3 3 ingatan masa kecil

pagi ini tak seperti kemarin hari ini guyuran hujan dan sesekali terdengar suara petir, seorang gadis berteduh di pinggir emperan. " Mila !?" terdengar seseorang memanggil namanya

saat Mila menoleh, terlihat Andre sahabat yang selalu ada di untuknya mendekati Mila.

" benar aja ternyata kamu Mil, aku pikir tadi salah liat " tanyanya sembari melihat bawaan Mila. " memangnya tadi kamu liat aku seperti apa hhm. atau jangan jangan kamu liat aku seperti Silla pacarmu itu hayoo ngaku " desak Mila

" apaan sih kamu Mil, asal aja kalau ngomong perlu kamu tau ya kamu sama Silla itu beda " sangat jauh berbeda Mila kamu wanita yang baik hati, cantik dan tentunya kamulah wanita yang selalu ada di hatiku sampai kapanpun ' lanjutnya dalam hati. " Dre kamu ngapain disini bukannya kamu masih di luar kota kapan kamu kembali" tanya Mila.

" apa kamu tidak liat sekarang lagi ujan dan aku disini berteduh, kamu ya cantik tapi lemot " kekesalan Andre justru membuat hiburan untuk Mila.

" Mil..bagaimana kuliahmu apa ada kendala " pertanyaan Andre yang tiba tiba membuat tawa Mila perlahan hilang.

" hhmm...kuliahku baik. oiya Dre bagaimana pekerjaanmu?" Lima bulan yang lalu setelah lulus kuliah Andre langsung bekerja di ibu kota, selama itu juga mereka tidak komunikasi sama sekali. namun diam diam Andre selalu memantau wanita yang sangat di cintainya itu. meskipun cintanya bertepuk sebelah tangan, Silla yang di sebut sebut kekasih Andre faktanya, Silla hanya di jadikan tameng.

" Dre aku pulang dulu ujannya sudah reda daaa Andre " dengan tergesa Mila pergi meninggalkan Andre. Mila takut kebohongannya terbongkar. meskipun Andre tau kalau Mila berbohong.

" kamu tidak pernah berubah Mila Hartanto " gumam Andre bergegas meninggalkan tempat itu dengan motor sport nya.

*****

sesampainya di rumah Mila langsung menuju dapur dan merapikan semua belanjaan. tanpa mengenal lelah Mila memasak untuk makan siang. setelah selesai Mila bergegas ke kamar dan membersikan badan nya sedikit basah.

keluar dari kamar mandi duduk di pinggir jendela pikiran nya melanyang di masa lalu masa di mana dia masih berusia lima tahun.

hari ini adalah hari istimewa bagi keluarga Budi hartanto.

seorang gadis canti dan seorang wanita yang tak kalah cantiknya. siapa lagi kalau bukan Jenni dan Sinta mamahnya.

Meraka memakai pakaian yang sangat cantik dan berkelas, bagai keluarga yang sempurna mereka bertiga berpose. di depan kamera, ya mereka sedang membuat foto keluarga.

di balik tembok seorang anak kecil berusia sekitar lima tahun menangis tanpa suara. " ma Mila ikut fto bareng mama sama ayah dan Jenni ya mah " rengek Mila.

" enggak kamu tetap disini. lagi pula kalau kamu ikut foto yang ada hasilnya jadi jelek, cepat kamu kedapur buatkan minum bawa kedepan cepat sana. dasar anak sialan " umpat Sinta pada Mila.

setelah meletakkan minuman di atas meja Mila kembali mendekati orang tuanya, Mila kembali merengek minta di ajak foto bersama kedua orang tua dan adiknya. " ayah Mila ikut foto bareng ayah sama mamah hiks hiks boleh ya ayah " rengekekan Mila yang terus menerus membuat amarah sang mamah memuncak. hingga tak terkendali dengan kasarnya Sinta menarik Mila ke ruang makan dan mendorongnya sampai terjatuh. entah dari mana tiba tiba pisau buah jatuh tepat di atas perut Mila dan darah mengalir deras dari perut Mila. Sinta yang kaget dengan kejadian itu langsung memanggil suaminya. " ayahhhh cepat kesini " suara panik Sinta membuat Budi berlari kearahnya. dan terkejut apa yang menimpa sang anak. tanpa berpikir panjang langsung mengangkat tubuh Mila yang sudah tak sadarkan diri.

sesampainya di rumah sakit terdekat Mila langsung di bawa ke ruang UGD karna mengalami luka yang serius.

setelah menunggu dua jam akhirnya dr keluar.

" dok bagaimana kondisi anak saya apa lukanya parah " ayah bertanya dengan suara sedikit bergetar.

" kondisi pasien sudah stabil dan pisau yang menancap di perutnya juga sudah saya ambil. pasien sangat beruntung karna pisaunya tidak mengenai organ yang yang penting, pasien akan di pindahkan keruang rawat " mendengar penjelasan dari dr ada rasa lega di hati sang ayah.

di ruang perawatan Mila tertidur karna pengaruh obat bius.

" ayah ayo kita pulang dan lanjutkan pemotretan kita yang tertunda mamah pikir nyawa bocah sialan itu melayang ternyata masih juga selamat " gerutu Sinta yang heran Mila masih bertahan padahal lukanya serius.

" ayo mah kita pulang biarkan dia disini ada perawat yang menjaganya. kasian Jenni sendiri di rumah dia pasti menunggu kita " mereka meninggalkan Mila di RS sendiri. Mila di rawat selama tiga hari selama itu juga orang tuanya tak pernah menjenguknya.

tanpa sadar Mila meraba bagian perut. luka itu masih ada bahkan terlihat jelas di perut sebelah kanan. tanpa terasa Mila menangis tanpa suara, " tiga belas tahun yang lalu dan luka ini masih ada, masa kecil dan masa kini tak ada bedanya tetap menderita. mah, pah sayangi Mila " tangis Mila semakin kencang.

avataravatar
Next chapter