1 Episode 1

Di rumah pak Kamil, 

Di meja makan.. 

"Anak-anak sarapan dulu," kata Titah. 

"Iya bun..," seru anak-anak Kamil. 

"Bi Inah..," seru Titah yang memanggil Inah. 

"Iye bu..," jawab bi Inah. 

(Iya bu..)

"Nanti tolong siapkan makan siang di rantang ya, saya mau ke rumah mertua saya, antar makan siang," pinta Titah. 

"Siap bu," bi Inah melaksanakan perintah dari Titah. 

"Yes nasi goreng," seru Kamil junior. 

"Biasa saja kali mas..," kata Citra. 

"Sudah, sudah, hayuk di makan sarapannya, tuh lihat sudah jam berapa, nanti telat sekolahnya," kata Kamil. 

"Iya, iya, yah..," seru anak-anak Kamil. 

"Bunda, hari ini kan hari pertama kali aku sekolah terus aku di antar dan di jemput siapa ?," tanya Zahwa. 

"Kamu di antar dan di jemput mang Jaja," jawab Titah. 

"Oh.., yah uang jajannya dong," pinta Zahwa. 

"Iya nanti, sarapan saja dulu," kata Kamil lagi. 

"Kamu mau ke rumah bapak, sendiri tidak apa kan ?," tanya Kamil. 

"Iya tidak apa mas..," jawab Titah lagi. 

"Kenapa memangnya mas ?," tanya Titah. 

"Tidak apa, kalau begitu saya mau ke pasar bersama dengan Paijo dan Inah, belanja keperluan warung dan keperluan rumah juga," jawab Kamil. 

"Oh, kirain mau kemana," seru Titah. 

"Kenapa, di kira mau cari ibu baru untuk anak-anak ya, hehe ?," tanya Kamil dengan bercanda. 

"Memangnya ayah berani ?," tanya Kamil Junior yang memancing emosi Titah. 

"Ya berani dong, ya gak bunda, hehe..," jawab Kamil memancing emosi Titah. 

"Emm, awas ya macam-macam, sunat seratus kali," kata Titah yang mulai emosi dengan mengancam Kamil. 

"Waduh, habis dong, gak deh, gak," kata Kamil yang ketakutan dengan ancaman dari Titah. 

"Gak apa yah ?," tanya Citra. 

"Gak jadi berani dan gak jadi cari ibu baru untuk kalian," jawab Kamil lagi. 

"Ayah, nih rasain..," seru Titah yang mulai kesal pada Kamil dan mencubit Kamil. 

"Aww..," Kamil berteriak kesakitan, karena di cubit oleh Titah. 

"Enak yah ?," tanya Zahwa. 

"Gurih yah ?," tanya Citra juga. 

"Enak, gurih, sakit tau haduh..," jawab Kamil. 

"Haha..," anak-anak Kamil hanya tertawa. 

"Sudah, hayuk sarapannya di habiskan," kata Titah. 

"Permisi bu Titah, ini susunya untuk anak-anak dan ini teh manis hangat untuk bapak, dan ini teh hijau untuk bu Titah," kata paklik Paijo yang menghantarkan minum untuk Kamil dan keluarga. 

"Emm, iya jo, terimakasih ya jo," kata Kamil lagi.  

"Sama-sama pak..," sambung paklik Paijo. 

"Oh ya jo, siap-siap dan bawa catatan belanjaannya untuk kita ke pasar hari ini," pinta Kamil. 

"Siap pak, laksanakan pak, delapan enam, hehe..," paklik Paijo melaksanakan perintah dari Kamil. 

"Ya sudah sana kembali ke warung, nanti ada yang belanja, kamu gak tau lagi," pinta Titah. 

"Siap bu, laksanakan bu, delapan enam, hehe..," paklik Paijo melaksanakan perintah dari Titah. 

Di rumah pak Sobri, 

Di halaman belakang rumah.. 

"Bang, abang..," seru bu Yani. 

"Ape, kenape sih, elu nganggu gue lagi latihan ajeh.., ade ape ?," tanya pak Sobri. 

(Apa, kenapa sih, kamu nganggu saya lagi latihan saja.., ada apa ?)

"Bantuin kita napa bang, situ mah enak kaga ngapa-ngapain di rumah, lah kita paginya udeh capek ngerjain pekerjaan rumah, eh malamnya capek juga pijitin abang," jawab bu Yani dengan mengeluh pada pak Sobri. 

(Bantuin saya kenapa bang, abang mah enak tidak ngapa-ngapain di rumah, lah saya paginya sudah capek mengerjakan pekerjaan rumah, eh malamnya capek juga pijitin abang) 

"Terus mau elu ape sekarang ?," tanya pak Sobri. 

(Terus  mau kamu apa sekarang ?) 

"Lah pan tadi udeh di jawab, bantuin..," jawab bu Yani lagi dengan mengeluh pada pak Sobri. 

(Lah kan tadi sudah di jawab, bantuin..) 

"Oh bantuin ye, sebelum gue bantuin bini gue, mending jahilin bini gue dulu ajeh dah..," kata pak Sobri yang melihat batu. 

