6 khayalan

Hari sudah jam 2 siang, kami menuju ke hotel lagi. Ternyata kindisi om jadi tidak baik. Mau tidak mau om harus diantar kerumah, sedangkan aku hanya diantar sampai ke hotel saja karwna motor yang kami kendarai tadi pagi terlarkir disana.

aku mulai mengendarai motor sambil berkhayal andai saja aku seorang taruna, aku bakalan bisa naik kapal, bisa keliling dunia.

oooops...

Dipersimpangan lampu merah ternyata lampunya merah, karena asyik berhayal tetap aja menerobos lampu merah. Tak lama kemudian bunyi piluit dibunyikan..

"priiiiiiiiiiit priiiit priiiit"

Ya tuhan ternyata ada pak polisi yang melihat kejadian tersebut. Yaa terpaksa berhenti.

"Adek tau apa kesalahan adek?" tanya pak polisi.

"Maaf pak tidak kelihatan tadi lampunya merah" jawabku sambil menunduk karena bersalah.

"Adek tau menerobos lampu merah itu sangat berbahaya,untung tadi hanya sedikit kendaraan. kalau rame dan ada yang ngebut gimana??bahayakan?". kata pak polisi.

"iya pak maaf tidak bakalan saya ulangi lagi."

"mana surat-surat kendaraannya dek???"

mampus deh, stnk motor dibawa om pulang tadi. sedangkan sim belum punya.

"Maaf pak surat-suratnya tinggal dirumah."jawabku.

Pak polisinya tambah marah dan tambah cerewet menjelaskan ini itu. Akhirnya aku ditilang, dan akan mengikuti sidang karena kelalaianku tadi.

Aku mengendarai motor lagi hingga sampai kerumah, kelihatan dirumah om masih ada mobil yang mengantar om tadi,karena kesal aku langsung ajja pulang kerumah. Sampai dirumah disambut dengan ibuku.

"Eh tadi ibu ketemu cowok cowok ganteng dirumah oom."kata ibuku.

"sudah lah bu malas urusan cowok."jawabku.

ibu sangat tau apa yang terjadi kepadaku, setelah dikhianati oleh orang sangat aku sayangi, karena hal itu aku jadi malas untuk membahas tentang cowok kalau itu memang tidak penting.

"Bu tapi enak ya kalau aku jadi pelaut juga, bisa naik kapal, bisa kesana kamari."kataku sambil masuk kedalam kamar.

"udah jangan ngayal kamu nak, kamu udah ibu kuliahkan tinggl kamu nyaei kerja aja lagi." sahut ibuku dari luar.

Hmmm andai saja aku bisa kuliah lagi, aku bakalan kuliah di akademi itu, dan aku akan ketemu sama si okta. Ops...aku ingat kataku kepada ibu kalau malas untuk urusan cowok, sampai lupa kalau okta itu adalah cowok.

avataravatar
Next chapter