermain di luar…." Xiaotu sudah tidak tertarik melihat TV, lalu dengan malas naik ke atas sofa dan memandangi hujan yang turun.

Hujan masih terus turun hingga bulan Juli.

TK Xiaotu dan SD Cheng Zhiyan sudah mulai libur musim panas.

Dua orang ini biasanya menghabiskan waktu di rumah dan di sekolah, namun kali ini mereka hanya menghabiskan waktu di dalam rumah, tampak membosankan.

Melihat Xiaotu yang sudah terlihat bosan seperti hampir menjamur. Cheng Zhiyan pun bertanya "Musim panas telah tiba, ayahmu kapan akan pulang?"

"Ayah??" Pertanyaan Cheng Zhiyan cukup menarik perhatian Xiaotu dan dia kembali bersemangat: "Seharusnya dalam beberapa hari ini, tunggu Ibu pulang kerja dan aku akan segera bertanya kepadanya."

"Hmm." Cheng Zhiyan menganggukkan kepalanya, lalu berdiri dan mengambil buku bergambar. Cheng Zhiyan memanggil Xiaotu dengan menggerakkan jemarinya. "Kemarilah, akan aku membacakan cerita untukmu."

"Oke!!" Xiaotu segera mendekat ke sebelah Cheng Zhiyan sambil tersenyum.

Malam hari, ketika ibu Xiaotu pulang kerja, Xiaotu juga ikut ibunya pulang ke rumah.

"Lho, mengapa hari ini kamu tidak makan malam di rumah kakak Jus Jeruk?" Ibu Xiaotu membuka pintu sambil menatap dan tersenyum ke arah Xiaotu dan bertanya.

"Ibu, kapan ayah akan pulang?" Dengan wajah putihnya Xiaotu menatap sang ibu, terlihat mata Xiaotu penuh dengan rasa rindu.

"Ayahmu ..." Ketika sampai pada kata "Ayahmu", Ibu Xiaotu terdiam, dan suaranya menjadi lirih "Ayahmu belum bisa pulang sekarang."

"Mengapa?? Bukankah ayah bilang akan pulang saat musim panas??"

"Xiaotu." Ibu Xiaotu membungkukkan badannya, kedua tangannya memegang tubuh Xiaotu yang mungil, lalu berkata :"Ayahmu dan tim nya sedang ada tugas, ketika tugas ayahmu selesai, pasti ayahmu akan pulang."

"Tugas apa?" Tanya Xiaotu.

"Meski aku menjelaskannya, kamu juga tetap tidak akan paham."

avataravatar
Next chapter