(Oh bantuin ya, sebelum saya bantuin istri saya, lebah baik jahilin istri saya dulu sana deh..) 

"Iye bang, iye, iih.. pan tadi udeh aye bilang bantuin, gimana sih, buruan bang," kata bu Yani yang mengeluh pada suaminya. 

(Iya bang, iya, iih.. kan tadi sudah saya bilang bantuin, bagaiman sih, buruan bang) 

"Iye dah, emm..," seru pak Sobri yang menendang batu ke tong sampah dan baju yang baru di cuci oleh bu Yani jatuh. 

(Iya deh, emm..) 

"Ya Allah abang, aye nyuci lagi deh, iih si abang," keluh bu Yani. 

(Ya Allah abang, saya nyuci lagi dah, iih si abang) 

"Aw, geli, geli, ampun, ampun, Yan, Yan, ampun..," kata pak Sobri dan keduanya saling membalas menggelitiki dan juga keduanya pun bercanda. 

"Biarin emang enak, aye baru ajeh selesai nyuci jadi kotor lagi pan tuh..," sambung bu Yani dan keduanya saling membalas menggelitiki dan juga keduanya pun bercanda. 

(Biarkan memang enak, saya baru saja selesai nyuci jadi kotor lagi kan tuh..) 

Di rumah pak Kamil 

Di depan rumah.. 

"Ya sudah bunda, ayah, Junior dan Citra berangkat ya," kata Kamil Junior yang berpamitan berangkat ke sekolah pada ayah dan ibu nya. 

"Iya..," seru Kamil. 

"Hati-hati di jalan ya," kata Titah. 

"Iya bunda..", seru Citra. 

"Assalamu'alaikum," Kamil Junior dan Citra memberikan salam pada Titah dan Kamil. 

"Wa'alaikumussalam," Titah dan Kamil menjawab salam dari Kamil Junior dan Citra. 

"Yah, bun, itu mang Jaja, aku berangkat ya," kata Zahwa yang melihat Jaja dan berpamitan pada ayah dan ibu nya. 

"Iya..," seru Kamil lagi. 

"Hati-hati di jalan ya," kata Titah lagi. 

"Iya yah, bun, assalamu'alaikum", Zahwa memberikan salam pada Titah dan Kamil. 

"Wa'alaikumussalam," Titah dan Kamil menjawab salam dari Zahwa. 

Di teras depan rumah pak Kamil.. 

"Assalamu'alaikum kacang ijo, eh salah mas Paijo maksudnya, hehe..," mang Jaja memberikan salam pada paklik Paijo dan mengejek paklik Paijo. 

"Wa'alaikumussalam, eh tekokak biang, sembarangan kalau ngomong, namaku Paijo bukan mas kacang ijo tau..," paklik Paijo mengeluh saat namanya di buat bahan ejekan oleh mang Jaja. 

"Iya dah, neng Zahwa mana ?," tanya mang Jaja. 

"Eh tekokak biang, kamu nyari Zahwa apa nyari Inah ?," tanya paklik Paijo juga. 

"Ya nyari neng Zahwa lah celengan Semar, tapi boleh deh sekalian aku juga nyari Inah..," jawab mang Jaja. 

"Mang Jaja, lik Paijo," seru Zahwa. 

"Iya, eh Zahwa," sambung paklik Paijo. 

"Yuk mang berangkat," kata Zahwa. 

"Yuk, eh tapi tunggu dulu neng Zahwa saya mau tanya," sambung mang Jaja. 

"Tanya apa mang Jaja ?," tanya Zahwa. 

"Mau tanya, bagaimana itu salam untuk bi Inah dari mang Jaja, sudah kamu sampaikan belum ?," tanya mang Jaja juga. 

"Sudah dong mang," jawab Zahwa. 

"Apa kata bi Inah ?," tanya mang Jaja lagi. 

"Katanya salam balik ya neng Zahwa ke mang Jaja yang palingggg.. ganteng, gitu katanya mang..," jawab Zahwa lagi. 

"Oh iya dong mang Jaja, hehe..," seru mang Jaja. 

"Tapi..", sambung Zahwa lagi. 

"Tapi apa neng Zahwa ?," tanya mang Jaja lagi. 

"Tapi gantengnya kaya yang ada di ragunan, hehe..," jawab Zahwa lagi yang meledek mang Jaja. 

"Hemm.., ya sudah deh yuk kita berangkat sekolah," kata mang Jaja lagi dengan mengeluh saat mendengar perkataan dari Zahwa. 

"Yuk, lik Paijo, Zahwa berangkat ya," kata Zahwa lagi berpamitan pada paklik Paijo. 

"Assalamu'alaikum," Zahwa dan mang Jaja memberikan salam pada paklik Paijo. 

"Wa'alaikumussalam," paklik Paijo menjawab salam dari Zahwa dan mang Jaja. 

Anak-anak Kamil sudah berangkat ke sekolah, Titah juga sudah berangkat ke rumah mertuanya (pak Sobri dan bu Royani / Yani), begitu juga dengan pak Kamil, Paijo, dan Inah yang sudah pergi untuk belanja keperluan warung dan rumah ke pasar. 

