12 Chapter 11 Pembuatan gulungan ajaib

Seira pun menaiki tangga untuk pergi ke ruang kelas. Selangkah demi selangkah. Saat itu, dia melihat TianJin yang sedang menuruni tangga. Lalu mereka pun berpapasan.

"Hei! Kamu mau kemana? Raut wajahmu kurang baik dan merah sekali, kamu bertemu dengan komisaris disiplin? Apa yang dilakukannya kepadamu?" tanya TianJin.

"Tidak ada hubungannya denganmu." ucap Seira sambil melanjutkan langkahnya.

Lalu TianJin pun menarik tangan Seira dan berkata "Cepat katakan!"

"Lepaskan! Lepaskan tanganku! Apa ini perintah ketua!?" ucap Seira sambil mencoba melepaskan gengaman pemuda itu.

"Kalau bukan kenapa? Aku punya hak untuk tahu!" jawab TianJin.

"Kalau... Kalau saya mengalahkanmu, kamu jangan lagi mengurus urusanku." ucap Seira.

Pemuda itu pun mengangkat tangan Seira dan mendorongnya di dinding. Gengamannya kuat sekali sehingga Seira tidak bisa melepaskan tangannya.

Tatapan pemuda itu tajam tapi lembut. Ia mempunyai bulu mata yang lentik dan juga mata yang sayu.

Pemuda itu pun berkata "Baik. Kalau saya kalah, jabatan ketua jurusan sihir api akan jatuh ke tanganmu. Tapi bagaimana jika saya menang?"

"Kamu... Kamu boleh meminta apapun." jawab Seira.

"Seorang gadis sebaiknya jangan sembarang berkata seperti itu. Kamu bahkan tidak tahu apa maksud di balik perkataanmu itu, kan? Jika aku salah mengartikannya bagaimana?" ucap TianJin tersenyum licik.

"Aku tidak akan kalah!" ucap Seira ketus.

"Kalau begitu malam ini, ayo kita bertarung!" ucap TianJin sambil melepas gengamannya.

"Baik." jawab Seira singkat.

"Sebenarnya saya juga ingin belajar sihir lain, contohnya sihir air dan es yang dapat menurunkan suhu di musim panas. Sudahlah kata-kata ini jangan sampai terdengar oleh marga Shui itu. Jika terdengar, aku akan diberi hukuman lagi olehnya." ucap TianJin yang sedikit kecewa itu.

"Tempat bertarung yang tidak bakal ditemukan oleh marga Shui itu. Ingat! Tempatnya di tepi kolam. Tempat saya memberikan kotak nasi itu kepadamu. Telusuri tempat itu, kemudian jalanlah terus ke arah selatan. Disebuah pohon yang terbelah kilat, ada sebuah batu hitam. Disana ada sebuah formasi transmisi. Cocok untuk tempat bertarung kita." lanjut TianJin.

Seira pun menghiraukan ucapannya dan melanjutkan langkahnya ke kelas.

***

Di kelas pembuatan gulungan sihir...

"Ilmu pembuatan gulungan ajaib dan tongkat sihir, Ilmu Kristal Esta dan Ilmu Pelajaran Farmasi termasuk sihir kuno. Itu tidak hanya lama untuk dipelajari tetapi pelajaran itu juga sangat mendalam. Oleh karena itu, orang yang memilih pelajaran ini ambangnya sangat tinggi. Yang memilih pelajaran ini, selain memiliki lencana penyihir mahir, juga harus melewati ujian saya." ucap Profesor Parman.

"Hmm.. Kelihatannya sudah tidak membutuhkan ujian lagi karena semua yang duduk disini sudah memenuhi syarat. Kalau begitu ayo masuk ke topik. Konten hari ini adalah menyegel sihir dan membuat selembar gulungan ajaib yang sederhana." lanjut Profesor Parman.

"Pelajaran Profesor Parman memang sulit dimengerti." ucap LingYue yang duduk bersebelahan dengan Seira.

"Tapi, kamu kelihatannya sudah mengerti." Kata Seira.

"Keluarga ku adalah yang terlebih dulu membuat gulungan ajaib. Kami diumur 11 tahun sudah harus belajar membuat gulungan ajaib." ucap LingYue lagi.

