Seorang pria muda turun dari mobil yang dikendarai pak Mul. Dia juga ditemani seorang pria lain blasteran Jepang-Amerika yang terlihat memerah mukanya karena terik matahari. Keduanya masuk ke dalam rumah dengan segera menghindari terik matahari yang amat sangat siang itu. Leo dan Naomi yang melihat keduanya tersenyum sedangkan Sakura berdiri terperanjat melihat teman yang dibawa kakaknya.
"Kenapa dia datang?", tanya Sakura pada Takeshi.
"Dia ingin ikut", jawab Takeshi dengan bahasa Indonesia yang lancar.
Adelia bersama Xena yang baru datang dari rumah Nathan tersenyum pada mereka, mereka membawa makanan ditangan mereka bersama beberapa pelayan yang mengikuti langsung masuk ke dalam ke ruang makan.
"Kita makan di sini aja ya, panas banget kalau keluar juga", ujar Adelia kepada Naomi.
"Mana Hantu Putih dan Pras? Biar kenalan sama Takeshi. Takeshi ini Xena dan Aunty Adelia", ujar Naomi memperkenalkan Xena dan Adelia yang kembali dari ruang makan.
"Hai apa Khabar?", salam Takeshi hangat sambil menyalami keduanya, demikian juga Rolland menyalami Xena dan Adelia.
"Baik. Masuklah ke ruang tengah aja, panas terik sekali diluar. Daddy sama kak Pras sudah pada jalan ke kantor Aunty, mereka lagi pada ada meeting sama klient", ujar Xena lembut.
Takeshi memperhatikan Xena seksama, menurutnya walaupun Xena sedang hamil besar, tetapi ia tetap cantik. Sementara Rolland matanya tak henti memperhatikan gerak gerik Sakura yang kelihatan akrab sekali dengan Xena.
"Ayo langsung makan dulu aja yuk", ajak Adelia.
"Iya Aunty, langsung makan siang dulu aja mumpung masih hangat. Sebentar aku lihat apa sudah disiapkan si mba", ujar Xena langsung berjalan kembali ke ruang makan.
Xena membantu merapikan piring dan sendok serta mengisi gelas dengan air putih. Semua menghampiri lalu duduk di kursi ruang makan.
Pelayan yang membawa masuk koper Takeshi menghampiri Xena menanyakan untuk menaruh di mana koper mereka lalu diperintahkan Xena untuk menaruh di kamar didepan kamar untuk Sakura.
Leo duduk di ujung meja di dampingi oleh Naomi lalu Sakura dan Adelia, sementara disisi lain Roland duduk disamping Leo lalu Takeshi dan Xena.
"Berapa bulan kamu hamil?", tanya Takeshi sopan pada Xena.
"8 bulan mau masuk 9. Mgk akhir bulan akan lahir", jawab Xena.
"Takeshi, I think you know her husband. Kalian pernah bertemu di Loops", ujar Leo.
"Benarkah? Siapa namanya?", tanya Takeshi kaget.
"Prasetya Bismarck, anak dari CEO Loops Group, Agung Bismarck", ujar Leo.
"Oh Prasetya, that handsome man, the son of the CEO. I know him", ujar Takeshi tersenyum.
Roland matanya masih tak lepas memperhatikan Sakura yang duduk di depannya. Sakura makin risih karenanya.
"Kakak, why did you take him with you? He's so annoying", gerutu Sakura.
"I Miss You Sakura", ujar Roland cuek.
"Astaga, anak Mommy ternyata punya pacar ya", goda Naomi yang membuat merah muka Sakura.
"Bukan, dia bukan pacar aku", ujar Naomi.
"What is "Pacar"?", tanya Rolland tak mengerti.
"Pacar mean Boy Friend or Girl Friend ", ujar Takeshi dan Rolland hanya manggut-manggut.
"Aunty, nanti malam kita barbeque yuk di sini, aku ajak Lily dan Anthony biar bisa liat reaksi Lily ketemu Takeshi", usul Xena tersenyum.
"Siapa Lily?", tanya Takeshi sambil melihat ke arah Xena.
"Lily is your half sister. Ayah kalian berdua sama, Andika Putra", ujar Leo.
"Oh, saya mau bertemu dengan sister saya", ujar Takeshi bersemangat.
