33 Maaf, Tidak Tertarik 3

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Haa??" Xiafeng sedikit terkejut, baru saja dirinya menebak bahwa Cheng Zhiyan akan menjawab kalau dirinya tidak tertarik, dan ternyata benar. "Bagaimana sih kamu ini? Bukankah seharusnya kamu tidak boleh menjawab pertanyaan dari gadis tercantik di kelas 2 dengan jawaban seperti itu?"

"Hm." Cheng Zhiyan menjawabnya dengan datar, seperti merasa sedikit terganggu dengan ocehan Xiafeng yang berdiri di sebelahnya itu. Cheng Zhiyan berbalik badan dan lanjut membersihkan jendela di sisi yang lainnya.

"Kamu tidak boleh seperti ini, Cheng Zhiyan. Kamu seharusnya tahu ada berapa anak laki-laki di kelas Zhai Shiyu yang menyukainya." Xiafeng melanjutkan omelannya dari belakang Cheng Zhiyan, "Oh, jadi kamu sedikitpun tidak peduli dengan Zhai Shiyu?? Bukankah kamu tidak benar-benar menyukai pacar kecilmu itu??"

"Apakah pekerjaanmu terlalu mudah?" Cheng Zhiyan mengernyitkan dahinya dan kembali menghadap Xiafeng yang berbicara: "Jika pekerjaanmu terlalu ringan, maka bantu aku buanglah sampah ini, jangan terus membuntuti aku saja."

"Tidak, tidak, pekerjaanku tidak mudah kok. Baiklah, aku akan kembali mengelap jendela." Mendengar Cheng Zhiyan menyuruhnya membuang sampah, Xiafeng langsung berbalik badan dan sedikit menjauh dari temannya itu.

Setelah bersusah payah membersihkan seluruh ruangan, Cheng Zhiyan melihat ruang kelas sudah sangat bersih. Dia siswa terakhir yang meninggalkan kelas dan mematikan lampu serta menutup pintu kelas. Setelah semuanya beres, Cheng Ziyan pun secepatnya lari ke gerbang sekolah.

Si Xiafeng hanya membersihkan separuh kelas saja, entah kapan ia menyelinap pergi. Xiafeng memang selalu seperti itu, hingga Cheng Zhiyan sendiri jadi malas untuk menasehatinya.

Ketika di gerbang sekolah Cheng Zhiyan menaiki sepedanya dan langsung mengayuh dengan cepat untuk menjemput Xiaotu di TK.

Sesampainya Cheng Zhiyan di sekolah Xiaotu, waktu sudah menunjukkan pukul 6 kurang 20 menit.Pada waktu itu, sudah tidak ada kelas lagi, dan para siswa-siswi sudah pulang semua. Ketika Cheng Zhiyan menyusuri koridor TK itu, dia melihat beberapa kelas yang sudah dimatikan lampunya, hanya lampu kelas Xiaotu yang masih menyala, mau tidak mau dia harus mempercepat langkahnya untuk menghampiri kelas itu. 

Ketika hampir sampai di kelas Xiaotu, tiba-tiba dari dalam kelas terdengar Xiaotu yang tertawa terbahak-bahak.

Cheng Zhiyan menghentikan langkahnya tepat di pintu kelas Xiaotu, lalu melihat kedalam ruangan dari jendela pintu kelas. 

Cheng Zhiyan melihat Xiafeng duduk di lantai sedang meringis sambil merangkak seperti seekor penyu. 

Xiaotu duduk di bangku melihat Xiafeng sambil tertawa dengan sangat bahagia.

Tidak terlalu jauh, terlihat wali kelas Xiaotu juga tersenyum melihat mereka berdua.

"Apa yang bisa kukatakan saat melihat adegan ini? Bukankah dia terlihat sangat gembira dan senang??"

Cheng Zhiyan mengernyitkan dahinya, bayangannya tentang Xiaotu yang menangis sendirian di bangku sambil menunggu Cheng Zhiyan menjemputnya pun langsung menguap ketika dia melihat adegan lucu di dalam kelas itu.

"Anak ini, bahkan ketika tak ada seorang pun yang menjemputya, dia tetap bahagia..."

Cheng Zhiyan mengulurkan tangannya dan membuka pintu ruang kelas Xiaotu. Ketika Xiaotu yang sedang tertawa mendengar bunyi pintu terbuka, dia pun langsung berbalik badan. Ketika melihat orang yang ada di hadapannya, Xiaotu dengan kaki kecilnya berlari secepat mungkin menghampiri Cheng Zhiyan: "Kakak Jus Jeruk--!! Mengapa kamu hari ini terlambat menjemputku?"

"Hari ini ada sedikit urusan." Jelas Cheng Zhiyan.

Xiaotu memukul Cheng Zhiyan. Cheng Zhiyan tak hanya diam saja, dia mundur dua langkah, lalu jongkok dan mengelus-elus kepala Xiaoyu, lalu berkata dengan lembut: "Maaf, lain kali pasti tidak akan terlambat lagi."

"Baiklah, kali ini aku maafkan." Xiaotu mengangguk kepalanya lalu dengan kaki kecilnya dia segera berlari menuju depan mejanya. DIa mengambil sebotol fanta jeruk lalu memberikanny apada Cheng Zhiyan. "Ini untukmu, Kakak Angin memberiku Fanta Jeruk, minumlah!!"

avataravatar
Next chapter