17 Lebaran ke -3,7

Dua bulan telah berlalu tiada hari tanpa kabar darinya. Dia masih sibuk dengan urusan kampusnya dan aku sudah mulai masuk kerja, aku melamar pekerjaan disebuah SMP yang kebetulan merupakan tempat abang iparku mengajar. Bang wen namanya, beliau suami kakak yang di bangko,Tepatnya ayah Kiren. Guru biologi bukan merupakan cita-citaku, hanya karena aku tidak lulus POLWAN dan tidak diterima di Jurusan Olahraga, Biologi adalah pilihan satu-satunya untuk menenangkan diri. Tapi sekarang aku sangat pentukai profesi ini. Dikelilingi oleh banyak siswa dan siswi,aku menjadi wanita yang tidak pernah berhenti tersenyum didepan banyak orang, namun banyak duka yang aku simpan jauh didalam sana. Bukan karena bang Okta tapi karena luka lama yang belum sembuh sempurna.

Ada goresan-goresan yang kadang-kadang akan berdarah lagi meski tidak sesakit dulu.

Semua karena dia, bang Okta sang pelaut dengan wajah tampannya. Banyak hal yang bisa membuat aku bangga dengan dirinya. Dia sangat lihai dalam membuatku tertawa. Kadang aku mulai merasa gila, sudah dua bulan berlalu tapi tidak ada keputusan akan hubungan kami. Katanya dia takut untuk memulai, karena apa yang akan dimulai pasti akan ada akhirnya. Aku pun sependapat denganya. Jadi kami menjalaninya seperti hari-hari biasa tidak ada hari tanpa telpon dan video call, memang kami sudah dekat meski bukan dekat seutuhnya karena aku disini dan dia disana.

ting tong ting tong

sebuah pesan masuk ketika aku masih di kamar mandi. Hari ini aku tidak kesekolah untuk mengajar,karena memang tidak ada jam mengajar.

Aku masuk kamar dan mengambil hp yang berada dikamarku. Aku mempunyai kamar baru disini dirumah kak Lidya. Kamar dengan nuansa tenang bewarna pink dan ungu dan banyak sticker diding, memang aku suka mendekorasi kamar.

Aku buka sebuah pesan masuk dari bang Okta.

💌"dek, lagi apa??

📨 Adek lagi tiduran dikamar. abang lagi apa?

💌 sama siapa? abang lagi duduk diluar rumah.

📨 sama kiran bang, dia lagi nonton diluar.

tidak lama setelah pesanku terkirim sebuah panggilan masuk kehp ku ternyata itu bang Okta

aku langsung meberima telepon tersebut.

☎ halo Assalamualaikum dek...

suaranya terdengar merdu dari sana.

📞 waalaikumsalam bang, abang lagi apa?

☎ Ini lagi duduk diluar, kiran mana dek?

📞 oooh sama siapa diluar? kiran diluar bang

☎hmmm sama adek lah sama siapa lagi?

📞hahhaa mana ada?? adekkan disini?

☎bukan,,Adek tu disini, dihati abang.

lalu aku tertawa kencang karena dia bisa sekali menggombal, meskipun didepan orang lain dia selalu jaga image tetapi tidak denganku. Dia bisa menjadi diri sendiri dan aku pun bisa menjadi diriku sendiri tidak ada yang dibuat-buat antara kami.

📞hahhaha abang gombal, kapan kita....

lalu dia menyela perkataanku.

☎ Kapan kita kemana? kapan?

📞hahhaa kapan-kapan

aku tertawa kencang karena dia benar-benar penawar segala kegundahan.

📞 seriuslah bang kapan kita ketemuan, rasanya pengen ketemu.

☎ bilang aja kalau adek kangen, abang bakalan kerumah adek pas lebaran ke 3,7

aku heran kapan lebaran ke 3,7

📞 Kapan tu bang? lama ya?? lebarannyakan masih 4 bulan lagi

☎sabar tunggu ajja abang pasti datang, itu janji abang sebagai laki-laki.

📞iya adek pasti nunggu abang datang, hehhee abang si kiaran nangis tuh nanti adek telpon lagi.

☎ oke nanti adek miscall aja ya.

📞oke bang, assalamulaikum

☎ waalaikumsalam

Kiran keponakanku kalau tidak kesekolah aku diminta menjaganya dirumah, dia baru berumur 3 tahun dan saat ini entah kenapa dia berteriak diluar, aku bergegas keluar melihat dia.

"kenapa kiran nangis? "tanyaku.

"filmnya habis mi".katanya

hahhaa dia lucu sekali karena filmnya habis dia malah nangis. Lalu aku mencari film yang lainnya untuk ditontonnya, dia gadis kecil yang sangat lucu, mukanya bulat seperti bakpau, rambutnya lurus dan halus. Dia memanggilku mimi, dia sangat menggemaskan, lalu kami nonton bersama sambil menunggu ibunya pulang dari sekolah. Lalu aku teringat sesuatu,

Dulu sebulan yang lalu kami pernah bercanda, aku pernah menyanyikan sebuah lagu untuknya. Dan aku menawarkan akan bernyanyi di hari pernikahannya kelak. Tapi saat ini aku ingin bernyanyi berdua bersamanya bukan sebagai tamu tapi sebagai pengantinnya, itu harapanku.

avataravatar
Next chapter