"Apa ngga apa-apa kalau Lily melihat Takeshi dulu sebelum Andika?", tanya Naomi cemas.
"Justru aunty, kalau Lily liat Takeshi duluan, aunty bakalan bisa menebak reaksi om Andika karena Lily sifatnya agak mirip sama om Andika", ujar Xena.
"Masa si?", tanya Naomi tak percaya.
"Xena itu sahabat Lily dari kecil, dari TK mereka bersama terus sampai kuliah bahkan sekarang mereka menjadi ipar", ujar Adelia.
"Oh gitu. Ya Uda, undang aja Lily nya", kata Naomi.
"Oke, nanti sore aku undang mereka ke sini deh", ujar Xena senang. Akhirnya mereka makan siang dengan akrab, Takeshi begitu ramah dan lancar berbahasa sehingga sebentar kemudian dia bisa akrab dengan Xena dan Adelia.
Sore itu, Xena sudah meminta pelayan mempersiapkan untuk acara pesta kecil mereka memperkenalkan Lily kepada Takeshi. Takeshi ikut sibuk membantu Xena sehingga mereka terlihat semakin akrab. Pras yang terlihat sudah berganti pakaian dan segar sehabis membersihkan dirinya masuk ke halaman belakang melihat istrinya sedang bercanda ria dengan Takeshi hanya tersenyum lalu ia mendekati istrinya. Xena yang melihat Pras langsung menghampiri dan memeluk suaminya erat.
"Hai, kamu Prasetya kan? Masih ingat saya?", tanya Takeshi.
"Kamu Takeshi kan, kita pernah bertemu di Loops Group ya? Kamu lancar berbahasa juga ya", ujar Pras lalu menyalami Takeshi dengan tangannya yang lain tetap memegang pinggang Xena.
"Iya, saya belajar bahasa hampir setiap hari dengan Mommy agar saat saya bertemu ayah kandung saya tidak ada hambatan komunikasi antara kami", ujar Takeshi semangat.
"Kamu sudah minum susumu sayang?", tanya Prasetya sambil melihat mata Xena mesra dan Xena mengangguk. Takeshi yang bersama mereka juga ikut melihat ke arah Xena memandangnya ramah.
"Your wife is so beautiful and she's very kind. You are lucky to have her", ujar Takeshi memuji.
"I'm. Saya sangat beruntung memiliki nya", ujar Prasetya ramah.
"Sayang, aku undang Lily dan Anthony datang, biar Lily bertemu dengan Takeshi", ujar Xena.
"Wah harus di rekam ni reaksinya Lily", kata Prasetya.
Tak lama orang di bicarakan datang mendekati. Saat melihat Takeshi, Lily diam di tempatnya lama sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Xena menghampiri Lily sambil tersenyum sementara Anthony mendekati Pras dan Takeshi lalu bersalaman dengan mereka. Naomi dan Adelia yang baru datang melihat ke arah Lily dengan tersenyum.
"Xena itu siapa? Mukanya kenapa mirip sama papi?", tanya Lily kebingungan.
"Ganteng ya", goda Xena.
Takeshi datang menghampiri dan tersenyum dengan matanya tetap memandang ke arah Lily. Pras telah membisiki Anthony mengenai siapa Takeshi.
"Hai Lily. Saya saudara kamu, namaku Takeshi Yamada", ujar Takeshi sambil mengulurkan tangannya.
Lily hanya diam terperanjat, Xena mengambil tangan Lily lalu mendekatkan ke tangan Takeshi yang langsung menjabat tangan Lily.
"Lily, ini beneran loh bukan Frank", kata Xena yang membuat Lily melihat ke arah Xena.
"Kalian ngga lagi bohongi saya kan?", tanya Lily hampir menangis.
"Ngga Lily, saya beneran kakak kamu", ujar Takeshi lembut. Mata Lily mulai berkaca-kaca.
"Kakak? Papi saya belum pernah menikah sebelum nya", ujar Lily masih kebingungan.
"Itu ceritanya panjang Lily", ujar Naomi yang tersenyum pada Lily.
"Takeshi itu anak Papi kamu dengan saya. Papi kamu aja ngga tau kok kalau saya pernah mengandung anaknya. Itu kejadian jauh sebelum papi kamu ketemu dengan mami kamu", ujar Naomi.