Dan ketika rumah pak Kamil kosong datanglah mbah Sakiman dan Ashar, mbah Sakiman adalah kakek dari bu Titah, sedangkan Ashar adalah keponakan dari bu Titah. 

Kedatangan mbah Sakiman dan Ashar untuk tinggal bersama dengan Kamil dan keluarganya. 

Di rumah pak Sobri, 

Di depan rumah.. 

"Akhirnya sampai juga di rumah bapak, assalamu'alaikum pak..," Titah memberikan salam pada pak Sobri dan bu Yani. 

Di halaman belakang rumah.. 

"Wa'alaikumussalam," pak Sobri dan bu Yani menjawab salam dari Titah. 

"Siape ye bang ?," tanya bu Yani. 

(Siapa ya bang ?) 

"Ye elu malah nanya gue, gue ajeh kaga tau siape yang dateng malah nanya ke gue, ye udeh sono lihat siape yang dateng," jawab pak Sobri. 

(Ya kamu malah tanya saya, saya saja tidak tau siapa yang datang malah tanya ke saya, ya sudah sana lihat siapa yang datang) 

"Iye bang.., eh Jali..," seru bu Yani. 

(Iya bang.., eh Jali..) 

"Iye nyak, ade ape ?," tanya mang Jali. 

(Iya bu, ada apa ?) 

"Nih elu lanjutin jemur baju nye ye," jawab bu Yani. 

(Nih kamu lanjutkan jemur baju nya ya) 

"Iye nyak..," seru mang Jali. 

(Iya bu..) 

Di depan rumah pak Sobri lagi.. 

"Siape ye, eh Titah, menantu gue, masuk neng," kata bu Yani. 

(Siapa ya, eh Titah, menantu saya, masuk neng) 

"Iye nyak..," seru Titah. 

(Iya bu..) 

"Bapak mana ?," tanya Titah. 

"Ade di dalem, di halaman belakang tuh..," jawab bu Yani. 

(Ada di dalam, di halaman belakang tuh..) 

"Oh iya, ini bu, lauk buat makan siang nanti," kata Titah yang memberikan rantang pada bu Yani. 

"Oh iya, nanti kamu makan siang di sini saja ya," sambung bu Yani. 

"Iya bu..", seru Titah lagi. 

Di halaman belakang rumah lagi.. 

"Emm Jali, daripada nganggur kita latihan silat saja yuk..," kata pak Sobri. 

"Hayuk pak..," seru Jali. 

Di rumah pak Kamil, 

Di depan rumah lagi.. 

"Assalamu'alaikum," mbah Sakiman dan Ashar memberikan salam dan tidak jawaban dari Kamil dan keluarga. 

"Kok gak ada yang jawab ya," kata mbah Sakiman. 

"Inggih mbah, sepi uga omah e bulik Titah," sambung Ashar. 

(Iya mbah, sepi juga rumahnya bulik Titah) 

"Ya wis tunggu wae neng kene, mboten menapa-menapa ta sar ?," tanya mbah Sakiman. 

(Ya sudah tunggu saja di sini, tidak apa-apa kan sar ?) 

"Inggih mbah, mboten menapa-menapa," jawab Ashar. 

(Iya mbah Sakiman, tidak apa-apa) 

Di rumah pak Sobri, 

Masih di halaman belakang rumah.. 

"Assalamu'alaikum pak," Titah memberikan salam pada pak Sobri dan mang Jali, kemudian Titah mencium tangan pak Sobri. 

"Wa'alaikumussalam," pak Sobri dan mang Jali menjawab salam dari Titah. 

"Eh elu tah, ape kabar ?," tanya pak Sobri. 

(Eh kamu tah, apa kabar ?) 

"Alhamdulillah baik pak..," jawab Titah. 

"Kabar laki dan anak-anak lu gimana baek juga ?," tanya pak Sobri lagi. 

(Kabar suami dan anak-anak mu bagaimana baik juga ?) 

"Alhamdulillah Titah dan keluarga semua nye baek pak..," jawab Titah lagi. 

(Alhamdulillah Titah dan keluarga semua nya baik pak..) 

"Syukur alhamdulillah deh..," kata pak Sobri. 

"Hai dede Titah, hehe..," kata mang Jali yang menggoda Titah. 

"Jangan coba nganggu apa lagi godain menantu saya ya Jali, awas kalau berani," kata bu Yani yang mengancam mang Jali. 

"Iye nyak..," seru mang Jali. 

(Iya bu..) 

"Oh ya tah, sudah lama bapak dan kamu tidak latihan silat, bagaimana hari ini kita latihan, seperti biasa ya sebelum kamu lawan bapak, kamu lawan capung jarum itu dulu," kata pak Sobri lagi. 

"Boleh pak, yuk mang Jali..," sambung Titah dan Titah menantang mang Jali. 

"Hayuk dede, ciattt.., jurus king kobra nyungsep," kata mang Jali.

avataravatar
Next chapter