11 Pengasuh Anak Paruh Waktu (1)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Aku??" Cheng Zhiyan masih belum paham, maka dari itu dia hanya melihat dan membiarkan Ibu Xiaotu meletakkan botol susu ke tangannya, dia kebingungan.

"Langsung suapi dia, masukkan saja kepala botol susu itu kedalam mulutnya." Ibu Xiaotu mengangguk dan berdiri di sebelahnya untuk memberikan instruksi kepada Cheng Zhiyan.

"..." Cheng Zhiyan menundukkan kepalanya dan melirik ke Bai Xiaotu dengan mata terpejam dan mengambil nafas. Dia masih ragu dan menatap Ibu Xiaotu: "Tapi dia masih tidur."

"Tidak apa-apa, Xiaotu memiliki keterampilan untuk tidur sambil minum susu. Berikan saja, dekatkan botol susu ke mulutnya, ketika sudah kamu dekatkan dia pasti langsung meminumnya." Ibu Xiaotu melambaikan tangannya seolah-olah mendesak Cheng Zhiyan untuk segera memasukkan botolnya.

Cheng Zhiyan tidak punya pilihan lain.

Dia melihat botol di tangannya dan menatap Xiaotu yang sedang menghisap jempol, setelah itu, dia mengocok botol sesuai dengan instruksi ibu Xiaotu, dan dengan pelan-pelan memasukkan botol susu ke mulut anak kecil yang merangkulnya itu.

Xiaotu yang sedang menghisap jempol, dengan cepat mencabut jempol dari mulutnya, lalu membuka mulut kecilnya dan menyerobot botol susunya lalu mulai minum.

Cheng Zhiyan hanya menyaksikan gelembung-gelembung di dalam botol terus bergulir. Tak lama kemudian, botol susu yang penuh langsung habis diminum oleh Xiaotu.

Setelah minum susu, Xiaotu yang merasa puas pun memiringkan kepalanya, kemudian kembali tertidur pulas.

Tangan mungil satunya yang merangkul leher Cheng Zhiyan akhirnya lepas juga.

Cheng Zhiyan lega dan menarik nafas panjang-panjang. 

"Hei hei hei, sangat bagus." Ibu Cheng Zhiyan berdiri sambil melihat anak laki-lakinya telah selesai membantu Xiaotu minum. Dia tersenyum dan berkata, "Aku ingat saat itu ayahmu bahkan tidak bisa membantu membuatkan susu, apalagi melakukan hal seperti yang kamu lakukan saat ini. Jadi, kamu jauh lebih berguna daripada ayahmu."

"..." Cheng Zhiyan tidak bisa berkata apa-apa. Dia meletakkan botol susu yang dia genggam ke atas meja di samping tempat tidur, kemudian memandangi Xiaotu yang tertidur di lengannya. Dia berbisik: "Dia sudah tidur."

"Tidak masalah, aku akan menggendongnya." Ibu Xiaotu tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk meraih tubuh Xiaotu yang lembut. Ibu Xiaotu memasukkan kedua tangannya di sela-sela ketiak Xiaotu dan menggendongnya.

Zhou Wei menatap ibu Xiaotu yang dengan terampil menggendong Xiaotu. Dia bertanya dengan wajah serius. "Apakah kamu ingin pulang? Apa kamu tidak ingin membiarkan Xiaotu disini tidur bersama Yan Yan?" 

"Anak ini tidak bisa diam saat tidur. Jadi, kalau dia tidur dengan Yan Yan, maka Yan Yan akan kewalahan." Ibu Xiaotu tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka, lalu membawa pulang Xiaotu.

Setelah Zhou Wei mengantarkan pulang ibu Xiaotu dan Xiaotu, dia berbalik dan menatap putranya dengan tatapan serius.

Cheng Zhiyan sedikit takut melihat tatapan ibunya, dan memberanikan diri untuk bertanya: "Bu, mengapa Ibu memandangku seperti itu?"

"Hehe ..." Zhou Wei tersenyum padanya, dengan suara sedikit menggoda dia berkata: "Nak, suatu saat kamu akan menikah dan menjadi ayah yang baik."

"..." Setelah mendengarkan itu, Cheng Zhiyan tersipu malu dan pipinya memerah, dan wajahnya langsung menunjukkan ekspresi tidak nyaman.

"Sudah-sudah, malam semakin larut, kamu harus kembali ke kamar untuk tidur. Mungkin besok pacarmu akan datang mengunjungimu untuk bermain." Zhou Wei memandangi Cheng Zhiyan yang sedikit malu dan dia tidak bisa menahan diri untuk terus menggodanya.

"Aku tahu," Cheng Zhiyan berbalik dan berjalan ke kamarnya. Setelah beberapa langkah, dia tiba-tiba berhenti dan berbalik untuk melihat ibunya. "Sebelum aku selesai mempertimbangkannya, Ibu jangan mengatakan bahawa dia adalah pacarku. Mengerti??"

avataravatar
Next chapter