2 Tamu

Setelah kejadian yang sempat aku alami, aku yang awalnya tidak percaya dengan hal-hal yang berbau mistis, kini jadi percaya sepenuhnya, bahwa mereka ada. Dan semua berawal pada suatu malam, di mana saat itu aku sedang berada di rumah, sendirian. Mama dan Papa pergi untuk melayat ke rumah teman Papa yang baru saja meninggal. Dan kebetulan juga Bik Ijah, seorang PRT di rumahku, baru sore tadi izin untuk pulang kampung, dia bilang kalau saudaranya di sana sempat masuk rumah sakit dan untuk beberapa hari ini Bik Ijah akan berada di sana untuk sementara. Bukan berarti karena sendirian, aku jadi takut untuk berada di rumah, jika kalian berpikir seperti itu, maka kalian salah besar, karena aku merupakan salah seorang lelaki yang cukup pemberani, yang tidak mempercayai hal-hal mistis seperti kebanyakan orang lainnya, ya... walau pun banyak yang bilang kalau rumahku ini agak sedikit menyeramkan di saat malam hari, apalagi di halaman depan rumah yang ada pohon beringinnya itu. Tapi selama aku tinggal di sini, aku belum pernah mengalami hal-hal yang aneh, jadi ucapan para tetangga hanya aku anggap sebuah lelucon.

"Klontang..." Terdengar suara seperti sebuah benda jatuh.

"Suara apa itu..?" Aku yang baru saja selesai keluar dari kamar mandi.

"Ah.... palingan seekor kucing yang menyenggol sesuatu." Pikirku yang menganggap itu sudah sangat biasa.

Aku melangkah pergi menuju dapur, untuk mengambil minuman. Aku ambil sebotol air dingin dari dalam lemari pendingin. Dua atau tiga tegukan air, sudah membuat tenggorokan ku yang tadinya kering menjadi segar kembali. Tanganku membuka lemari di bagian atas, dan ku raih sesuatu yang ada di dalamnya. Sebuah toples bening, yang terlihat berisikan dengan makanan ringan. Aku ambil toples tersebut, dan mulai kembali lagi melangkah, kali ini aku menuju ruang tengah, dimana televisi layar lebar terletak di sana, kemudian aku nyalakan televisi tersebut. Aku mendaratkan pantatku di atas sofa yang begitu empuk dan nyaman, sambil melahap cemilan yang baru saja aku bawa, dengan melihat acara hiburan di televisi.

Di tengah kegiatanku menonton TV, ada suara gaduh lagi yang terdengar olehku. kali ini suaranya cukup lumayan keras, aku pun menghampiri asal mula dari sumber suara tersebut. aku takut bila ada suatu benda yang begitu penting jatuh dan rusak. namun disaat aku sudah berada di sumber suara, rupanya aku tidak melihat apapun yang terjatuh. Saat itu aku masih berpikiran kalau ada seekor kucing yang nyasar ke rumahku dan membuat suara gaduh tersebut. Karena tidak menemukan sesuatu apapun yang terjatuh, aku pun memutuskan kembali ke ruang tengah untuk melanjutkan kegiatanku yang sempat tertunda. Tapi baru beberapa langkah aku pergi, terdengar kembali suara benda yang terjatuh, seketika itu pun aku menengok ke arah belakang dan apa yang kulihat, rupanya adalah sebuah buku yang terjatuh dari atas rak. Aku melihat sekitar tidak ada sekor kucing yang ada pada saat itu.

"Oh.. mungkin saja letaknya terlalu ketepi, makanya jatuh sendiri." ucapku pada diri sendiri.

Aku raih buku yang terjatuh barusan dan mengembalikannya ke tempatnya. tapi saat Aku menoleh untuk pergi buku itu kembali jatuh. Saat itu aku yakin benar kalau aku meletakkan bukunya cukup dalam, pada posisi di tengah, jadi mana mungkin kalau buku itu bisa jatuh sendiri. Aku pun memungut kembali buku tersebut dan aku taruh kembali. Setelah itu aku kembali ke ruang tengah. Syukurlah Buku tadi tidak kembali terjatuh.

"Ah....." aku membuang nafas sambil duduk diatas sofa.