"Jadi Papi ngga pernah mengkhianati mami aku kan?", tanya Lily menangis.
"Ngga Lily, Takeshi lahir sebelum Papi dan Mami kamu bersama. Papi kamu ngga tau soal Takeshi karena aunty ngga pernah kasih tau Papi kamu", ujar Naomi lalu merangkul Lily yang menangis.
"Boleh saya memelukmu?", tanya Takeshi. Lily hanya diam memandang ke Takeshi, lalu Takeshi memeluk Lily dan Lily makin menangis dalam pelukan Takeshi.
"Jangan menangis, jangan menangis", ujar Takeshi sambil mengusap lembut punggung Lily. Takeshi melepaskan pelukannya tapi ia tetap merangkul Lily.
"Xena, saya punya kakak laki-laki?", tanya Lily tak percaya.
"Iya Lily sayang, Takeshi kakak kamu", ujar Xena meyakinkan Lily yang memandangnya dalam-dalam.
"Aku ngga bohong Lily, apakah aku pernah berbohong padamu?", tanya Xena dan Takeshi juga merangkul Xena dan memperhatikan Xena yang berbicara meyakinkan Lily.
"Ini aku ngga mimpi kan?", tanya Lily lagi.
"Ngga Lily, saya memang kakak kamu", ujar Takeshi tersenyum.
Lily menyentuh pipi Takeshi dan berusaha meyakinkan dirinya kalau dia tidak bermimpi. Pras mulai cemburu karena Takeshi masih merangkul Xena sehingga ia mendekati Xena yang kemudian tau raut muka suaminya lalu memeluk pinggang Pras dan menaruh kepalanya dibahu Pras manja.
"Bagus sadar ya", sindir Pras melihat ke arah istrinya yang sedang bergelayut mesra di pelukannya.
"Tentu sayang, sadar diri lah. Lagian juga mana ada si yang mau sama perempuan hamil besar gini, Nora deh kamu", bisik Xena menggoda Pras. Pras mencium kening istrinya mesra.
Sementara Lily duduk di bangku taman tetap dalam rangkulan Takeshi yang selalu tersenyum melihat Lily.
"Beneran kamu kakak aku?", tanya Lily masih tak percaya.
"Lily Lily ... kamu sama Takeshi itu bersaudara satu ayah", ujar Naomi menjelaskan. Lily melihat ke arah Naomi lalu tersenyum.
"Aunty, apa papi sudah tau tentang Kakak? Aunty harus kasih tau papi, dia berhak tau aunty. Dia harus tau kalau dia punya seorang Putra", ujar Lily menuntut kepada Naomi.
"Iya Lily, itulah kenapa Takeshi datang ke Indonesia. Dia ingin berjumpa dengan Andika ayah biologis nya. Tenang aja kok Lily, Takeshi tidak akan merebut apapun hak kamu dan Riri atau pun hak Mami kamu. Takeshi sudah memiliki semua. Dia hanya ingin bertemu saja dengan Andika, tidak ada yang lainnya, jadi kamu jangan berprasangka buruk sama Takeshi dan Aunty ya sayang", ujar Naomi lembut.
"Lily tau Aunty. Lily tau kalau Aunty memang pernah bersama Papi dan Aunty orang yang tulus. Yang Lily khawatir adalah Mami, Mami orangnya agak sedikit narrow minded aunty. Semoga papi bisa menjelaskan dengan sebaik-baiknya kepada mami. Terima kasih aunty sudah mempertemukan Lily dengan kakak Lily", ujar Lily berterima kasih kepada Naomi.
"Iya sayang. Tenang aja, Aunty dan Takeshi tidak hanya berdua, tapi ada Uncle Leo yabg akan menemani kami. Aunty dan Uncle Leo sudah siap kok menghadapi mami kamu dan papi kamu", ujar Naomi tersenyum.
Lily kembali menenggelamkan mukanya dalam pelukan Takeshi kakak laki-laki yang baru ia temui hari ini. Lily sangat senang sekali karena ia sudah lama mendambakan memiliki kakak. Anthony mendekati mereka dan Lily memperkenalkan Anthony dengan Takeshi dan memberitahukan Takeshi tentang kehamilannya. Mereka segera akrab berbicara karena memang Takeshi merupakan pribadi yang ramah seperti ibunya Naomi.