54 Suara Badai di Malam Hari 1

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Sebenarnya, kado ulang tahun itu baru dibuka ketika hari ulang tahun, namun sayangnya, gadis kecil ini tidak sabar menunggu. Setiap hari, tiap kali bertemu Cheng Zhiyan, dia selalu merengek minta dibukakan kado.

Cheng Zhiyan juga tidak betah mendengarkan rengekan Xioatu, mau tidak mau dia harus lebih awal memberikan kado kepada Xiaotu.

Xiaotu sudah membawa satu kotak kado, lalu dengan terburu-buru dia membuka kado, sayangnya, Xiaotu masih belum mampu untuk membuka kado dengan baik. Sudah cukup lama dia berusaha membuka bungkus kado itu, namun hanya sedikit bagian yang sudah terbuka.

Cheng Zhiyan yang berada di sebelah Xiaotu, juga sudah cukup lama memandangi Xiaotu. Akhirnya Cheng Zhiyan geregetan dan mengambil kado dari tangan Xiaotu, lalu hanya dengan tiga kali robekan, kado itu sudah terbuka.

Ternyata sebuah boneka kelinci yang berbulu putih, seputih salju. Bulunya sangat lebat. Terdapat sepasang telinga panjang di kepalanya, beserta sepasang mata bulat. 

Xiaotu memeluk erat boneka kelinci itu, wajah Xiaotu terlihat sangat bahagia. Lalu, tiba-tiba tanpa sepatah kata apapun, Xiaotu berusaha dengan sekuat tenaga mencium Cheng Zhiyan dan berkata: "Terimakasih Kakak Jus Jeruk!"

Cheng Zhiyan terkejut, lalu tangannya menyentuh bekas ciuman Xiaotu di wajahnya dan wajahnya pun memerah.

"Mulai hari ini aku akan memeluk Xiaotu Kecil ini saat tidur!!" Ucap Xiaotu sambil memeluk boneka kelinci pemberian Cheng Zhiyan. Xiaotu sangat gembira.

"Xiaotu Kecil?"

"Itu adalah nama dari boneka kelinci ini." Karena terlalu gembira, Xiaotu pun naik ke kasur dan bergulung-gulung sambil memeluk boneka kelinci itu.

Cheng Zhiyan hanya bisa diam tertegun melihat tingkah Xiaotu.

Saat waktu tidur telah tiba, Xiaotu benar-benar memeluk Xiaotu Kecil dan berbaring di sebelah Cheng Zhiyan yang sudah berselimut. Tak lama kemudian, Xiaotu pun tertidur.

Cheng Zhiyan akhirnya bisa bernafas dengan lega. Dengan adanya boneka kelinci itu, dia tidak lagi merasakan sakit karena tangan Xiaotu yang selalu menyentuh wajah Cheng Zhiyan saat tidur.

Pernah sekali ketika Xiaotu tertidur, Cheng Zhiyan menaruh boneka panda besar untuk menggantikan dirinya.

Namun, tak disangka ketika Xiaotu mulai menyentuh boneka panda itu, dia justru menangis, "Hilang, hilang, Kakak Jus Jerukku hilang…."

Mendengar tangisan Xiaotu, Cheng Zhiyan langsung kembali ke tempatnya, dan membiarkan Xiaotu menyentuh wajahnya.

Dalam hatinya selalu bertanya, apakah anak ini punya kemampuan mengenali dengan meraba seseorang??

Tapi sekarang sedikit lebih baik, dengan adanya boneka kelinci, tangan Xiaotu tidak lagi menyentuh-nyentuh wajahnya saat tidur."

Bagaimanapun juga, kenyataan membuktikan bahwa dirinya sangat bodoh dan naif.

Tak lama setelah Xiaotu tidur, Xiaotu yang awalnya tidur dengan memeluk boneka kelincinya, berputar 180 derajat, sepasang tangan kecilnya perlahan mulai menyentuh-nyentuh wajah Cheng Zhiyan seperti biasanya.

Cheng Zhiyan pun terjatuh. 

Hari ulang tahun Xiaotu pun telah berlalu, cuaca juga semakin hangat.

Udara perlahan-lahan mulai lembab dan suhu pun sedikit demi sedikit mulai meningkat.

Setelah memasuki bulan Juni, setiap hari Xiaotu menanti-nantikan musim panas. Karena ketika musim panas tiba, ayah Xiaotu akan meninggalkan distrik militernya dan pulang menemani Xiaotu bermain.

Gerimis di luar jendela masih terus membasahi tanah, butiran-butiran hujan jatuh ke permukaan daun lalu jatuh ke tanah.

Xiaotu duduk dengan menaruh tangannya di ambang jendela lalu Xiaotu bertanya kepada Cheng Zhiyan sambil terus memandangi hujan. "Kakak Jus Jeruk, kapan musim panas tiba?"

"Sebentar lagi, tunggu satu bulan lagi." Cheng Zhiyan membawa buku dan memandangi Xiaotu yang duduk di depan jendela, lalu melanjutkan ucapannya: "Sepertinya hujan akan turun selama beberapa hari ya?"

avataravatar
Next chapter