Kuraih remote yang berada di sisiku, dan hendak mengganti chenel televisi tersebut. Namun sudah berkali kali aku memencet remote tersebut, channel televisi tidak juga kunjung berubah. Aku mengira kalau daya batu remote tersebut telah habis, jadi aku bangkit dan hendak menggantinya secara manual. Tapi tak di sangka di saat aku mulai mendekat, televisi itu mengganti chanel dengan sendirinya, tanpa remote dan juga tanpa aku sempat menyentuhnya. Aku masih mengira kalau televisi iku sedang error, jadi aku tidak terlalu memusingkan kejadian tersebut, dan kembali duduk. Kenapa chanelnya jadi flm horor, ya sudahlah tak apa, aku memilih untuk memainkan ponselku. Beberapa saat kemudian aku mencium bau hangus dari arah dapur. Seingatku aku tidak menyalakan kompor tapi kenapa bisa ada bau hangus, aku pun pergi untuk memastikannya. Tapi di dapur aku tidak menemukan sesuatu yang hangus tersebut, saat aku cek kompor juga dalam keadaan mati, jadi dari mana asal bau tersebut. Aku mulai sedikit gelisah. Tiba-tiba suhu pun berubah menjadi dingin, bulu kudukku pun mulai terasa berdiri, dan pada saat aku menyentuh tengkukku, aku merasakan sesuatu yang basah, ku lihat tanganku, ada sebuah bercak merah seperti sebuah darah, Karena aku yang merasa sudah gak enak, aku pun meninggalkan dapur dengan buru-buru.

Kembali ke ruang tengah, aku memeriksa lagi tengkukku, yang sama sekali tidak terluka, lalu dari mana asal darah tadi, semakin aku pikirkan, semuanya jadi senakin tidak masuk akal, dari benda yang jatuh sendiri, televisi yang juga mengganti sendiri, bau hangus yang gak tau dari mana asalnya dan sekarang bercak darah yang tanpa adanya luka, sungguh aneh. Semuanya jadi terasa ganjil.

"Jedarrrr...." Suara dari televisi yang tiba-tiba saja mengagetkanku.

"Ah....sial bikin kaget saja, dasar televisi sialan." Gerutuku.

"Whossss..."

Aku kembali di kejutkan dengan sesuatu dari arah belakangku, seperti ada seseorang yang lewat. Bulu kudukku kembali berdiri, tubuhku pun juga mulai gemetaran. Dalam batinku, kenapa banyak sekali kejadian aneh hari ini, biasanya juga gak ada hal-hal yang seperti ini. Ah....sial banget aku hari ini. Aku mengacak-ngacak rambutku.

"Dhooooeeerrrrr..." Lagi-lagi suara televisi mengagetkan aku kembali, aku pun meraih remote dan mematikan televisi tersebut. Samar-samar aku mulai mendengar suara sebuah alat musik yang di mainkan, aku kira aku hanya salah dengar, tapi semakin aku dengarkan baik-baik, memeng benar ada suara alat musik yang dimainkan, seperti alat musik jaman kuno. Dan Akhirnya rasa takut mulai bangkit dari dalam diriku, aku meraih ponsel yang ada di meja, untuk menghubungi seseorang, tapi....

"Kresek... kresek....kresek...." Suara gemrisik televisi yang kembali menyala membuat jantungku seakan mau copot saja. Karena terkejut aku pun berteriak.

"Aaaaa...."

Mulai saat itu pikiranku mulai tak karuan, bagaimana bisa televisi menyala dengan sendirinya, sementara remote dan televisinya tidak di sentuh sama sekali. Karena suara itu pula, ponselku jadi terlempar ke bawah kolong lemari. Dalam pikiranku aku harus menelepon seseorang saat itu juga, aku pun bangkit untuk mengambil ponselku kembali, namun di saat tanganku mulai meraba kolong lemari, tanganku merasakan sebuah sesuatu yang menyentuh tanganku, sesuatu itu begitu sangat dingin, hingga kutarik kembali tanganku, dan ku urungkan niatku untuk mengambil kembali ponselku.

"Ting...tong....Ting...tong..." Suara bel rumah yang tiba-tiba saja berbunyi.

"Ah..... mungkin itu Mama Papa, syukurlah mereka sudah pulang." Aku segera buru-buru bangkit untuk membukakan pintu.

"Akhirnya Papa, Mama pulang juga." Ujarku saat membuka pintu. Tapi siapa ini, rupanya bukan Mama, Papa, melainkan orang lain yang ada dihadapanku saat ini, seorang wanita paruh baya dengan rambut sebahu dan tingginya yang sama dengan Mama. Dia juga memiliki kulit yang tampak pucat.

"Tante ini siapa?" Tanyaku pada wanita itu.

"Apakah Papamu ada di rumah?"

Bukanya menjawab pertanyaanku, wanita itu malah balik bertanya kepadaku.

"Papa dan Mama sedang pergi, anda ini siapa, kenapa mencari Papa saya?" Aku yang penasaran dengan siapakah wanita ini.

