35 Maaf, Tidak Tertarik 5

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"...." Xiafeng terdiam seribu bahasa saat tak bisa menyangkal jawaban itu. Tiba-tiba dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya kepada Xiaotu: "Lalu kamu tertarik dengan apa?"

"Aku sangat tertarik dengan kakak jus jeruk!!" Ucap Xiaotu sambil tersenyum berseri-seri dan menarik lengan Cheng Zhiyan.

"......"

"Sampai jumpa."

Xiafeng meraih tasnya dengan satu tangan dan memasukkan tangan lainnya ke saku celananya, lalu berbalik badan dan perlahan meninggalkan TK. 

Daun-daun berguguran diterpa angin musim dingin, membuat suasananya semakin terasa menyedihkan.

Xiaotu masih sedikit tidak paham, mengapa Kakak Angin bisa pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun setelah mendengar ucapannya.

"Kakak Jus Jeruk, ada apa dengan Kakak Angin? Kenapa dia pergi? Apakah dia tidak pergi main ke rumahmu?" 

"Tidak, dia tidak pergi ke rumahku. Dia harus pulang dan bersih-bersih rumahnya sendiri." Cheng Zhiyan hanya menjawabnya begitu saja, lalu mengangkat Xiaotu untuk mendudukkannya di boncengan sepedanya. Mereka berdua pun langsung menuju ke arah rumah mereka.

Beberapa hari kemudian, di suatu malam.

Cheng Zhiyan yang sedang tidur nyenyak tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang lembut dan basah menyentuh bibirnya. Kemudian Cheng Zhiyan terbangun dari mimpinya ketika bibirnya terasa sedikit sakit.

Cheng Zhiyan melihat sepasang mata bulat Xiaotu yang bersinar dalam gelap ditemani cahaya rembulan dan lampu jalanan yang bersinar redup dari luar jendelanya., Cheng Zhiyan langsung memegang bibirnya dan mengernyitkan dahinya sambil berkata: "Apa yang kamu lakukan??"

Cheng Zhiyan merasakan sensasi basah di jarinya, dan seperti ada bekas gigitan di sekeliling bibir Cheng Zhiyan.

Xiaotu mengecap-ngecap kan bibirnya, dengan suaranya yang jelas dan lembut ia berkata "Aku hanya ingin tahu apakah bibirmu enak atau tidak."

"....."

Cheng Zhiyan terdiam, dia duduk dengan satu tangannya memegangi mulutnya, dan tangan satunya meraba-raba dinding untuk menyalakan lampu.

Xiaotu menatap Cheng Zhiyan dengan wajahnya yang polos. Dia menggunakan baju tidur merah muda bergambar kelinci itu berlutut di atas kasur, kedua tangannya menyanggah badannya di atas sprei.

"Mengapa kamu menggigit bibirku??" Tanya Cheng Zhiyan dengan pasrah kepada Xiaotu. Jarinya yang putih menunjuk ke bekas gigitan yang ada di sekitar bibirnya.

"Karena Kakak masih tidak menjawab pertanyaanku, jadi aku cari tahu sendiri jawabannya." Xiaotu mengedipkan matanya, dan dengan suara manjanya lanjut mengatakan "Kakak tidak mengatakan apa-apa soal hubungan seks. Kakak tidak mengatakan apa-apa soal mengapa ketika orang berciuman harus menggigit bibir orang yang dicium. Kakak juga tidak menjawab bagaimana seorang bayi bisa lahir, Kakak tidak memberiku jawaban. Aku tidak tahu kalau soal pertanyaan pertama dan terakhir, namun untuk pertanyaan kedua, aku bisa mencobanya sendiri."

".........." Cheng Zhiyan hanya bisa terdiam sambil menatap langit-langit.

"Lalu jawaban apa yang sudah kamu dapat sekarang?"

"Bibirmu sangat enak." 

  "..."

"Sangat lembut."

  "..."

"Sangat licin."

  "..."

"Bolehkah aku memakan bibirmu lagi??" Xiaotu berbicara sambil melompat ke badan Cheng Zhiyan .

Cheng Zhiyan segera turun dari kasur, wajahnya menunjukkan ekspresi takut saat menatap Xiaotu: "Tidak, jangan gigit aku lagi."

"Bukankah ketika makan sesuatu harus digigit??" Xiaotu bertanya karena tidak paham.

"Ciuman bukan memakan bibir orang yang ada di hadapannya!!" Cheng Zhiyan menutupi mukanya untuk berlindung dari serangan Xiaotu.

"Lalu berciuman itu apa??"

  "..."

Cheng Zhiyan dengan pasrah memandang Xiaotu, bagaimana bisa anak ini bisa dengan gigihnya tetap melontarkan pertanyaan padanya?

"Setelah aku menjawab pertanyaanmu, kamu tidak boleh menanyakan pertanyaan lainnya!"

"Oke" Xiaotu mengangguk.

"Kalau begitu tutuplah matamu."

avataravatar
Next chapter