webnovel

59. Wanita Simpanan

Di kantor Devan yang tidak fokus dengan pekerjaan memilih memanggil Andy.

"Tuan Anda memanggil saya?"

"Bagaimana persiapannya?"

"Seratus persen sudah Tuan, tinggal kita kumpulkan orang-orang kita"

"Fokuskan keamanan sekitar hotel terlebih istriku. aku tidak mau sesuatu terjadi padanya"

"Sudah Tuan bahkan gedung-gedung sekitar sudah saya tempatkan berapa orang dan di acara pesta nanti ada berapa pengawal yang berpenampilan pelayan"

"Apa kamu yakin semuanya sudah pada tempatnya?"

"Sudah Tuan tinggal kita siapkan berapa orang di dekat Nyonya"

"Baikalah, aku tidak mau sampai kecolongan pastikan keamanan untuk istriku, aku yakin seseorang akan datang untuk mengambil kesempatan ini"

"Apa Anda memikirkan seseorang yang lama tidak melakukan pergerakan pada Anda?"

"Iya. pasti dia akan datang"

"Apa yang akan Anda lakukan Tuan?"

"Tidak ada, biarkan dia datang yang terpenting perketat keamanan"

"Tuan Anda ada meeting satu jam lagi"

"Batalkan semua. aku ingin menemui istriku"

"Baik Tuan"Devan meninggalkan ruang kerjanya, entah kenapa dirinya sangat merindukan istrinya yang cantik. tidak menunggu waktu yang lama mobil yang membawa Devan telah sampai di pekarangan rumahnya. dengan langkah lebar Devan memasuki rumahnya. namun langkahnya terhenti saat mendengar suara seseorang yang sangat di kenalnya sedang berdepat dengan istrinya.

"Mila kenapa kamu masih berada disini? bukankah sebentar lagi aku yang akan menjadi Nyonya" Cibirnya pada Mila.

"Baru akan menjadi Nyonya? belum menjadi Nyonya bukan Jenni! sepertinya kamu tidak sabar ingin menyandang gelar Nyonya Prasaja?"

"Kamu benar Mila, aku memang tidak sabar ingin menjadi Nyonya Prasaja. dengan begitu aku bisa menendangmu dari sini!"

"Tapi sayangnya aku tidak akan pergi dari sini. kecuali suamiku yang menyuruhku pergi"

"Apa kamu yakin jika Devan akan mempertahankan dirimu di sin, aku rasa tidak. Devan orang yang penurut bukan? setiap yang di katakan Neneknya dia akan lakukan. kamu tau kan maksudku? dan Nenek Devan akan menuruti semua yang di katakan Kakek tentunya kakek akan melakukan apapun untuk diriku bagaimana Mila?"

"Lakukan jika kamu bisa menyingkirkan diriku Jenni!"

"Aku pasti bisa dan aku ingin melihatmu hidup di jalanan dengan anak yang kamu kandung itu Mila"

"Ternyata dirimu benar-benar sudah gila Jenni. lihat dirimu bahkan aku sangat yakin jika nanti kamu yang akan hidup di jalanan dan aku dengan sabar menunggu hari itu tiba. bagaimana seorang Jenni Hartanto akan hidup di jalanan. bukankah sangat memalukan?"

"Jaga mulutmu Mila!!?"

"Kenapa apa kamu marah? orang seperti dirimu tidak pantas di sebut sebagai seorang wanita baik-baik. lihat dirimu Jenni bahkan orang seperti dirimu tega membunuh anak dalam kandungan apa itu di sebut baik!!?"

"Cukup! jaga ucapanmu Mila kamu tidak tau apapun tentangku kamu hanyalah seorang gelandangan yang di pungut oleh keluargaku!"

"Jangan berteriak di depanku Jenni?"

"Ingat Mila besok aku dan Devan akan bertunangan dan saat itu juga kamu akan di tendang dari sini. ingat pertunangan kita akan di siarkan langsung di Salah satu Stasiun televisi dan kamu yang berstatus sebagai istri akan di sembunyikan. bagaimana apakah hatimu tidak sakit Mila?"

"Pergi dari hadapanku Jenni kalau tidak?"

"Kalau tidak apa!?" Mereka tersentak mendengar suara berat dari arah pintu. dan benar di sana berdiri seorang lelaki yang paruh baya dengan penampilan yang rapih namun terlihat sorot mata yang merah padam. Mila yang tersentak berusaha bersikap tenang walau sesungguhnya dirinya benar-benar takut.

"Kakek kenapa Kakek ada disini?"

"Untuk menjemput cucu kesayangan kakek. Mila katakan apa yang ingin kamu katakan?"

"Tidak perlu sebaik Anda dan cucu Anda ini pergi dari sini?"

"Beraninya kamu mengusir kami? apa kamu tidak tau kedudukan cucuku disini?"

"Apa perlu aku jelaskan pada Anda Tuan?"

"Lancang kamu! bicara yang sopan denganku?"

"Saya akan bersikap sopan jika Anda dan cucu Anda bersikap sopan di rumahku?"

Herman yang mendengar ucapan Mila, tiba-tiba tertawa bagaimana seorang wanita muda berani mengusir dirinya dengan cara berterus terang.

"Kamu hayalan wanita simpanan Devan. meskipun kalian menikah tapi ingat. publik tidak akan pernah percaya meskipun kamu mengaku pada mereka jika kamu adalan istri dari Devan Prasaja? jadi jangan coba-coba berani mengusir kami. ingat kamu hanya seorang simpanan ingat itu!"

"Anda mungkin benar jika saya hanyalah istri simpanan Devan tapi ingat satu hal Tuan. Devan menjadikanku seorang Nyonya disini sebelum cucu Anda bertunangan dengan suamiku. itu artinya kedudukanku lebih tinggi dari pada cucu Anda yang hanya sebagai tunangan benar bukan yang aku katakan Tuan Hartanto?"

"Kamu benar-benar kurang ajar!" Herman yang emosi mendengar kata yang di ucapkan oleh Mila dengan cepat mengangkat tangannya akan menampar Mila namun dengan cepat tangan besar lebih dulu menahannya.

"Berani Anda menampar istriku Herman!?"

"Apa kamu tau jika istrimu ini sudah lancang pada saya?"

"Apa yang di lakukan istriku benar, Anda dan cucu Anda yang bersikap kurang ajar pada Nyonya di rumah ini?"

"Kamu tidak tau apa yang di ucapkan istrimu pada cucuku jadi jangan membelanya!?"

"Anda salah. saya mendengar apa yang mereka katakan bahkan sebelum Anda datang kesini. jadi sebaiknya Anda keluar dari rumahku atau aku akan batalkan pertunangan ini? bagaimana Tuan Herman?"

Next chapter