webnovel

1. Profesor Pilius

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara pintu diketuk dengan kencang membuat pria berjangkut panjang yang biasa dipanggil Profesor Pilius itu melangkah cepat untuk membuka pintu. Namun, alangkah terkejutnya saat ia melihat sekumpulan warga telah menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat.

"Ada apa ramai-ramai?" tanya Profesor Pilius dengan wajah penuh kebingungan, beberapa di antara mereka langsung ingin menyerang profesor Pilius. Namun, satu di antara mereka langsung menghalau kerumunan tersebut agar tidak menyerang Profesor Pilius.

"Kau lihat dan dengar sendiri bahwa warga tidak menyukai keberadaamu di sini karena kau adalah penyihir. Aku tidak tahu kabar tersebut benar atau tidak, yang pasti kau akan lebih baik keluar dari tempat ini dan cari wilayah lain yang memperbolehkan kau tinggal di sana," kata salah satu warga yang masih merasa kasihan dengan Profesor Pilius yang dikenal sangat baik dan ramah itu.

Profesor Pilius terdiam, walaupun ia bisa saja membuat warga menjauh dari rumahnya dengan kekuatan sihir yang ia miliki. Namun, pria paruh baya itu memilih untuk menuruti keinginan warga setempat untuk pindah dari rumah yang sangat ia cintai itu.

Profesor Pilius menghela napas pelan kemudian mengangguk, ia tahu betapa resah perasaan warga, mereka mungkin saja takut dengan keahlian dirinya yang tidak umum.

"Saya dapat mengerti perasaan kalian, maaf jika beberapa hari ini praktek sihir saya membuat kalian resah. Saya akan keluar hari ini, kalian tidak perlu takut dan membuat saya seperti penjahat. Kita sudah bertetangga lama, jangan membuat ini merenggangkan hubungan antara tetangga," kata Profesor Pilius membuat semua warga terdiam.

Dengan langkah yang tertatih-tatih, Profesor Pilius mengambil beberapa barang yang sering ia gunakan untuk pergi meninggalkan rumah gubuk yang sudah bertahun-tahun lamanya melindunginya dari segala cuaca. Hal tersebut cukup membuat Profesor Pilius merasa frustrasi dengan sikap tetangganya.

Namun, ketika Profesor Pilius sudah berjalan lumayan jauh ia berpikir untuk menyulap Inggris menjadi dunia sihir agar tidak ada yang takut dan resah melihatnya tinggal di rumahnya sendiri.

"Ini tidak adil, bagaimana bisa aku diusir dari rumahku sendiri padahal aku tidak pernah bersalah dengan mereka?" gumam Profesor Pilius yang merasa sangat kesal dengan semua masyarakat Inggris. Dengan kekuatannya, Profesor Pilius langsung menyulap Inggris dengan tongkatnya yang selalu ia bawa ke mana-mana.

Tidak ada yang berbeda dengan Inggris sebelumnya, Inggris dunia sihir hanya berbeda di aktivitasnya yang mengandalkan kekuatan sihir. Semuanya jadi lebih mudah dan membuat Profesor Pilius tersenyum bangga, sekarang Inggris menjadi kawasan penuh dengan kekuatan sihir dan tidak ada yang bisa membuatnya terpisah lagi dengan rumah gubuknya.

"Sekarang semuanya sudah menggunakan sihir, tapi sepertinya aku akan membuka sekolah sihir agar masyarakat tidak perlu lagi bekerja manual karena mereka pasti tidak dapat menggunakan kekuatan sihir mereka," kata Profesor Pilius dan ia berjalan kembali menuju rumahnya. Tidak ada seorang pun yang ingat bahwa Profesor Pilius baru saja diusir dari wilayah Inggris karena sekarang sudah dunia sihir bukan Inggris yang dulu. Tidak ada yang akan mengusirnya lagi setelah ini.

Profesor Pilius duduk di kursi kayu yang sudah usang, dia berpikir agar ada satu sekolah yang harus ia bangun dan memilih nama untuk sekolah sihir bukanlah yang mudah.

