8 8 di terima kerja

Devan mengantar Nenek kembali kerumah, namun baru berapa langkah dari tempat duduk sang Nenek berhenti, dan menoleh kebelakang dimana Mila yang masih berdiri.

" gadis cantik terima kasih, atas pertolonganmu. siapa namamu ?"tanya sang Nenek.

" sama sama nek..namaku Mila "

" nama yang indah, sampai ketemu lagi Mila nenek pulang.

" sampai jumpa nek..hati hati nek " dari sudut mata yang dingin terus memperhatikan gerak gerik gadis itu,

' Mila nama yang cantik secantik orangnya, aahhh tidak perasaan apa ini ' Devan menepis perasaan yang setiap melihat Mila, pertemua kedua namun mampu menghadirkan getaran getaran yang aneh. tanpa sengaja mata mereka saling bertemu sorot mata tajam milik Devan seolah menguliti tubuh gadis itu. sontak saja Mila memalingkan wajahnya kearah yang lain. tak lama mereka pergi dari taman entak kenapa Mila seperti pernah mencium aroma maskulin milik Devan tapi dimana Mila memikirkan nya hingga terdengar suara perutnya yang minta diisi.

" ahhh...aku sampai lupa untuk makan " pikiran Mila terus membayangkan wajah tampan Devan sorot mata yaang tajam hidung yang mancung dan bibirnya yang penuh namun aura dinginnnya membuat merinding. Mila menggeleng kan kepalanya. ' tidak aku tidak mungkin menyukainya kan ini aneh kenapa aku bisa memikirkan laki laki dingin itu. tujuanku kesini mencari pekerjaan bukan untuk mencari cinta. Mila tersadar dan berdiri melanjutkan mencari pekerjaan. Mila terus berjalan menyusuri trotoar hingga berhenti di sebuah bangunan yang tinggi menjulang. meskipun orang tuanya memiliki perusaan namun tak sebesar ini. Mila melangkahkan kakinya ke resepsionis dan bertanya.

" selamat siang mbak apa disini ada lowongan pekerjaan " tanya Mila. wanita yang berpenampilan sangat cantik dan berpakaian yang sangat ketat. dengan pandangan yang mengejek wanita itu terus memperhatikan penampilan Mila dari bawah sampai atas.

" apa kamu sehat. melamar pekerjaan di perusahaan ternama dengan penampilan gembel seperti ini. pergi kamu dari sini tempat ini di beruntungkan bagi orang yang berpendidikan tinggi dan tentunya penampilan yang menarik tidak seperti kamu cepat pergi dari sini atau kamu mau aku panggilkan satpam untuk mengusirmu." dengan nada sinis dan senyuman mengejek.

Mila melangkah keluar dari perusahaan. kepalanya terus menunduk hingga tak sengaja menabrak seorang wanita yang membawa bungkusan.

" maaf mbak saya tidak sengaja ' Mila membantu mengambil bawaan wanita itu yang terjatuh.

" tidak..saya juga salah tadi berjalan telalu fokus dengan bawaan jadi tidak melihat ada kamu yang juga tidak fokus." wanita itu memperhatikan Mila yang membawa map.

" apa kamu membawa surat lamaran. apa kamu sedang mencari pekerjaan ?"

" Iya mbak tapi kata resepsionis tadi tidak ada lowongan"

" tunggu sepertinya saya pernah melihatmu, apa kita pernah bertemu " Mila memperhatikan wanita didepannya. sepertinya Mila pun merasakan hal yang sama tapi entahlah diapun tak ingat.

" saya tidak tau mbak tapi sepertinya kita pernah bertemu dimana dan kapan nya saya tidak ingat. saya baru menginjakkan kota ini berapa hari yang lal..." Mila menghentikan kata katanya. dia mengingat wanita yang didepannya.

" mbak bukan nya yang kost di rumah ibu rose " wanita itu akhirnya mengingat Mila ternyata mereka kost di tempat yang sama dan kamar mereka bersebelahan.

" ahhh...iya saya ingat. kamu bukan nya penghuni baru di sebelah kamar saya bukan ?"

" Betul mbak tidak menyangka kita bertemu disini" setelah saling berbasa basi wanita yang memakai seragam OB itu. berbicara serius.