"Eh.., Hebat sekali. Ditambah lagi lahir dari keluarga yang terkenal. Tidak heran sih namanya juga orang terpopuler." sindir Seira.

"Kata-kata ini cukup dikatakan XuanPo saja. Seira, kamu jangan berkata seperti itu, nanti aku jadi malu." ucap LingYue.

"Baik, berikutnya masukan segel sihir ke dalam kertas kulit kambing itu." ucap Profesor Parman.

"LingYue, kalau kamu bisa membuat gulungan ajaib, kenapa kamu masih memilih pelajaran ini?" tanya Seira heran.

LingYue terdiam sesaat dan menatap wajah Seira. Wajah Seira yang merasa kebingungan itu sangat menyenangkan untuk dipandang. Lalu Ling Yue pun mengalihkan pembicaraannya dan berkata "Seira, kamu berencana menyegel sihir apa?"

"Oh, ini aku mau menyegel sihir pencahayaan." ucap Seira sambil mengeluarkan tongkat sihirnya.

Dirapalkannya mantra sihir jurusan api "pencahayaan". Jring.....!

LingYue hanya memandangi Seira sambil bergumam. "Hmm... Seira sangat berbakat tetapi... "

"Gawat sihirnya mengikis..!" Ucap Seira panik.

Bledar!!!! Kertas gulungan itu menjadi gosong. Seira pun menjadi terdiam sambil memandangi kertas gulungannya yang gosong itu.

"Kamu melakukannya dengan baik, hanya saja... pergelangan tanganmu sedikit kaku. Sini ku praktikan." ucap LingYue sambil mengeluarkan tongkat sihirnya.

Cincin LingYue bercahaya saat LingYue merapalkan mantranya : "God in the sky of clouds. The wind fairy dances for the gods. Here look away at a soul full of sadness. Alenosissa's blessing came, redeem my heart was under the red lotus."

Munculah seorang peri sylph yang sangat cantik dan angun. Peri itu hampir mirip seperti seorang elf yang mempunyai telinga panjang hanya saja elf tak bersayap sedangkan peri yang dipanggilnya itu bersayap.

Seira memandang dengan takjub dan berkata "Wah...! Itu.. Itu.. Berkah Alenosissa!"

LingYue pun menyegel berkah Alenosissa itu ke dalam kertas gulungan miliknya.

"Kamu adalah pewaris keluarga Feng. Apakah barusan tadi itu jurus rahasia keluarga Feng?" tanya Profesor Parman.

"Iya, Profesor." jawab LingYue.

"Tidak heran kamu pewaris Keluarga Feng. Kamu sama seperti ayahmu. Sangat berbakat." ucap Profesor.

Seira hanya bisa terbenggong dan bergumam dalam hati "Tidak kelihatan, pemuda ini ternyata lumayan hebat juga."

Pelajaran membuat gulungan ajaib pun usai...

"Huh.. Akirnya selesai. Berikutnya adalah pelajaran wajib jurusan sihir api, saya kesana dulu.." ucap Seira kepada LingYue.

"Seira, tunggu sebentar." ucap LingYue.

"Eh? Ada apa?" tanya Seira heran.

"Banyak orang yang menganggap kamu punya gulungan ajaib yang tidak akan pernah habis dipakai. Saya pikir, kamu seharusnya membawa beberapa. Ini untukmu." lanjut LingYue sambil memberikan kertas gulungannya kepada Seira.

"Terima kasih. Hutang budi ini pasti akan kubayar. Kalau begitu saya pergi dulu sampai jumpa." Ucap Seira.

LingYue hanya tersenyum memandang kearah Seira.

Disisi lain para gadis-gadis terkagum-kagum dengan kehebatannya.

"Wahh.. Tuan LingYue hebat." ucap salah satu gadis.

"Semuanya, sudah mau terlambat. Silakan cepat masuk kelas." ucap LingYue.

"Ya, Tuan LingYue. Hari ini semangat ya!" ucap gadis lain.

"Fyuhh.. LingYue sungguh populer." Gumam Seira sambil melangkah pergi meninggalkan kelas.

***

avataravatar
Next chapter