15 Pengasuh Anak Paruh Waktu (5)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Anak ini masih menghisap jempolnya dan tangan kirinya menyentuh wajah Cheng Zhiyan.

Cheng Zhiyan tak bisa mengatakan apa-apa, dia hanya bisa memandangi Xiaotu lalu menyingkirkan tangan mungil yang berada di wajahnya. Cheng Zhiyan kemudian berbalik badan menjauhkan posisi tidurnya dari Xiaotu.

Baru saja dia ingin tidur, Xiaotu yang sebelumnya berbaring di sampingnya tiba-tiba duduk.

Cheng Zhiyan yang sudah mulai terlelap pun berbalik badan untuk melihat Xiaotu. Mata Xiaotu masih tertutup, namun Xiaotu berusaha untuk bangun sedikit demi sedikit, seperti tidak mempunyai tenaga untuk bangun.

Ada apa ini... apakah gadis kecil ini mempunyai kebiasaan mengigau?

Cheng Zhiyan menatapnya dengan penuh kebingungan, dia masih sedikit terkejut. Lalu, dengan suara lirih dia memanggil Xiaotu: "Xiaotu??"

  "..."

Xiaotu tidak menjawab, dia hanya menggerak-gerakkan kepalanya. Namun, tiba-tiba Xiaotu merangkak ke arah Cheng Zhiyan.

Xiaotu tiba-tiba berhenti ketika sampai didepan Cheng Zhiyan, dan tanpa ada peringatan apapun, "Huaa" Wajah bulat dan rambut lembut Xiaotu menghantam perut Cheng Zhiyan.

Cheng Zhiyan tidak bisa menahan rasa sakit diperutnya. 

Setelah rasa sakitnya sudah mulai hilang, dia melihat ke perutnya, ternyata Xiaotu sudah tertidur dan menjadikan perut Cheng Zhiyan layaknya sebuah bantal. 

  ...

Pukul delapan pagi, Zhou Wei berdiri diluar kamar Cheng Zhiyan. Cheng Zhiyan biasanya pukul 7 sudah bangun, kenapa hari ini sudah pukul delapan dia masih belum bangun juga? Lalu Zhou Wei mengetuk pintu kamar Cheng Zhiyan pelan-pelan, namun masih saja tidak ada jawaban.

Dengan sedikit ragu, Zhou Wei akhirnya membuka pintu Cheng Zhiyan

Sinar matahari yang menembus tirai jendela menyinari lantai coklat kamar itu. Udara dingin dari AC berhembus dengan lembut. Kedua anak kecil tersebut masih tertidur pulas di tengah-tengah kasur yang besar. 

Cheng Zhiyan tidur dengan posisi horizontal dan membentangkan tangannya, sedangkan Xiaotu tidur dengan kepala yang berada di perut Cheng Zhiyan. Mereka tampak tidur dengan nyenyak.

Zhou Wei tak bisa menahan tawanya ketika melihat kejadian itu.

"Adududuh, lucunya mereka berdua!!"

Dia berdiri di pintu dan berpikir bahwa kejadian ini harus di foto. Zhou Wei cepat-cepat pergi ke kamarnya mengambil kamera.

Ketika Cheng Zhiyan terbangun, dia merasakan punggung dan kakinya sakit semua, seolah-olah dia telah berlari sejauh 20 km.

Sebaliknya, Xiaotu malah tertawa dan terlihat bahagia bercerita dengan ibunya saat dimeja makan. Cheng Zhiyan hanya bisa menghela napas dan bertanya-tanya, kapan ini semua akan berakhir.

"Ada apa? Kenapa pagi-pagi sudah menghela napas seperti itu?" 

"Aku sudah mempertimbangkan." Cheng Zhiyan tampak sedikit malas saat mengambil telur goreng dengan sumpit ke atas piringnya, dengan suara yang malas pula dia berkata: "Aku tidak ingin menjadikan Xiaotu sebagai pacarku."

"Mengapa??" Xiaotu dan Zhou Wei menengadahkan kepala bersama-sama, menatap Cheng Zhiyan.

"Dia terlalu banyak tingkah saat tidur, aku tidak suka itu." Cheng Zhiyan memalingkan pandangan dan menyangga dagunya dengan satu tangan, sementara tangan satunya tetap menyumpit telur goreng yang ada di hadapannya. Cheng Zhiyan tidak menatap kedua orang itu.

"Jadi itu alasanmu??" Zhou Wei berkata sambil tersenyum melihat anak laki-lakinya.

Cheng Zhiyan pun menjawab "Menurut yang aku dengar, ketika dua orang sudah menikah, mereka harus selalu tidur bersama seumur hidup." 

avataravatar
Next chapter