"Aku adalah teman Papamu, apakah mereka akan segera kembali?" Wanita itu menatapku.

"Mungkin saja, soalnya sudah lama juga mereka perginya." Jawabku.

"Kalau begitu bolehkah aku menunggu mereka?"

Dalam pikiranku, hal itu tidak buruk juga, karena ada orang lain yang ada di rumah ini, dan aku tidak sendirian lagi, jadi aku bisa merasa agak sedikit lebih tenang. Aku pun mempersilahkannya untuk masuk.

"Oh... ya...silahkan."

Wanita itu duduk di salah satu sofa di ruang tamu, dan aku pun pergi ke dapur untuk mengambilkannya minum.

"Silahkan minumannya." Aku meletakkan segelas minuman di meja, di depannya.

"Terima kasih."

"Sama-sama"

Kerena aku masih merasa takut untuk sendirian, aku pun menemani wanita itu duduk di ruang tamu. Awalnya dia hanya diam dan melihat ke arah sekeliling rumah. Sampai dia mulai berbicara lagi denganku.

"Apakah mereka barusan mengganggumu?" Tanya wanita itu sambil melihat ke arahku.

"Siapa yang anda maksud?" Aku yang tak mengerti, dengan kata mereka yang di maksudkannya

"Tentu saja mereka yang ada di rumah ini."

"Tapi di rumah ini sedang tidak ada orang lain, selain saya yang sejak tadi hanya sendirian." Balasku yang merasa aneh dengan pertanyaan wanita itu.

"Tidak, kamu tidak sendirian, mereka selalu ada di sini. Anak kecil yang selalu nakal membuat barang-barang berjatuhan, seorang kakek-kakek yang bermain dengan televisi, dan wanita yang selalu membakar tangannya di atas kompor. Dan satu lagi, bapak-bapak yang memainkan alat musik di luar sana. Mereka sepertinya sedang mencoba untuk mengganggumu saat ini." Ucap wanita itu dengan melihat kearah setiap tempat yang bersangkutan.

Mendengar itu, aku begitu sangat terkejut, bagaimana dia bisa tau hal semacam itu, apakah dia seorang paranormal.

"Bagaimana anda bisa tau?" Aku yang tidak bisa menahan untuk tidak bertanya.

"Itu tidak penting, bila mereka masih mencoba mengganggumu, maka lemparkan saja sejumput garam pada mereka. Mereka pasti tidak akan berani lagi untuk mengganggumu. Baiklah sepertinya aku akan pergi sekarang." Jelas wanita itu.

"Kenapa buru-buru, Papa dan Mama kan belum pulang." Ucapku yang sebenarnya untuk mencegahnya pergi, karena aku jadi semakin takut setelah ucapannya tadi.

"Sepertinya cukup sampaikan saja salamku padanya, dan terima kasih untuknya yang telah begitu baik dengan keluargaku sampai saat ini. Baiklah aku pergi sekarang." Mulai beranjak dari tempat duduknya.

"Tapi.... " Ucapanku yang di potong olehnya.

"Jaga dirimu baik-baik." Wanita itu tersenyum padaku dan mulai berjalan pergi.

"Oh iya, siapa nama Tante.?" Tanyaku secara cepat sebelum dia menghilang dari balik pintu.

"Anita." Balas wanita itu yang kemudian menghilang dari balik pintu dan sudah pergi.

Beberapa menit kemudian, Papa dan Mama sudah pulang, dan kali ini mereka sungguhan sudah pulang. Melihat ada gelas di atas meja, Mama pun bertanya kepadaku.

"Apakah ada tamu tadi?"

"Iya Mah."

"Siapa?"

"Katanya temennya Papa, dia juga mengatakan terima kasih karena Papa sudah begitu baik dengan keluarganya selama ini." Jelasku pada Mama Papa.

Mendengar itu, Papa menjadi penasaran.

"Kamu tau siapa namanya.?" tanya Papa.

"Iya, namanya Anita."

Mendengar nama itu Papa terlihat terkejut.

"Kamu yakin namanya Anita?" Tanya Papa sekali lagi.

"Tentu saja, aku kan belum tua, jadi aku gak pikun." Balasku.

"Tapi teman Papa yang bernama Anita itu, baru saja meninggal tadi sore, dan Papa juga baru pulang melayat dari rumahnya ini tadi." Jelas Papa.

Jantungku seakan berhenti berdetak, setelah mendengar penjelasan dari Papa. Dan mataku pun jadi terbelalak seketika melihat wanita itu berada di jendela luar, tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku.

#Berhati-hatilah saat menerima tamu pada malam hari, bisa jadi dia bukanlah manusia.

avataravatar