17 17 Jadian

" Tuan tolong maafkan aku..." Teriak Resti dia tidak tau jika Mila kekasih Presdir. dengan rasa memelas Risti memohon pada Ben sang asisten.

" Pak Ben tolong maafkan saya. saya berjanji tidak akan mengusik Mila. sungguh saya tidak tau jika Mila kekasih Tuan Devan."

" Aku sudah memperingatkan kamu. tapi kamu sama sekali tidak mendengarkan peringatanku."

" Kalian seret wanita ini, terserah kalian mau apakan yang pasti bawa pergi dari sini " usai mengatakan Ben pergi.

Mengabaikan teriakan Risti, Ben terus melangkah keluar dari ruang bawah tanah.

Di kamar utama, Devan yang menatap wajah Mila berlahan mengusap pucuk kepalanya. Mila yang merasakan ada pergerakan di atas kepalanya terbangun dan menatap wajah Devan yang sangat dekat dengannya.

" Tuan...a..apa yang..'

" Ssstt...diamlah, aku hanya ingin melihat wajahmu dari dekat.

" Tapi tuan ini..."

" Sudah ku bilang diam dan dan jangan coba-coba bergerak " Entah kenapa Mila mengikuti semua yang dikatakan oleh Devan.

" Bagus seperti ini lebih baik " Devan mendekatkan wajahnya ke wajah Mila sorot matanya terus menatap bibir merah Mila.

" Cup.." Devan mengecup bibir manis Mila yang bagaikan candu untuknya. Mila yang merasa malu atas kelakuan Devan buru-buru memalingkan wajahnya yang sudah merah.

" Liat aku " Devan yang gemas melihat kelakuan Mila, yang entah kenapa membuatnya tersenyum.

" Mila..." Mila yang melihat mata Devan sudah berkabut entah kenapa membuatnya sedikit takut.

Devan sekuat mungkin untuk menahan hasratnya.dia tidak ingin merusak mila meskipun ingin sekali Devan memakannya. Devan kembali mencium Mila kali ini bukan cuma mengesup namun melumatnya, merasa Mila diam saja membuat Devan terus berusaha memasuki rongga mulut Mila.

digigit bibir Mila hingga lidah Devan bermain di dalam mulut Mila.

permainan lidah Devan membuat Mila melayang ini untuk kedua kalinya Devan menciumnya. tanpa sadar tangan Mila mengalung di leher Devan. hingga Mila mendesah saat ciuman Devan berpindah ke leher jenjang Mila, Devan meninggalkan jejak kepemilikan disana. tangan Devan yang tak tinggal diam di remasnya gundukan kembar Mila,

" Ssstt..." desahan Mila semakin membangkitkan gairah Devan.

lidah Devan terus bermain di gundukan milik Mila sekali di gigitnya pucuk yang berwarna kecoklatan.

" Aahh... Devan " desahan Mila semakin menjadi saat tangan Devan bermain di area intim milik Mila. saat tangan Devan akan memasuki area milik Mila, membuat kesadaran Mila kembali. dengan gerakan cepat tangan Mila menahan tangan Devan.

" Tidak...tolong jangan lakukan ini padaku " Devan yang juga kaget akan perlakuannya pada Mila pun terkejut setengah mati.

" Mila maafkan aku..aku tidak bermaksud untuk melecehkanmu "

" Aku benar - benar mencintaimu, aku berjanji tidak akan melakukannya sebelum kita menikah " terang Devan pada Mila.

Mila melihat kesungguhan Devan pun mengangguk setuju. Devan berdiri membantu Mila yang merapikan bajunya yang berantakan oleh ulahnya.

" Mila mulai hari ini kamu tidak perlu bekerja di kantor, kamu cukup duduk manis menemaniku bekerja '

" Tidak aku masih ingin bekerja dan tolong jangan ada yang tau tentang hubungan kita ini, aku tidak mau mereka merasa risih padaku "

" Aku tidak setuju. mana bisa kamu bekerja di kantorku sedangkan kamu calon istri pemilik perusahan itu "

" baru calon belum jadi istri kan "

" Devan.. bolehkah aku meminta sesuatu padamu ??"

" Katakan apa. aku pasti akan mengabulkannya "

" Aku ingin kita merahasiakan hubungan kita ini terutama di kantor, aku tidak ingin mereka berfikir yang tidak-tidak padaku. aku harap kamu mau mengabulkan permintaanku ini "

" Tidak aku tidak mau !!!"

" Hanya sebentar saja Dev...aku hanya ingin bekerja tidak lebih"

" Apa karena laki-laki yang bernama Ricky itu '

" Bukan itu...aku hanya tidak ingin mereka enggan berteman denganku setelah mereka tau kalau aku kekasihmu "

" Hanya itu...."

" Ya hanya itu tidak ada yang lain "

" Baiklah...cuma dua bulan aku kasih waktu kamu bekerja disana setelahnya kamu harus berhenti dan bersikaplah selayaknya sepasang kekasih, kamu mengerti kan ?"

" Hhmm...aku mengerti " mereka kembali bercumbu kali ini Devan melakukannya tanpa lumatan.

****

Di sebuah desa terpencil seorang laki-laki berparas tampan dan berkaca mata hitamnya memandangan hamparan hijau didepannya. beberapa pengawal berada tidak jauh darinya. seorang pria yang berumur sekitar empat puluh tahunan lebih menghampiri pemuda itu.

" Mau sampai kapan kamu disini apa tidak bosan '

" Tidak pah. aku tidak pernah bosan memandang taman ini, tempat ini benar - benar membuatku jatuh cinta '

" Apa kamu tidak ingin kembali kekota, bukankah kekasihmu sedang hamil "

" Aku tidak peduli dia hamil dan aku juga tau bahwa banyi yang ada di kandungannya bukanlah anakku, melainkan anak orang lain "

" Dia pikir aku bodoh...aku tau apa yang dia lakukan di belakangku, bahkan saat ini dia menyuruh orang untuk mencari ku "

avataravatar
Next chapter