Namun, saat ia sedang duduk tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di dalam benak Profesor Pilius. Pria itu akan menamakan sekolah yang ia bangun dengan nama Hankey Pankey Academy alias akademi sulap yang akan mengajari tentang dunia sihir.

Akan tetapi, Profesor Pilius merasa bingung dan cemas jika tidak ada yang akan masuk ke academy tersebut.

Profesor Pilius mengusap wajahnya pelan sambil merancang gambar bangunan yang ia akan jadikan sekolah sihir.

Sihir mempermudah pekerjaan Profesor Pilius dalam merancang gambar kali ini. Ia cukup puas dengan hasil gambar rancangan tongkat sihirnya itu yang jauh lebih berbakat dari dirinya.

"Rancangan selesai, sekarang saya harus menyihirnya agar bisa ditempati oleh manusia." Setelah mengatakan itu, Profesor Pilius langsung mengarahkan tongkat sihirnya ke sebidang tanah kosong yang berada tepat di sebelah rumah.

Dengan beberapa mantra, Profesor Pilius mengarahkan tongkatnya ke sebidang tanah kosong dan memikirkan rancangan di dalam pikirannya agar sihir tersebut tahu apa yang diinginkan Profesor Pilius. Kekuatan Profesor Pilius adalah pikiran di mana ia harus mengandalkan pikirannya agar mantra yang dibacakan berfungsi dengan baik dan juga harus fokus.

Sulit untuk mengajarkan apa yang Profesor Pilius lakukan setiap hari pada murid-muridnya nanti. Namun, karena Inggris sudah diubah menjadi dunia sihir. Maka, kemungkinan besar sihir lebih mudah diajarkan oleh sekelompok orang yang ingin menggali potensi sihirnya.

Sebuah kabut asap putih menutupi penglihatannya sepersekian detik membuat Profesor Pilius hanya bisa melihat sejengkal dari area di depannya.

Namun, saat asap kabut sudah menghilang di hadapannya terlihat sebuah bangunan megah sama seperti yang ia bayangkan. Sihir tidak pernah membuat Profesor Pilius kecewa, dunia nyata yang sering kali membuat Profesor Pilius kecewa kini tidak ada lagi.

"I—Ini benar-benar sangat mirip dengan apa yang aku bayangkan, sungguh menakjubkan!" ucap Profesor Pilius dengan mata berbinar ia melihat bangunan tingkat yang akan menjadi sekolah Hankey Pankey. Profesor Pilius tidak pernah berpikir bahwa ia akan menjadi penilik sekolah seperti ini.

Dengan wajah yang masih penuh dengan ekspresi kekaguman, Profesor Pilius melangkah memasuki bangunan yang terlihat sangat luas tersebut. Profesor Pilius melihat bahwa bangunan tersebut sangat memuaskan, di lantai dasar ada ruangan kepala sekolah dan beberapa staf sekolah lainnya yang akan segera diisi sementara di lantai dua ada beberapa kelas yang akan diisi sesuai tingkah keahlian mereka dan yang terakhir ada perpustakaan di lantai tiga yang sangat luas dan buku-buku mengenai sihir sangat lengkap di tempat itu.

"Rasanya aku tidak sabar ingin segera memulai semester baru untuk mengajari mereka bagaimana cara menyihir dari dasar. Namun, aku membutuhkan beberapa guru dan staf lainnya untuk membatu operasional sekolah berasrama ini," kata Profesor Pilius yang terlihat sedih karena ia tidak mempunyai cukup uang untuk menggaji seseorang yang bisa menjadi guru di Hankey Pankey Academy sementara ia tidak cukup seorang diri menjalankan sekolah tersebut.

Dengan terpaksa, Profesor Pilius memasang plang iklan untuk merekrut beberapa guru relawan yang ingin mengajar di Hankey Pankey Academy. Profesor Pilius juga mempercepat pembukaan semester baru di Hankey Pankey academy agar dia mempunyai cukup waktu sebelum semester awal benar-benar mulai di negeri sihir tersebut.

Profesor Pilius tidak akan pernah menyangka bahwa pembukaan Hankey Pankey Academy akan menjadi awal kekacauan sekolahnya karena beberapa siswa yang tidak ia harapkan.

Next chapter