" benar yang di katakan resepsionis jika di kantor tidak ada lowongan tapi di bagian OB ada. apa kamu berniat melamar jadi OB ?"

" mau mbak apapun pekerjaan yang penting halal "

" baik hayo ikut. akan saya antarkan ke menejer biar kamu bisa di terima bekerja disini " Mila mengikuti wanita yang bernama Lusi. Mila melihat tag nama di bajunya.

sampai di dalam sang resepsionis memperhatikan Mila.

" tunggu bukannya kamu sudah di usir dari sini kenapa kembali lagi " tanya sang resepsionis.

" dia temanku dan menejer sedang menunggunya " sebelum Mila menjawab pertanyaan dari resepsionis namun Lusi lebih dulu menjawabnya. Mila mengikuti Lusi dan menaiki lift ke lantai tiga puluh lima tempat Lusi bekerja. tinggi gedung perusahaan ini mencapai tiga puluh enam namun lantai yang teratas dikhususkan bagi karyawan ingin bersantai saat jam istirahat.

Lusi bersama Mila sampai di ruang menejer dan mengetuk pintunya. setelah di izinkan masuk Lusi bersama Mila memasuki ruangan, Mila memperhatikan ruangan yang terlihat bersih dan maskulin namun tak terlihat pemilik ruangan. tak berapa lama seorang keluar dari dalam kamar mandi.

" Lusi ada apa, kenapa kamu membawa orang kesini. apa kamu tidak takut di pecat karena berani membawa orang asing ke perusahaan ?" cecar sang menejer.

" maaf pak, perkenalkan dia temanku namanya Mila dia melamar pekerjaan disini berhubung Bu mita bagian HRD tidak masuk, akhirnya saya memutuskan membawa Mila kesini " jelas Lusi pada sang menejer. mata sang menejer memperhatikan penampilan Mila yang memiliki tubuh tinggi semampai rambutnya yang panjang hitam sedikit berantakan dan wajahnya yang cantik alami dan bibirnya yang merah muda tanpa polesan lipstik. setelah puas memperhatikan penampilan Mila. sang menejer membuka map yang berisikan surat lamaran milik Mila. tatapan fokus ke biodata milik Mila. alis sang menejer saling mengunci, setelah berfikir sejenak sang menejer memberikan jawaban.

" Karmila kamu diterima berkerja disini. mulai besok datang sesuai jam kerja " jelas sang menejer.

" Lusi jika besok bu mita masuk dan bertanya soal mila. kamu tinggal bilang kalau saya yang menyuruhnya.

" baik pak Arman terima kasih banyak "Lusi menarik Mila keluar dari ruangan pak Arman.

" Mila sebaiknya kamu pulang dan beristirahat siap kan dirimu untuk esok hari "

" Baik mbak Lusi terima kasih atas bantuan nya jika tadi kita tidak bertemu mungkin saya masih mencari pekerjaan "

" sudah kenapa jadi mellow begini, satu lagi jangan panggil aku mbak karna aku bukan kakakmu, tunggu mila bisakah kamu berhenti menggunakan bahasa yang format. cukup aku dan kamu "

" baiklah Lusi aku pulang dulu, sampai ketemu di rumah " Lusi mengantar Mila sampai ke lift, mereka berpisah senyum menghiasi wajah mereka berdua

sampai di kost Mila langsung membersihkan badannya yang lengket. senyuman tak lepas dari bibir indahnya. besok adalah hari dimana dia harus memulai dari nol. hidup sendiri jauh dari keluarga.

Budi yang uring uringan karena perusahaan nya semakin hari semakin terpuruk. belum lagi desakan dari juragan Broto yang terus menerus meneror nya.

Brakk!!!

suara pintu yang di tendang paksa oleh seorang dari luar mengejutkan Budi.

" Apa sudah ada kabar dari Mila " tanya juragan Broto tanpa basa basi.

"belum ada, entah kemana perginya anak itu. jejaknya pun tidak ditemukan "

" jika dalam tiga hari Mila tidak ditemukan. aku pastikan perusahaan mu gulung tikar dan anak kesayangan mu harus menggantikan posisi mila " terang pak Broto penuh penekanan.

avataravatar
Next chapter