48 Ayah Mertua Yang Baik 2

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Xiaotu perlahan-lahan tertidur ketika mendengarkan Cheng Zhiyan bernyanyi.

Hari kedua, saat fajar tiba.

Cahaya remang-remang menembus korden tebal di kamarnya, sedikit menyinari furnitur yang ada di kamarnya.

Xiaotu yang masih tertidur mulai membuka matanya, memalingkan wajahnya dan melihat Cheng Zhiyan yang masih tertidur lelap. Xiaotu mengangkat badannya dan duduk di atas kasur. 

Xiaotu menurunkan kakinya dari atas kasur dan menapakkan kakinya ke lantai, lalu mencari-cari sandalnya. Setelah memakai sandalnya, dengan cepat Xiaotu berlari ke pintu rumah Cheng Zhiyan.

Baru saja hendak membuka pintu rumah Cheng Zhiyan, Xiaotu merasakan udara dingin mulai menghampirinya.

Benar-benar….sangat dingin…..

Xiaotu hanya memakai kaos katun. Baru saja dia ingin keluar rumah, dia sudah menggigil. Tak lama kemudian, ada yang menepuknya dari belakang.

"Kakak jus jeruk??" Xiaotu menolehkan kepalanya, dan terkejut melihat orang yang berdiri di belakangnya, terlihat Cheng Zhiyan yang belum sepenuhnya sadar.

"Kamu ingin keluar memakai baju seperti ini?" Cheng Zhiyan sedikit marah kepada Xiaotu. Suaranya Cheng Zhiyan sedikit serak karena belum sepenuhnya bangun.

"Iya... aku ingin pulang ke rumah dan melihat apakah ayahku sudah datang." Xiaotu dengan lirih menjawab pertanyaan Cheng Zhiyan. Wajah Xiaotu tampak kusut dan ekspresinya cemberut.

"Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu, kemarin ibumu sudah pergi menjemput ayahmu, dan hari ini setelah mereka pulang, maka hal pertama yang mereka lakukan adalah datang kerumahku dan menjemputmu pulang." Kedua tangan Cheng Zhiyan meraih Xiaotu dan menggendongnya, lalu menutup pintu dengan pelan. Cheng Zhiyan berbalik arah menuju lantai atas sambil berkata: "Sekarang baru jam berapa? Kamu diam-diam keluar rumah, kamu ingin menjadi es batu?"

"Aku hanya….ingin melihat sebentar...." Xiaotu masih membantah Cheng Zhiyan dengan suara lirih.

"Meskipun hanya ingin melihat sebentar juga harus berganti baju." Cheng Zhiyan terus berjalan sambil menggendong Xiaotu kembali ke kamarnya.

Setelah membuka pintu kamarnya, udara hangat mulai menghampiri mereka.

Cheng Zhiyan sudah sangat menggigil.

Untungnya, Cheng Zhiyan terbangun ketika terdengar suara gerakan Xiaotu yang sedang mencari sandalnya, lalu dengan segera mencari Xiaotu ke bawah. Dirinya yang baru saja keluar dari ruangan yang hangat itu, langsung merasa sangat kedinginan, apalagi jika pergi keluar rumah, pasti akan demam.

Cheng Zhiyan dengan segera meletakkan Xiaotu ke tempat tidur dan menyelimutinya. Cheng Zhiyan juga kembali ke tempat tidur dan berselimut.

"Sangat sangat...sangat dingin.." Xiaotu berbicara dari dalam selimut dengan suara menggigil.

"Oh, kamu juga tahu dingin?" Cheng Zhiyan masih sedikit marah kepada Xiaotu dan berkata: "Bukankah kamu tadi di depan pintu hanya memakai kaus katun?"

"Tadi… tadi tidak terasa dingin..." Xiaotu menjawab sambil menggigil.

Cheng Zhiyan terdiam menatap Xiaotu. Cheng Zhiyan berbalik badan mematikan lampu dan berbicara dengan nada sewot: "Tidur sana, mungkin nanti siang atau menjelang sore sudah pulang."

"Mengapa?? Bukankah hari ini mereka akan pulang?? Xiaotu bertanya dengan nada yang kurang enak.

"Ibumu menjemput ayahmu ke Nanjing. Kemarin aku tanya kepada ayahku,dari Nanjing ke sini kalau naik bis sekitar 4 jam, itu berarti siang atau sore mereka baru datang, kamu tidurlah dengan tenang." Cheng Zhiyan memutar badannya, dan tidak berbicara lagi setelah itu.

Siang hari ya...

Xiaotu merebahkan dirinya di dalam selimut, dia membuka matanya yang berkaca-kaca dan menatap langit-langit kamar Cheng Zhiyan, aduh..mengapa waktu berjalan sangat lambat.

avataravatar
Next chapter